Berwisata Sambil Mempelajari Kesenian Tradisional di Desa Gegesik Kulon Cirebon

Berwisata Sambil Mempelajari Kesenian Tradisional di Desa Gegesik Kulon Cirebon
info gambar utama

Cirebon merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang berada di jalur pantura, yang menghubungkan Jakarta, Cirebon, Semarang, dan Surabaya. Daerah ini juga dikenal dengan sebutan Kota Udang karena memang masyarakatnya sebagian besar berprofesi sebagai nelayan dan sering menangkap ikan serta rebon atau udang kecil di pantai, tak lupa dengan pengolahan terasi, garam, dan petis.

Pesona Kota Cirebon tak hanya sampai di situ. Sebab, kota ini juga memiliki tempat wisata yang mengagumkan, mulai dari wisata alam, sejarah, kuliner, hingga belanja batik di Kampung Batik Trusmi. Menambah daftar tujuan wisata, di Cirebon juga ada desa wisata yang menarik untuk dikunjungi, yaitu Desa Gegesik Kulon.

Nama Desa Gegesik Kulon berhasil meraih Juara 2 Desa Wisata Terbaik dalam kategori Konten Kreatif pada ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 yang diadakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Desa Gegesik Kulon berada di lahan seluas 402 hektare dan memiliki beragam potensi untuk menjadi destinasi wisata unggulan. Desa ini juga dikenal menjaga kelestarian seni dan budayanya sampai-sampai disebut juga dengan julukan Kampung Seniman karena banyak warganya yang berprofesi sebagai seniman.

Berikut pesona Desa Gegesik Kulon yang menjadi daya tarik wisatawan:

Detusoko, Desa Wisata di Ende yang Tawarkan Pesona Alam dan Budaya

Mempelajari kesenian tradisional

Salah satu agenda khusus dalam melestarikan kesenian dan kebudayaan di Desa Gegesik Kulon adalah mengadakan tradisi Mapag Sri setiap tahun. Tradisi ini dilakukan dalam menyambut panen raya, sedekah bumi sebagai lambang rasa syukur pada alam, dan barikan untuk menolak bala. Pada puncak perayaan, biasanya ditampilkan kesenian wayang kulit.

Desa Gegesik Kulon mengajak pengunjung untuk melestarikan kesenian dan kebudayaan tradisional dengan cara mengikuti berbagai pelatihan. Di sana, pengunjung bisa belajar seni ukir kayu, seni tari topeng, seni rampak kendang, hingga belajar lukisan kaca dan tatah sungging wayang kulit di sanggar-sanggar seni yang ada di desa.

Menukil Republika.co.id, di desa ini, wisatawan yang tertarik pada seni tari bisa mempelajari tari Topeng Lima Wanda, termasuk topeng panji, samba, rumiang, temenggung, dan kelana. Dari seni musik, bisa belajar gamelan prawa dan pelog serta rampak kendang. Tari topeng lima wanda dan rampak kendang biasanya ditampilkan dalam penyambutan tamu yang berkunjung ke desa.

Kemudian, ada pula seni teater seperti sandiwara, dalang wayang, ronggeng bugis, wayang sabet, dan berokan atau barongsai dengan kearifan lokal. Tak hanya itu, ada juga seni sastra di mana pengunjung bisa mempelajari wangsalan atau pantun Jawa dan macapat.

Tak hanya pelatihan singkat, di sanggar seni Sapta Arja bahkan menawarkan paket pelatihan tari topeng selama sebulan. Peserta pelatihan akan diajarkan langsung oleh seniman tari topeng yaitu Ibu Rokani yang memiliki misi melestarikan tari topeng Cirebon gaya Gegesik. Kemudian, ada sanggar Griya Super yang memiliki paket berlatih kendang selama empat bulan.

Bila tertarik pada pembuatan wayang kulit, di Desa Gegesik Kulon ada sosok Ki Sawiyah yang akan memberikan pelatihan dan edukasi untuk pengunjung dalam membuat wayang kulit. Ki Sawiyah telah memiliki banyak murid dari berbagai daerah karena peminat seni tatah sungging wayang kulit terus meningkat.

Bersama Ki Sawiyah, pengunjung akan belajar teknik dasar membuat wayang kulit, dari mulai mengolah bahan dasarnya berupa kulit kerbau kemudian menatah dan menyungging. Tatah sungging sendiri merupakan perpaduan dari kata tatah yang artinya memahat dan sungging berarti mewarnai.

Desa Gegesik Kulon juga dikenal dengan produk seni ukir dari kayu jati yang memiliki kualitas sangat baik dan tidak dimakan rayap. Selain membeli produk ekonomi kreatif buatan warga setempat, pengunjung juga bisa mendapatkan edukasi serta pelatihan membuat ukiran berbahan kayu.

Desa Wisata Liya Togo, Peninggalan Kerajaan Buton di Wakatobi

Menjelajahi desa dan mencicipi kuliner khas

Berlibur ke Desa Gegesik Kulon, jangan lupa untuk mencoba makanan khasnya. Salah satunya adalah manuk brekek atau bebek goreng. Manuk brekek sendiri dianggap hama sawah oleh para petani yang kemudian selalu ditangkap dan diolah menjadi masakan khas Desa Gegesik Kulon.

Ada pula camilan yang bisa dijadikan oleh-oleh dari desa ini yaitu opak dan geplak. Opak adalah kerupuk yang dimasak dengan pasir dan diolesi bumbu khusus sehingga rasanya lebih khas. Sedangkan geplak merupakan kudapan yang terbuat dari tepung dan sari kelapa berbumbu rempah. Selain itu, ada juga kerupuk melarat, dodol, dan asap cair minuman peningkat imun dari batok kelapa.

Jika ingin berkeliling desa, pengunjung juga bisa menunggang kuda hingga ke Alun-Alun Gegesik. Di sana, wisatawan akan dimanjakan dengan pemandangan alam berupa sawah kepiting dan bisa menikmati matahari terbenam. Bagi yang ingin menginap, di desa ini juga sudah ada homestay dengan bentuk rumah khas Jawa zaman dahulu yang terbuat dari kayu jati. Biaya menginapnya pun cukup terjangkau, berkisar antara Rp150-200 ribu per malam.

Desa Bubohu, Wisata Religi Berbasis Alam di Kabupaten Gorontalo

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dian Afrillia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dian Afrillia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini