Kisah Pilu Siti Ariah, Sosok di Balik Legenda Hantu Si Manis Jembatan Ancol

Kisah Pilu Siti Ariah, Sosok di Balik Legenda Hantu Si Manis Jembatan Ancol
info gambar utama

Cerita tentang tempat-tempat angker di Jakarta, sepertinya tidak pernah habis. Batavia pada masa lalu diyakini memiliki banyak tempat yang dihuni setan atau makhluk gaib lainnya.

Salah satu tempat yang mendapat gunjingan dari masyarakat adalah jembatan di kawasan Ancol, Jakarta Utara. Konon, sering orang melihat sosok hantu berwujud perempuan cantik mejeng di jembatan ini.

Rambutnya yang panjang terurai dengan indahnya. Hantu ini kerap mendekati dan menyapa orang-orang, terutama laki-laki yang sering lewat di kawasan itu. Dia meminta bantuan sesuatu, setelah itu menghilang entah ke mana.

Ditulis Zaenuddin HM dalam buku Kisah-Kisah Edan Seputar Djakarta Tempo Doeloe, jembatan Ancol ini sudah dibangun sejak zaman Belanda. Keadaannya memang sangat sepi dan pada malam hari sangat gelap karena tidak ada lampu penerangan.

"Lagi pula, tempat ini cukup jauh dengan pemukiman penduduk, sehingga pada malam hari terasa sunyi dan menyeramkan," bebernya.

Banyak kisah masyarakat yang mengaku bertemu dengan hantu perempuan ini. Misalnya pada 1950, ada seorang pendayung perahu mengaku pernah bertemu dengan seorang perempuan berwajah cantik dan manis.

Melihat Gambaran Masyarakat Betawi dalam Kisah Si Doel

Pada masa itu, daerah Ancol memang masih berupa empang-empang. Perempuan ini lalu naik ke perahu malam-malam dan membayar pendayung itu dengan daun, tentu saja pria itu langsung ketakutan, kemudian lari dan tidak kembali lagi ke tempat ini.

Sekitar tahun 1995, ada lagi kisah seorang pelukis Ancol yang didatangi oleh seorang perempuan yang minta dilukiskan. Ketika itu hari mulai gelap dan gerimis mulai turun. Sesuai permintaan, pelukis itu lalu menyapukan kuasnya pada permukaan kanvas.

Namun saat pelukis baru menggambar setengah bagian tubuhnya, perempuan itu menghilang. Sang pelukis berusaha mencari dan memanggil-manggil tetapi tidak bertemu.

Banyak lagi kejadian masyarakat yang mengaku bertemu dengan sosok hantu perempuan ini. Karena saking populernya, hantu ini terkenal dengan nama Si Manis Jembatan Ancol.

Cerita Si Manis, seperti menutupi kisah kelam di balik peristiwa yang terjadi di sekitar jembatan Ancol. Kisah terengggutnya nyawa perempuan yang kini berwujud hantu untuk membalas dendam.

Kisah pilu Si Manis Jembatan Ancol

Bedasarkan tradisi lisan yang berkembang di masyarakat sekitar, Si Manis tersebut bernama Mariam. Ada versi lain yang menyebut nama aslinya ada Siti Ariah yaitu seorang kembang desa yang meninggal karena ingin diperkosa lalu jasadnya dibuang di sekitar jembatan Ancol.

Kawasan Ancol selain angker, sebelum dibangunnya proyek wisata, juga dikenal sebagai sarang monyet yang hidup di semak. Sering kali monyet ini muncul di jalan raya.

Selain itu, pada zaman dahulu Ancol pernah terkenal sebagai tempat indehoy para pria hidung belang dan wanita tuna susila (wts). Bahkan saking terkenalnya, ulama kondang almarhum KH Abdullah Syafe’ie pernah menyindir monyet-monyet Ancol bukan lagi binatang tetapi manusia.

"Tanpa mengenal malu dan takut akan dosa, mereka melakukan maksiat di pasir tepi pantai, hanya dihalangi sebuah pantai, konon, sekarang lebih berani lagi," ucap wartawan senior, Alwi Shahab dalam tulisan berjudul Legenda Si Manis Jembatan Ancol yang dimuat di Republika.

Ancol sebagai tempat maksiat sudah terkenal jauh sebelumnya. Di sini ada sebuah kisah tentang playboy kaya raya Oey Tambah Sia bersama sejumlah warga tajir lainnya yang sering bersenang-senang di Ancol.

Takut Air, Cerita Serdadu Belanda Jarang Mandi di Batavia

Mereka memiliki semacam rumah pelacuran yang dikenal dengan nama soehian atau tempat berpesiar dengan para harem. Bahkan di salah satu vilanya itu, konon si mata keranjang Oei membunuh seorang gadis.

Menurut Budayawan Betawi Ridwan Saidi, pada awal abad ke-19, sekitar tahun 1817 ada seorang gadis yatim bernama Siti Ariah yang hidup bersama ibunya, Mak Emper. Keduanya hidup di suatu paviliun milik seorang juragan kaya.

Pada umur 16 tahun, sang juragan pemilik rumah mulai jatuh cinta dengan Ariah. Tetapi Ariah menolak dijadikan selir lalu melarikan diri. Nahas setelah melarikan diri ini, dirinya malah bertemu dengan Oei.

Melihat paras cantik Ariah, Oei lantas tergoda dan ingin menjadikannya sebagai "koleksinya". Perempuan ini lalu kembali melarikan diri, tetapi kemudian ditangkap oleh dua preman utusan Oei.

Ariah kemudian menemui ajal di Bendungan Dempet dekat Danau Sunter, jenazahnya lalu dibuang sekitar 400 meter dari Jembatan Ancol. Tetapi berbeda dengan cerita versi lain, di sini Ariah meninggal tanpa diperkosa.

Konon, Ariah menjadi arwah gentayangan kerena ingin memberitahukan keberadaannya kepada ibunya. Sementara Oei akhirnya meninggal dengan cara digantung oleh Belanda di Taman Fatahillah Jakarta.

Si Manis gentayangan dalam budaya populer

Cerita gentayangnya Si Manis, tercatat dalam sebuah surat kabar Keng Po tahun 1950 yang memang selalu menceritakan sejumlah kecelakaan lalu lintas yang sering membawa korban manusia di Jembatan Ancol.

Pada waktu itu, ada sejumlah penumpang atau sopir yang tertolong jiwanya menceritakan, kecelakaan yang dialaminya berkaitan dengan penampakan seorang dara ayu dekat jembatan Ancol.

Dara ayu ini biasanya berdiri di tepi jembatan dan terkadang melintas jembatan. Karena terganggu dengan kecantikan paras perempuan itu, kemudian menyebabkan mobilnya menubruk pohon atau terjungkel.

Karena cerita tentang hantu penunggu jembatan Ancol ini, sampai tahun 1960-an, pada malam hari selepas Isya hampir tidak ada sopir yang berani lewat. Para pengemudi kalau melewati jembatan ini harus memberi kode seperti membunyikan klakson atau menyalakan lampu sein.

"Mobil yang lewat di atas pukul 10 malam bisa dihitung dengan jari," kata H Irwan Syafi'ie, tokoh Betawi yang dikutip dari Republika.

Kisah tentang Si Manis Jembatan Ancol telah berkali-kali di sinetronkan, bahkan pernah di filmkan. Seperti oleh perusahaan film Sarinande dengan produsen dan sutradara Turino Djunaedi dan pemeran utama Lenny Marlina, Farouk Afero dan Kris Biantoro pada tahun 1973.

Sementara itu, versi Si Manis Jembatan Ancol tahun 1994 yang berjudul Mariam Si Manis Jembatan Ancol, diperankan oleh Diah Permatasari dan sahabat sesama makhluk halusnya, Karina (Ozy Syahputra).

Kisah Menziarahi Meriam Si Jagur untuk Mendapatkan Keturunan

Sementara kisah Si Manis Jembatan Ancol (2019) garapan Anggi Umbara menceritakan sosok Maryam (Indah Permatasari), yang dibunuh dan dibuang ke Jembatan Ancol oleh seorang rentenir.

Merujuk Kompas, seorang warga Kebon Jeruk bernama H Mohammad Husni pernah melukis sosok Ariah pada tahun 2003. Dirinya menyebut Ariah sebagai sosok perempuan sederhana, kisahnya didapatkannya dari sebuah wangsit.

"Ariah itu seorang gadis biasa. Kalau disebut cantik, itu relatif. Kulitnya sawo matang, tingginya sekitar 160 cm. Rambutnya panjang, bajunya kebaya hitam berbintik-bintik biru. Matanya sedikit juling."

Melalui lukisan Husni, Ariah ingin mengabarkan bahwa dia adalah sosok perempuan biasa yang teraniaya, bukan sosok setan yang perlu ditakuti. Dibandingkan lukisan pelukis lain, Ridwan Saidi menilai lukisan Husni paling mendekati citra tentang Ariah alias Si Manis Jembatan Ancol.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini