Anggrek Kantong Semar, Tanaman Unik Endemik Jawa Timur

Anggrek Kantong Semar, Tanaman Unik Endemik Jawa Timur
info gambar utama

Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang populer di Indonesia. Memiliki bunga yang indah membuat tanaman ini disukai banyak orang untuk menghiasi pekarangan rumah. Jenis anggrek pun sangat banyak, di Tanah Air, bunga ini bisa ditemukan dari Sumatra hingga Papua dengan keunikannya masing-masing.

Karena bentuknya yang cantik, anggrek seringkali menjadi simbol rasa cinta, keindahan, dan kemewahan. Salah satu jenis anggrek yang punya bentuk unik adalah Paphiopedilum glaucophyllum. Bunga ini sering disebut anggrek kantong semar, anggrek selop, atau anggrek kasut berbulu. Ini karena bentuk bunganya yang mirip bentuk kasut alias selop.

Mengutip Alamendah.org, dalam bahasa Inggris, bunga ini dikenal dengan nama The Shiney Green Leaf Paphiopedilum atau Tropical Ladys-Slipper.

Nama genus Paphiopedilum berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu Paphos atau kota suci bagi Aprodhite dan pedilon yaitu sepatu. Sedangkan glaucophyllum berasal dari bahasa latin glaucus yang mencerminkan bagian bibir berwarna ungu-hijau dan phyluss yang menggambarkan helai kelopak punggung berwarna hijau-biru keputih-putihan.

Anggrek kantong semar merupakan salah satu spesies anggrek yang termasuk tanaman endemik Timur. Tanaman ini banyak tumbuh di kawasan lereng Gunung Semeru dan menjadi salah satu koleksi di Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan. Bunga ini ditemukan di pegunungan jawa timur sekitar tahun 1897 dan mulai dideskripsikan serta dipublikasikan secara resmi tahun 1900 oleh seorang ilmuwan asal Belanda bernama Jacobus Smith.

Mengenal 4 Jenis Hiu Martil yang Ada di Perairan Indonesia

Karakteristik anggrek kantong semar

Keunikan anggrek kantong semar yang tidak ditemukan pada jenis anggrek pada umumnya adalah labellum atau bibir bunga yang berbentuk seperti nepenthes atau kantong semar dan memiliki warna ungu dengan ornamen totol-totol pada kelopak bunganya.

Susunan bunganya pun sangat khas, biasanya terdiri dari tiga sampai lima kuntum dalam satu tandan, tetapi hanya ada satu bunga yang mekar dan diameternya bisa sampai 8 cm. Rambut-rambut halus nampak memenuhi permukaan bunga dan terdapat perisai berwarna ungu di atas kantung untuk melindungi serbuk sari dari ovarium. Tak hanya itu, permukaan bunganya pun nampak mengilat dan akan semakin tampil cantik saat terkena tetesan air.

Bagian bunga anggrek kantong semar dibedakan atas empat helai kelopak yang terbagi dari dua kelopak utama, dua kelopak samping, ditambah dengan satu labellum. Rata-rata ukuran bunga ini sekitar 7,5 cm, daunnya mencapai 30 cm, dan ukuran batang anggrek bisa sampai 45 cm.

Seperti dilansir Tempo.co, jenis anggrek ini mirip dengan varietas Paphiopedilum Moquettianum, endemik Jawa Barat. Namun, anggrek kantong semar persebarannya ditemukan terbanyak di Gunung Semeru, tepatnya di tebing-tebing tinggi sekitar 450-770 mdpl. Kebanyakan anggrek tersebut memang tumbuh di dataran tinggi dengan area pertumbuhan di atas tanah dan karang di tepi bukit yang curam.

Karena keindahannya, anggrek kantong semar banyak diburu yang pada akhirnya mengakibatkan kelangkaan. Sementara itu, anggrek ini juga belum cocok dengan rekayasan genetika dalam mengembangbiakannya.

Paphiopedilum glaucophyllum | @Reezky Pradata Shutterstock
info gambar
Mengenal Lebih dalam Bunga Bangkai, Tanaman yang Berhasil Mekar di Eropa

Termasuk jenis anggrek dilindungi

Keberadaan anggrek kantong semar semakin mengkhawatirkan. Selain perburuan liar, praktik illegal logging juga berkontribusi dalam merusak habitat alami anggrek tersebut. Saat ini, status tanaman cantik itu sudah terancam punah.

Dalam Convention on International Trade in Endangered Species (CITES), jenis anggrek tersebut masuk dalam Appendix 1 yang artinya tidak boleh diperjualbelikan kecuali atas izin ketat dari pihak berwenang untuk kebutuhan penelitian.

Anggrek tersebut juga masuk dalam daftar 29 jenis anggrek yang dilindungi Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tanggal 27 Januari 2009. Di Kebun Raya Bogor, anggrek kantong semar termasuk prioritas konservasi.

Tri Agus Triono, Pegiat Konservasi Baturraden Adventure Forest, melakukan sejumlah upaya untuk membudidayakan anggrek kantong semar. Mulai dari membuat greenhouse, pengaturan cahaya, hingga penentuan media tanam.

Kata Tri, seperti dikutip Kompas.id, upaya stek tanaman ini cukup sulit dan lama. Dalam waktu empat bulan, satu tanaman yang distek baru tumbuh dua sampai tiga daun saja. Namun, segala usaha tetap dilakukan untuk tujuan konservasi dan akan dikembalikan ke habitat. Tri juga memperkenalkan anggrek ini ke masyarakat di Banyumas agar mereka lebih mengetahui bahwa tanaman ini tidak bisa dikomersialkan dan harus diselamatkan.

Perlu diketahui pula bahwa tanaman langka ini sulit hidup di perkotaan. Meski dari nilai ekonomis cukup tinggi, anggrek kantong semar akan mati jika tidak sesuai dengan lingkungan hidupnya karena ia memang tumbuh di dataran tinggi dan tingkat kelembapan tinggi pula.

Mengenang Menteng, Buah Asli Indonesia yang Kini Semakin Langka



Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dian Afrillia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dian Afrillia. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini