Telah Lama Dinanti, Proyek Bandara Bali Utara Membawa Kabar Baru

Telah Lama Dinanti, Proyek Bandara Bali Utara Membawa Kabar Baru
info gambar utama

Jika pada kuartal 3 tahun 2021 lalu pemerintah mengumumkan rencana pembangunan infrastruktur berupa bandara di enam wilayah luar Pulau Jawa, proyek pembangunan lain yang tak kalah menyita perhatian adalah pembangunan fasilitas serupa yang menyasar lokasi di Pulau Dewata.

Seperti yang diketahui, selama ini pulau yang telah menjadi destinasi utama dari kegiatan pariwisata di Indonesia tersebut memang hanya memiliki satu bandara, yakni Bandar Udara Internasional Gusti Ngurah Rai.

Namun seiring dengan perkembangan pariwisata yang terjadi, bandara tersebut kerap kali dilaporkan mengalami kepadatan, sedangkan perluasan kapasitas maupun fasilitas menjadi hal yang sulit untuk dilakukan karena keterbatasan area dan lahan.

Belum lagi, adanya kesenjangan dari dampak ekonomi yang hanya terpusat di wilayah selatan membuat rencana pembangunan bandara di kawasan Bali Utara tidak memiliki alasan untuk tidak direalisasikan.

Indonesia Akan Punya 6 Bandara Baru di Tahun 2022

Perkembangan dari rencana lama

Bali
info gambar

Bukan hal baru, proyek mengenai penggarapan Bandara Bali Utara ini sebenarnya sudah terdengar sejak lebih dari lima tahun lalu, dengan berbagai versi perubahan rencana, salah satunya mengenai wujud yang awalnya ingin dibuat dengan konsep bandara terapung pada kisaran tahun 2016-2017 lalu.

Mengenal lebih dekat mengenai pihak yang memprakarsai pembangunannya, fasilitas yang kerap disebut dengan nama BIBU (Bandara Internasional Bali Utara) ini diajukan oleh PT BIBU Panji Sakti sebagai anak usaha dari Titik Group, konglomerasi bisnis milik Iwan Erwanto, yang memang dikenal memiliki sejumlah bisnis di bidang penerbangan, konstruksi, dan investasi global.

Namun belakangan terungkap fakta, bahwa penggarapan proyek besar ini ternyata akan melibatkan komitmen dan kerja sama antara PT BIBU Panji Sakti dengan perusahaan konstruksi milik pemerintah China, yakni China Construction First Group Corp. Ltd (CCFG), yang disebut akan menjadi kontraktor utama dalam proyek tersebut.

Menargetkan kawasan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, sebagai lokasi pembangunan, sejak beberapa tahun ke belakang proyek pembangunan bandara ini kerap mengalami kemunduran dan ketidakpastian progres karena beberapa faktor, salah satunya pembukaan lahan yang sedikit atau banyak akan berdampak kepada masyarakat sekitar.

Terlepas dari kondisi tersebut, belum lama ini proyek itu memasuki babak baru setelah pihak pemrakarsa menyampaikan dokumen studi kelayakan dan persentase rencana bisnis kepada Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Optimisme Realisasi Investasi Indonesia di Tengah Pandemi

Janjikan pergerakan ekonomi

Skema desain Bandara Bali Utara
info gambar

Mengutip penjelasan yang dimuat melalui laman resminya, pihak pemrakarsa mengklaim bahwa mereka memiliki target untuk menjadikan BIBU sebagai bandara hub di Asia Tenggara yang menghubungkan Benua Asia, Eropa, Oseania, dan kawasan Pasifik.

Dengan proyeksi berupa kemampuan menyambut sebanyak 20 juta penumpang per tahun (126.490 penerbangan), BIBU diklaim akan mampu didarati oleh pesawat pesawat berbadan lebar layaknya Boeing 777–300 maupun Airbus 380.

Dengan keunggulan tersebut, BIBU juga diproyeksi akan membangkitkan pergerakan ekonomi dengan menjadi kawasan terintregasi sebagai aerotropolis--sebuah kota atau daerah perkotaan yang berpusat di sekitar bandara.

Memang jika melihat pada tampilan desain yang dipublikasi, Bandara Bali Utara nantinya akan dikelilingi dengan sejumlah fasilitas publik lain seperti pusat perbelanjaan, fasilitas hotel berbintang, area pelayanan pemerintah terpadu, serta dekat dengan kanal pantai untuk mengakomodir nelayan karena letaknya yang memang berada di wilayah pesisir.

Dengan sederet target tersebut, bandara yang kabarnya memiliki nilai investasi mencapai Rp50 triliun ini diproyeksi mampu menyerap sebanyak 200 ribu tenaga kerja. Karenanya, tak heran jika pihak BKPM menyambut baik rencana pembangunan proyek ini.

Hal tersebut disampaikan oleh M Pradana Indraputra, selaku Staf Khusus Menteri Investasi/Kepala BKPM Bidang Peningkatan Pengusaha Nasional.

"Kami siap membantu percepatan realisasi pembangunan bandar udara, karena ada investasi yang cukup besar di proyek itu yang melibatkan pengusaha lokal dan akan mendorong pertumbuhan UMKM," ujar Pradana, mengutip Antara.

Gelontorkan Dana Fantastis, Ini Negara dengan Investasi Terbesar di Indonesia

Kata Gubernur Bali soal kepastian penggarapan

Dengan target besar dan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang dijanjikan, publik terutama masyarakat sekitar Bali tentu dibuat bertanya-tanya mengenai kapan lebih tepatnya penggarapan proyek ini akan dimulai sehingga bandara bisa mulai beroperasi secara resmi.

Beberapa pemberitaan memuat bahwa target pengoperasian dari Bandara Bali Utara akan rampung di tahun 2024. Namun, keterangan bertolak belakang justru disampaikan oleh Gubernur Bali, Wayan Koster.

Dengan tegas, Koster menyampaikan bahwa pembangunan bandara tanpa adanya sarana dan prasarana terutama dari segi akses jalan ke bandara adalah suatu hal yang mustahil. Dirinya bahkan meminta agar masyarakat tidak asal mempercayai kabar yang tidak jelas sumbernya mengenai proyek tersebut.

"Bagaimana bangun bandara sementara aksesnya belum ada, Jangan terpengaruh berita bohong, tol Gilimanuk selesai baru akan ada bandara di Sumberklampok Gerokgak,” tegas Koster, dalam Jpnn.com.

7 Jalan Tol Terpanjang di Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

SA
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini