Kaleidoskop 2021: Kuliner Nusantara Sebagai Budaya Bangsa dan Andilnya dalam Perekonomian

Kaleidoskop 2021: Kuliner Nusantara Sebagai Budaya Bangsa dan Andilnya dalam Perekonomian
info gambar utama

Makanan merupakan sesuatu yang selalu dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Selain merupakan kebutuhan utama manusia, menikmati hidangan lezat juga menjadi hiburan tersendiri.

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki beragam variasi makanan tradisional dengan ciri khas masing-masing daerah. Sebagai contoh, masakan Jawa identik dengan rasa manis, masakan Manado yang cenderung pedas, atau masakan Sumatra yang kaya rempah dan bersantan.

Tak hanya itu, makanan juga menjadi sesuatu yang penting sebagai budaya bangsa. Banyak makanan tradisional disajikan dengan resep turun-temurun dan memiliki keunikan yang tak bisa ditemukan di daerah lain. Penting bagi masyarakat untuk mengenal dan terus melestarikan kuliner sebagai salah satu kebudayaan Indonesia.

Sektor kuliner juga punya andil besar dalam pendapatan pariwisata dan ekonomi kreatif di Tanah Air. Berdasarkan data Focus Economy Outlook 2020, ekonomi kreatif menyumbang sekitar Rp1.100 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sepanjang tahun.

Dikatakan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, ada tiga tiga subsektor penyumbang PDB terbesar, antara lain kuliner, fashion, dan kriya. Kuliner menduduki peringkat pertama dengan menyumbang 41 persen, fashion 17 persen, dan kriya 14,9 persen.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia tumbuh 7,07% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal II-2021. Dilansir Katadata.co.id, penggerak pertumbuhan tersebut berasal dari konsumsi rumah tangga di angka 5,93%. Setelah itu, makanan dan minuman menjadi komponen tertinggi yaitu 3,89%. Angka ini lebih tinggi dari kuartal sebelumnya yang sebesar -2,31% dan kuartal II-2020 sebesar

Meski pandemi masih melanda Tanah Air, sepanjang tahun 2021 ini ada banyak kabar baik dari dunia kuliner. Berikut rangkuman GNFI dalam Kaleidoskop 2021:

Kaleidoskop 2021: Beragam Kabar Baik dari Industri Pariwisata di Tengah Kondisi Pandemi

Kopi lokal di kancah internasional

Kopi | @JIL Photo Shutterstock
info gambar

Tak hanya menjadi minuman yang dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakatnya, Indonesia juga menjadi pemasok kopi untuk negara lain seperti Malaysia, Italia, Jerman, dan Amerika Serikat.

Menurut data Kementerian Perdagangan RI, Indonesia berada di posisi ke-4 setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia sebagai produsen kopi terbesar di dunia. Per tahun, Indonesia berhasil memproduksi lebih dari 600 ton kopi. Dengan cita rasa yang khas dan sulit ditemukan di negara lain membuat kopi asal Indonesia punya banyak peminat di pasar internasional.

Tahun ini, Indonesia berpartisipasi dalam beberapa pameran kopi internasional dan banyak kabar baik berdatangan dari sana. Pada bulan April, Kementerian Perdagangan melalui Indonesian Trade Promotion Center Los Angeles (ITPC LA) bersama Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Los Angeles (KJRI LA) menggelar acara Hybrid Coffee Business Matching and Cupping Session di KJRI LA, Amerika Serikat.

Di acara tersebut mempertemukan para pemilik kafe dan pemanggang kopi di wilayah LA dengan pemasok kopi Indonesia. Pertemuan itu menghasilkan potensi transaksi sekitar 100 ribu dolar AS.

Kasan selaku Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan mengatakan bahwa business matching dan cupping session kopi diharapkan mendorong ekspor nonmigas untuk mempercepat pemulihan ekonomi.

Sesi business matching tersebut diikuti oleh tiga usaha kecil dan menengah pemasok kopi Indonesia yang hadir secara daring, yaitu Dua Harimau Sumatra, Kopi Kalyan, dan Ephraim Coffee. Kemudian hadir pula dua pemasok kopi Indonesia yang memiliki perwakilan di sekitar LA, yaitu Opal Coffee Inc dan Red Goni Coffee.

Dari keterangan Kementerian Perdagangan, potensi ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat sangat besar. Apalagi Indonesia memiliki reputasi sebagai salah satu penghasil specialty coffee terbaik di dunia. Pada tahun 2020, nilai ekspor kopi Indonesia ke AS mencapai 234,2 juta dolar AS. Tahun ini, Indonesia menempati peringkat ke-5 sebagai importir kopi terbesar ke AS dengan nilai 18,2 juta dolar AS.

Selain itu, pada pada 15-18 September 2021 dalam acara Coffex Istanbul 2021 yang merupakan pameran perdagangan internasional terbesar untuk industri kopi.

Ada empat pelaku usaha kopi dari Indonesia yang berangkat ke Coffex Istanbul 2021 yaitu Java Preanger Lestari Mandiri, Komunitas Eksportir Muda Indonesia (KEMI) Turki, Entur Coffee, dan Ephraim Coffee Indonesia. Mereka memperkenalkan kopi-kopi lokal macam Luwak Coffee, Java Preanger, Honey Coffee, Temanggung Robusta, Bogor Paseban Robusta, Java Ijen, Bali Belantih Kintamani, Sumatra Arabika Gayo, Lombok Arabica dan Robusta, Java Mekar Wangi, dan Java Orange.

Baru hari pertama acara berlangsung, telah diperoleh sejumlah komitmen terkait pembelian dalam pertemuan Business to Business (B to B) antara pebisnis kopi internasional dengan peserta asal Indonesia. Salah satunya adalah komitmen pengiriman 30 kontainer kopi atau sekitar 600 ton biji kopi robusta Nusa Tenggara Barat ke Mesir. Salah seorang pengusaha kopi asal Turki bahkan menyampaikan minat bekerja sama dengan peserta asal Indonesia untuk membuka kafe khusus kopi dari Indonesia.

Masih seputar kopi, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) telah menggelar acara Indonesia pada acara One Day with Indonesian Coffee, Fruits, Floriculture (ODICOFF) di sepuluh negara tujuan ekspor untuk memamerkan produk pertanian asli Indonesia.

Di Belanda, tercatat lebih dari 30 importir yang tertarik dengan komoditas pertanian Indonesia. Pada hari pertama saja, nilai kontrak terhitung mencapai Rp 208,08 miliar atau 18,68 juta dolar AS.

Sementara itu ODICOFF di Turki telah menghasilkan 20 kontrak perdagangan yakni 6 bentuk MoU dan 14 dalam bentuk Letter of Intent. Komoditas yang menjadi bagian dari kerja sama ini antara lain kopi, beras premium, rempah, pupuk organik, black garlic dan produk pertanian lainnya. Beberapa Mou sudah meraup volume dengan total 2.494 ton produk pertanian dan nilai sekitar Rp115 miliar.

Kaleidoskop 2021: Ragam Upaya Indonesia Gencarkan Pemulihan Ekonomi Nasional

Gastrodiplomasi sebagai upaya mengenalkan budaya kuliner

Ilustrasi | @daniaphoto Shutterstock
info gambar

Gastronomi merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan seni dan filosofi, serta kajian tentang pemilihan, preparasi, produksi, penyajian, serta penikmatan berbagai makanan dan minuman. Salah satu hal yang menarik adalah gastronomi memiliki peran penting dalam penyelesaian berbagai persoalan di tanah air dengan bangsa lain lewat keberadaan diplomasi kuliner, yang dikenal dengan sebutan gastrodiplomasi.

Diakui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), gastrodiplomasi merupakan salah satu cara yang dilakukan Indonesia dengan negara-negara lain dalam menjalin hubungan dan kerja sama dalam jangka panjang.

Selain meningkatkan brand awareness, gastronomi juga menjadi salah satu upaya untuk mengenalkan makanan Indonesia ke negara lain. Untuk gastrodiplomasi sama halnya dengan diplomasi sektor lain yang sudah dilakukan Indonesia, di antaranya seperti diplomasi ekonomi, diplomasi budaya, diplomasi pertahanan, dan lain sebagainya.

Salah satu contoh gastrodiplomasi adalah ketika Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyajikan cendol pada Menteri Luar Negeri Inggris, Elizabeth Truss, saat berkunjung ke Kota Bogor, Jawa Barat. ‘Diplomasi cendol’ ini membuat Menlu Inggris bahkan menawarkan minuman tersebut untuk dijajakan pada restoran yang berada di London. Pria yang akrab disapa Kang Emil tersebut pernah menjadikan kuliner sebagai objek diplomasi, misalnya kopi dan batik.

Upaya gastrodiplomasi lain dilakukan Bratislava, Slowakia, dengan mengandalkan tempe. Dalam acara “Indonesian Cuisine Cooking Class 2021: Taste of Indonesia”, Chef Yusuf dari Indonesia berkesempatan melakukan demo memasak dan menjamu peserta dengan masakan Nusantara.

Dalam acara tersebut, diberikan pemahaman tentang pengolahan tempe, bumbu untuk mengolah bahan pangan asal Indonesia, serta pameran dagang produk gastronomi Nusantara seperti bumbu dapur untuk nasi goreng, balado, soto, dan bumbu kuning.

Indonesia juga pernah melakukan gastrodiplomasi dengan Korea Selatan dan diwujudkan dengan pelaksanaan kegiatan “Food Unites People and Nations: Gastrodiplomacy RI-Korea Selatan”.

Acara virtual tersebut mempertemukan budaya dan citarasa terbaik antara dua negara tersebut. Dari pihak Indonesia dan Korea Selatan sama-sama melibatkan juru masak kenamaan dari masing-masing negara. Dari Indonesia, dihadirkan koki ternama William Wongso. Ia mengangkat sajian nusantara yang belum sepopuler rendang dan soto ayam, yaitu mie klethek yang dipadukan dengan bumbu khas Korea, yitu gochujang dan gochugaru.

Adapun program pemerintah yang merupakan upaya meningkatkan pemasaran produk bumbu atau pangan olahan dan rempah Indonesia dan menjadi bagian dari gastrodiplomasi adalah Indonesia Spice Up The World.

Sandiaga Uno mengatakan bahwa program Indonesia Spice Up The World diharapkan dapat meningkatkan peluang industri kuliner dunia. Target dari program ini adalah tahun 2024 dapat menghadirkan 4.000 restoran Indonesia di luar negeri, serta meningkatkan nilai ekspor bumbu dan rempah.

Program Indonesia Spice Up The World telah berjalan dengan pilot project yaitu rendang. Selain itu, ada bumbu lain yang dipromosikan yaitu bumbu nasi goreng, sate, soto, gado-gado, dan aneka bumbu dan rempah pendukung seperti kecap manis, kacang tanah, lada, pala, cengkeh, jahe, kayu manis, dan vanila.

Kaleidoskop 2021: Cerita Tentang Manusia dan Alam Sepanjang 2021

Kuliner Indonesia dalam Warisan Budaya Tak Benda 2021

Kuliner Indonesia | @Reezky Pradata Shutterstock
info gambar

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menggelar sidang penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia 2021 pada 26-30 Oktober 2021. Hasilnya terdapat 298 item yang ditetapkan dan terbagi dalam beberapa kategori yaitu seni pertunjukan, adat istiadat masyarakat, tradisi lisan dan ekspresi, serta keterampilan dan kemahiran kerajinan tradisional yang di dalamnya mencakup kerajinan, teknologi, arsiteksur, senjata, hingga kuliner tradisional.

Tahun ini ada beberapa nama makanan tradisional Nusantara yang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia 2021. Berikut daftarnya:

  • DI Yogyakarta: thiwul Gunung Kidul, lemper Yogyakarta, gudeg manggar.
  • Bali: blayag Karangasem.
  • Sumatra Barat: dadiah nagari aia dingin, teh talua, kawa daun pariangan.
  • Bangka Belitung: penganan pelite, kue bludar, kue bolu kuci, mi rebus Belitong, penyurong, gangan darat.
  • Jawa Tengah: timlo Solo, serabi notosuman, sate kere, warung hik Solo, mendonan Banyumas, nopia Purbalingga, sega grombyang, sate buntel, roti kecik.
  • Sumatra Selatan: sagarurung dan burgo.
  • Sulawesi Utara: nasi jaha dan saguer.
  • Maluku Utara: lalampa.
  • Kepulauan Riau: kue bangkit, kue gelam, kue batang buruk, aneka lempeng sagu lingga, nasi dagang lingga, keripik sagu, kue apam, bubur asyura, gubal.
  • Kalimantan Barat: pengkang, jerok, tubuk masam, dan tubuk jemui.
  • Jawa Timur: rujak cingur, cake Sumenep, kaldu kokot Sumenep.
  • DKI Jakarta: sayur sambal godog Betawi dan asinan Betawi.

Kaleidoskop 2021: Perkembangan Sains dan Teknologi yang Bangkitkan Kondisi Nasional

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dian Afrillia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dian Afrillia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini