Mengenal Konsep Low-Code dan No-Code Software

Mengenal Konsep Low-Code dan No-Code Software
info gambar utama

Pastinya kamu sudah familiar dengan beberapa perkembangan teknologi yang hangat dibicarakan sampai akhir tahun 2021. Mulai dari Non-Fungible Token (NFT), metaverse, sampai jaringan 5G. Dikutip dari make us of, terdapat delapan terobosan teknologi yang akan bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Membicarakan dunia teknologi yang semakin canggih, tentunya tidak terlepas dari berbagai macam kebaruan yang ditemukan pada tahun baru 2022 ini. Teknologi yang secara terus menerus diperbarui dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Menyajikan kemudahan dan solusi atas permasalahan kita sehari-hari, tentunya kamu harus mengetahui hal-hal apa saja yang kemungkinan akan terus berkembang di tahun ini.

Otomatisasi dan penggunaan aplikasi akan semakin marak digunakan. Namun, penerapan hal itu dalam kehidupan kita terkendala oleh minimnya pengetahuan terhadap multiple programming languages. Tidak semua orang memahami bahasa programming yang kompleks, yang membuat otomatisasi dan penggunaan aplikasi seakan menjadi hal yang sulit.

Oleh karena itu, dikembangkanlah otomatisasi dan teknik pengembangan software atau jaringan lunak low-code dan no-code. Seperti namanya, low-code dan no-code adalah teknik pengembangan perangkat lunak yang mengandalkan elemen visual untuk membangun perangkat lunak. Dikutip dari republika, hal ini pun secara drastis memangkas waktu yang dibutuhkan seseorang untuk mengembangkan aplikasi atau perangkat lunak.

Aktivitas yang membutuhkan fleksibilitas dan kelincahan sangat memerlukan konsep low-code dan no-codesoftware ini. Pengembangan perangkat lunak ini diketahui dapat berguna untuk menyelesaikan tugas dua hingga tiga kali lebih cepat.

Selain itu pula, berkat personalisasi aplikasi yang dapat dilakukan dengan perangkat ini. Maka, pengguna bisnis dapat mengembangkan aplikasi yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan operasional perusahaan.

Otomatisasi dan penggunaan aplikasi kini dapat dikembangkan oleh siapapun. Menurut penelitian dari Gartner, 70 persen aplikasi baru akan menggunakan teknologi low-code atau no-code pada 2015. Jumlah ini naik dari sekitar 25 persen pada 2020.

Transformasi digital ini akan memberikan dampak pertumbuhan teknologi bisnis di luar bidang teknologi informasi. Kemampuan teknologi atau analitik yang lebih luas dapat memberikan dampak positif pada dunia bisnis. Bisnis yang memprioritaskan transformasi digital dari aspek operasional dan proses sehari-hari, atau dalam hal ini pengembangan low-code dan no-code, kini semakin banyak karena biaya yang lebih rendah dan penurunan hambatan teknis untuk mengadopsikannya.

Autentifikasi tanpa kata sandi

Ilustrasi © Unsplash/Fotis Fotopoulos
info gambar

Selain perkembangan low-code dan no-code software, terdapat satu transformasi digital lain yang dapat bermanfaat untuk efisiensi waktu dan kemudahan penggunaan aplikasi. Konsep autentifikasi tanpa kata sandi muncul ke permukaan. Teknologi passwordless authentication ini sendiri bisa dihadirkan lewat perangkat mobile, token, dan biometrik.

Berangkat dari penggunaan kata kunci kini dinilai kurang nyaman dan tetap bisa diretas. Selain lebih efisien dan mudah, teknologi ini diketahui lebih aman. Perkembangan teknologi artificial intelligence (AI) dan machine learning (ML) mempermudah proses peretasan tersebut.

Dengan konsep login tanpa kata sandi, suatu sistem dapat meningkatkan higienitas kata sandi. Higienitas kata sandi yang dimaksud adalah kata sandi yang sama digunakan pada beberapa akun, sehingga peretas dapat lebih mudah membobol beberapa logis sekaligus. Autentifikasi tanpa kata sandi dapat melampaui hal tersebut.

Membuat konsep teknologi low-code dan no-code serta autentifikasi tanpa kata sandi akan mengurangi waktu yang dibutuhkan. Selain itu, pengenalan teknologi ini tidak hanya meningkatkan biaya, produktivitas, dan kebersihan kata sandi, tetapi juga meningkatkan keamanan siber secara drastis.

Referensi: make us of | gartner | e-paper Republika

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini