Museum Pasifika Bali Direkomendasikan Menparekraf Sebagai Tempat Side Event G20

Museum Pasifika Bali Direkomendasikan Menparekraf Sebagai Tempat Side Event G20
info gambar utama

Untuk mengapresiasi karya para seniman yang bernilai tinggi sekaligus mendorong kembangkitan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, merekomendasikan Museum Pasifika Bali sebagai salah satu tempatside event G20.

“Pak Philippe (pendiri Museum Pasifika) sudah mengajak kita untuk berkeliling. Dan saya terpikir untuk menjadikan Museum Pasifika ini sebagai tempat side event untuk kegiatan kita seperti G20. Kita bisa memulai dengan lunch atau cocktail atau mungkin dinner di sini, membawa tamu-tamu, sehingga bisa mengapresiasi karya seni untuk kebangkitan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Ini yang kita harapkan,” ujar Menparekraf.

Museum Pasifika berada di kawasan ITDC Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, kabupaten Badung, Bali. Jika dibandingkan dengan museum lain seperti Museum Gedong Kirtya, Museum Bali, Museum Le Mayeur, Museum Puri Lukisan, atau Museum Neka, nama Museum Pasifika memang terbilang masih baru. Meski baru dibuka tahun 2006 lalu, museum tersebut telah memiliki banyak koleksi karya seni dari seluruh Asia Pasifik.

Museum Rudana, Tempat Menikmati Karya Seni dengan Pemandangan Alam di Ubud

Museum Pasifika

Museum Pasifika dibangun di atas tanah seluas 12.500 meter persegi di kawasan elite Nusa Dua. Pembangunan museum ini dirancang oleh arsitek ternama di Bali yaitu Popo Danes. Bangunan museum memiliki 11 ruang pameran, paviliun pintu masuk yang besar, perpustakaan, dan area kafe yang menghadap ke taman.

Museum Pasifika termasuk pelopor yang menampilkan koleksi karya seni dari kawasan Pasifik dan Asia Tenggara, juga menampilkan karya dari seniman Indonesia. Selain menikmati berbagai koleksi karya seni di museum, sebenarnya bangunan Museum Pasifika juga bisa digunakan untuk berbagai acara, pesta, hingga kegiatan budaya. Di sana terdapat taman besar dengan panggung terbuka dan ada kafe yang menyediakan makanan dan minuman lezat.

Pembukaan museum ini memiliki misi untuk melestarikan tradisi masyarakat yang beragam dan menempatkannya dengan karya-karya penting dari abad ke-20. Pada awalnya, museum ini bernama Pusat Seni Asia Pasifik pada tahun 2004 dan dua tahun kemudian dibuka sebagai Museum Pasifika.

Sejauh ini, Museum Pasifika telah mendapatkan beberapa penghargaan, termasuk enam Penghargaan Travellers Choice TripAdvisor berturut-turut, Apresiasi Parawisata 2011, penghargaan ABAC & APEC 2013, WCF Awards 2013, Lempad Prize 2016, juga penghargaan dari Kementerian Pariwisata RI 2014, dan Sustainable Museum Award pada tahun 2018 – 2019.

Berkenalan dengan Museum Tertua di Indonesia yang Berdiri Sejak Tahun 1890

Koleksi Museum Pasifika

Museum Pasifika memiliki 600 karya seni lukis dan pahatan dari 200 seniman di 25 negara Asia Pasifik. Museum ini juga telah menjadi pusat budaya yang mengutaman aspek pendidikan, sosial, dan daya tarik wisatawan internasional.

Ketika mengunjungi museum ini, Anda dapat berkesempatan melihat berbagai koleksi masterpiece dari berbagai seniman tersohor. Misalnya dari Indonesia ada karya seni dari Raden Saleh, I Gusti Nyoman Lempad, Affandi, Hendra Gunawan, dan I Gusti Ketut Kobot.

“Seperti yang kita lihat ini luar biasa, di belakang kita ada foto yang menjadi lukisan sangat epic dari Raden Saleh dan Pangeran Diponegoro. Seperti yang kita ketahui Raden Saleh memiliki koleksi termahal, lukisan yang di jual dapat mencapai harga 11 juta Euro dan ini sudah semestinya kita apresiasi,” ujar Sandiaga dalam kunjungan ke Museum Pasifika.

Ada pula karya para seniman Eropa yang berkarya di Indonesia, baik itu dari itu Italia, Jerman, Austria, Swiss, Belgia, Prancis, Australia, Meksiko dan Belanda, yang semua koleksinya terinspirasi dari Asia, khususnya Indonesia dan Bali. Ada lebih dari 100 karya seni yang dipamerkan dalam empat ruangan yaitu Italia, Prancis, Belanda, dan Indo-Eropa. Nama-nama seniman tersebut antara lain Walter Spies, Miguel Covarrubias, Jean Le Mayeur, Willem Hoffker, Rudolf Bonnet, Arie Smit, Charles Sayers, dan Theo Meier.

Selain itu ada koleksi seni dari Oseania Michoutouchkine & Pilioko berupa 200 patung. Kemudian di museum ini ditampilkan karya seni dari seniman legendaris seperti Henri Rousseau, Henri Matisse, Auguste Rodin, Jean- Baptiste Carpeau, Marvina Hoffmann, dan Bernard Buffet.

Selepas berkeliling museum dan mengamati berbagai koleksi yang menakjubkan, pengunjung juga bisa mengikuti beberapa kegiatan seperti kelas melukis, kelas musik tradisional gamelan, kelas tari Bali, kelas membatik, kelas ukiran kayu, hingga kelas yoga.

Pameran "Sekarang Seterusnya" di Museum MACAN Tampilkan Pemaknaan Kondisi Pandemi

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dian Afrillia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dian Afrillia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini