Ngayah, Tradisi Gotong Royong Khas Bali yang Mampu Tingkatkan Toleransi

Ngayah, Tradisi Gotong Royong Khas Bali yang Mampu Tingkatkan Toleransi
info gambar utama

Gotong royong sudah bukan lagi menjadi hal yang asing bagi masyarakat Indonesia, didefinisikan sebagai kegiatan atau pemahaman bekerja secara bersama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Gotong royong terbukti telah memberikan banyak manfaat dan dampak sosial positif sejak dulu, dan dipandang sebagai salah satu nilai kehidupan yang selalu dilestarikan hingga saat ini.

Saking dibanggakan, belum lama ini gotong royong bahkan didorong oleh sejumlah pihak agar dapat menjadi inspirasi internasional dalam merealisasikan kehidupan bernegara, dan menjadi inspirasi kebijakan kerja sama multilateral yang terjalin dalam Group of Twenty (G20), di mana pada tahun ini konferensi tingkat tingginya akan berlangsung di Indonesia, tepatnya Bali sebagai tuan rumah.

Meski jika ditelusuri istilah gotong royong sendiri ternyata diturunkan dari budaya masyarakat desa di Jawa yang saling menolong ketika melakukan berbagai hal, namun entah kebetulan atau tidak setiap daerah di Indonesia nyatanya juga memiliki tradisi dengan penyebutan nama berbeda atau istilah masing-masing, salah satunya di Bali yang lebih dikenal dengan sebutan Ngayah.

Bicara Makna G20, Makarim Wibisono: Kita Ingin Gotong Royong Jadi Inspirasi Internasional

Mengenal tradisi Ngayah

Dikenal sebagai sebuah kearifan lokal yang ada, tumbuh, dan berkembang di Bali, Ngayah di pulau ini dipandang sebagai istilah yang dialamatkan bagi seseorang ataupun kelompok yang bekerja dengan tulus dan ikhlas tanpa mendapatkan imbalan secara material.

Jika disetarakan dengan pemahaman secara umum, konsep Ngayah bisa dibilang sangat mirip dengan konsep relawan, bedanya tradisi satu ini tetap mengikuti kaidah adat dan aturan sosial yang hidup di tengah masyarakat Bali.

Bagi masyarakat Bali yang didominasi oleh penganut Agama Hindu, jika seseorang melakukan Ngayah maka orang tersebut sama saja telah menunaikan kewajiban sosial dan Agama Hindu.

Biasa dilakukan dengan bergotong royong melakukan aktivitas pembersihan, bantuan dalam menyelenggarakan acara bahkan membantu mempersiapkan peringatan hari besar agama lain yang dianut penduduk setempat, dalam pelaksanaannya Ngayah tidak pernah memandang latar belakang pendidikan, pekerjaan, ataupun status sosial.

Dalam arti kata, mereka yang memiliki hati dan niat yang tulus serta ikhlas dapat turut serta dalam melaksanakan tradisi Ngayah.

7 Tradisi Unik Gotong Royong dari Berbagai Daerah di Indonesia

Awal mula dan jenis tradisi Ngayah

Ngayah Piodalan di Bali
info gambar

Sama halnya seperti tradisi gotong royong yang diyakini berasal dari Jawa, Ngayah juga diyakini sudah ada jauh sejak zaman dulu. Disebutkan bahwa pada zaman dulu masyarakat Bali banyak yang bekerja sebagai petani. Dari situ, tradisi Ngayah dilakukan dan menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari.

Sementara itu jika bicara mengenai kaitannya dalam implementasi Ngayah pada kehidupan sehari-hari lainnya di masa kini, sejatinya ada tiga jenis bentuk tradisi Ngayah yang dapat dibedakan. Pertama, Ngayah yang berkaitan dengan loyalitas dan dedikasi di mana keinginan untuk melakukan ngayah berangkat dari kesetiaan serta pengorbanan.

Kesetiaan yang dilakukan dapat berupa kesetiaan fisik maupun non-fisik seperti perhatian dan pikiran. Sedangkan pengorbanan yang dilakukan dapat berupa pengorbanan waktu, tenaga, maupun uang demi mewujudkan sebuah tujuan.

Jika merujuk pada kehidupan masyarakat Pulau Bali di masa lampu terutama yang berkaitan dengan tradisi Hindu yang telah lama hidup, Ngayah yang berkaitan dengan loyalitas dan dedikasi adalah seseorang atau sekelompok komunitas sebagai pengayah yang melakukan Ngayah pada Raja di sebuah Puri--tempat suci atau tempat ibadah. Hal ini dilakukan karena tanah yang digunakan oleh masyarakat untuk tinggal adalah tanah pemberian Raja yang memerintah pada saat itu dan diperoleh atas penaklukan daerah atau kerajaan lain.

Sementara itu jenis Ngayah yang kedua diketahui berkaitan dengan kegiatan sosiokultural atau berkenaan dengan segi sosial dan budaya masyarakat, contohnya adalah pada saat bergotong-royong melakukan pembersihan di banjar adat.

Terakhir, Ngayah yang berkaitan dengan pemahaman religius territorial atau konsep yang terbentuk atas dasar persamaan keyakinan atau agama, Ngayah yang berkaitan dengan religius sosial ini dibangun atas dasar komunikasi dan kerja sama dalam satu wilayah, misalnya ngayah pada saat Piodalan atau hari jadi suatu tempat suci di Pura Kahyangan.

Terlepas dari berbagi jenis implementasi yang ada, Ngayah tetap menjadi salah satu kearifan lokal yang hingga kini masih terus lestari di Bali. Secara garis besar, implementasi konsep Ngayah mengajak umat beragama di Bali yang berasal dari berbagai latar belakang berbeda baik suku, agama, ras antar golongan, budaya, bahasa, mata pencarian dan lainnya, untuk menjadi satu kesatuan yang penuh rasa persaudaraan, keikhlasan, dan membangun kebersamaan dalam meningkatkan toleransi kehidupan umat beragama di Bali.

Melihat Indahnya Wujud Toleransi Beragama di Kawasan Puja Mandala Bali

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini