Tak Selamanya Selalu Baik, Atasi Sifat jadi 'Si Perfeksionis'

Tak Selamanya Selalu Baik, Atasi Sifat jadi 'Si Perfeksionis'
info gambar utama

Penulis: Brigitta Raras

Kawan mungkin kerap menginginkan atau menuntut setiap pekerjaan membuahkan hasil terbaik dan tak ada yang salah sedikit pun. Tak ada yang salah dari sikap ini, dengan begitu Kawan melatih diri Kawan untuk selalu bekembang dan berusaha optimal.

Namun, seperti yang kita tahu segala yang berlebihan itu tidak baik. Jika Kawan tak dapat mengelola sifat ini dengan baik, justru akan menjadikan efek bumerang bagi Kawan.

Sebenarnya apa itu perfeksionis dan mengapa dapat menjadikan efek bumerang? Dilansir dari laman Healthline, perfeksionis adalah orang-orang yang berpegang teguh pada standar yang sangat tinggi. Mereka selalu berpikir bahwa apa yang mereka lakukan tidak pernah cukup.

Hal ini tentunya dapat diterapkan di mana saja, baik dalam pekerjaan, kepribadian mereka, hingga setiap aktivitas yang mereka lakukan. Mereka akan bekerja dengan sangat keras atau workaholic serta mendambakan kesempurnaan dari setiap hal yang mereka lakukan. Mereka cenderung akan menghabiskan banyak waktu untuk menyempurnakan kembali hal-hal yang menjadi tanggung jawab mereka, walaupun sudah bukan waktunya untuk bekerja.

Belajar Hal Baru Lewat 4 Penyedia Kursus Online Gratis

Perfeksionis biasanya didorong dengan ketakutan atau kegagalan menyenangkan orang lain. Mereka juga memiliki perasaan takut ditolak dan dikritik oleh orang lain. Orang yang perfeksionis juga biasanya tak segan untuk menuntut dan mengkritik orang lain agar bekerja lebih baik lagi yang sesuai dengan keinginannya.

Orang perfeksionis akan sangat fokus pada setiap hal, bahkan hal-hal yang kecil dan detail. Beberapa orang percaya bahwa dengan memiliki sifat yang perfeksionis ini dapat menjadikan motivasi dan menuju kesuksesan.

Namun, sayangnya hal ini tak sepenuhnya benar ya Kawan. Bila terlalu berlebihan, perfeksionisme justru akan membuatmu tidak bahagia. Bahkan, dapat menyebabkan depresi, cemas, hingga obsessive compulsive disorder (OCD).

Ciri-ciri perfeksionis

Ilustrasi perfeksionis | Foto: 99Designs
info gambar

1. Tidak pernah puas setiap pekerjaan yang dilakukan

Seorang perfeksionis akan merasa tidak pernah cukup dengan apa yang mereka lakukan. Meskipun sudah menghasilkan yang baik dan berusaha optimal, mereka tetap saja tak puas dengan hasil yang didapat.

Mereka justru merasa harus bekerja keras lagi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Meskipun, telah diberi apresiasi tinggi pun mereka tetap memilih untuk memperbaiki hasil pekerjaan mereka.

2. Harus menjadi yang terbaik

Menjadi terbaik tidaklah salah dan justru baik, namun merasa harus menjadi nomor satu adalah seorang perfeksionis. Mereka merasa menjadi nomor dua tidaklah cukup membuktikan sebagai individu dengan kualitas yang baik.

3. Terlalu kritis dengan orang lain

Seorang perfeksionis senang untuk mengomentari dan menghakimi orang lain secara berlebihan. Hal ini dapat didasari keinginannya untuk menjadi yang terbaik Beberapa orang perfeksionis akan menjatuhkan citra orang lain demi mengangkat citra diri sendiri.

Memahami dan Mendukung Lebih Jauh Istilah Neurodiversity

4. Fokus pada hasil akhir

Orang-orang yang berprestasi biasanya lebih menghargai pada proses yang mereka jalani untuk meraih kesuksesan. Berbeda halnya dengan seorang perfeksionis, mereka cenderung hanya melihat tujuan akhir mereka.

Orang perfeksionis akan mementingkan kesuksesan sehingga mereka sangat berhati-hati untuk menghindari kegagalan yang menakutkan. Hanya berfokus pada hasil akhir, terkadang membuat mereka tak memiliki cara yang spesifik dalam melakukan sesuatu.

Padahal, faktanya dalam menuju kesuksesan diperlukan kesabaran dan menikmati proses yang ada. Proses-proses tersebutlah yang dapat menjadi pelajaran dalam menyambut tantangan baru di masa depan.

Cara mengatasi sifat perfeksionis

Ilustrasi perfeksionis | Foto: LinovHR
info gambar

Menjadi seorang perfeksionis mungkin bisa menjadi kelebihan dan membawa dampak baik. Namun, jika berlebihan dan tidak dapat mengontrol akan memberikan dampak buruk.

Perkembangan Musik Tradisi, Dewa Budjana: Musisi Etnik Indonesia Tidak Pernah Habis

Ketika sifat perfeksionis Kawan sudah mulai memberikan efek buruk dan Kawan sudah mulai lelah dengan sifat itu. Pastikan Kawan tahu cara mengatasinya dan segera untuk pelan-pelan menguranginya. Dalam mengatasi sifat perfeksionis, Kawan dapat melakukan hal-hal berikut:

  1. Ubah pola pikir Kawan bahwa kesuksesan tidak selalu hadir tanpa cela
  2. Hargai setiap hasil positif yang Kawan raih
  3. Cobalah untuk fokus pada proses yang Kawan lakukan, bukan pada hasil akhir
  4. Berpikirlah bahwa membuat kesalahan itu wajar dan Kawan dapat menerima pembelajaran dari kesalahan tersebut
  5. Buang perasaan takut gagal dan cobalah untuk berpikir, “Hal buruk apa yang mungkin terjadi?”

Itulah penjelasan mengenai definisi, karakteristik, dan cara mengatasi menjadi 'si perfeksionis'. Semoga artikel ini dapat membantu dan pastikan Kawan memiliki sifat perfeksionis yang wajar, ya. Jangan sampai justru membuat Kawan merasa lelah dan tidak bahagia.*

Referensi : Healthline | hellosehat

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Kawan GNFI Official lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Kawan GNFI Official.

Terima kasih telah membaca sampai di sini