Pemuda Ini Perkuat Bukti Indonesia Punya Insan Berkualitas di Dunia Kerja Internasional

Pemuda Ini Perkuat Bukti Indonesia Punya Insan Berkualitas di Dunia Kerja Internasional
info gambar utama

Dunia kerja di Indonesia harus diakui memang masih mengalami sejumlah tantangan besar, baik dari segi industri maupun tenaga kerja itu sendiri. Belum cukup, hal tersebut juga didukung dengan situasi tak terelakkan mengenai belum terserapnya secara menyeluruh tenaga kerja yang tersedia, dengan lapangan kerja yang ada.

Hal tersebut disetujui oleh Milka Santoso, sosok konsultan SDM yang telah berkecimpung di bidang tersebut selama belasan tahun.

β€œKita bicara realita, sekarang ini jumlah pencari kerja jauh lebih banyak dibanding lapangan pekerjaannya, itu yang kita harus sadari terlebih dahulu.” ujar Milka, dalam salah satu kesempatan wawancara bersama GNFI beberapa waktu lalu.

Di sisi lain, tantangan juga muncul dari segi fakta bahwa tingkat produktivitas tenaga kerja di Indonesia nyatanya masih rendah dibanding negara-negara Asia Tenggara lainnya, yakni di angka 74,4 persen, sementara itu rata-rata tingkat produktivitas tenaga kerja di ASEAN sendiri berada di angka 78,2 persen.

Kondisi tersebut tak dimungkiri menimbulkan beberapa pandangan skeptis bagi sejumlah kalangan, misalnya jika produktivitas tenaga kerja di dalam negeri saja rendah, bagaimana Indonesia mampu bersaing dalam dunia kerja secara global?

Beruntung, kecemasan tersebut setidaknya dipatahkan dengan bukti keberhasilan sejumlah insan tanah air yang sukses berkarier di deretan perusahaan dunia. Beberapa yang pernah mencuat namanya sebut saja Amanda Surya, Reinardus Surya Pradhita, Moorissa Tjokro, dan Marko Djuliarso.

Nama-nama tersebut hanya sebagian kecil yang tersorot, bukan tidak mungkin jika sebenarnya ada ratusan bahkan ribuan pekerja Indonesia yang berhasil menembus perusahaan dunia dengan keahlian masing-masing yang dimiliki. Dan kabar baiknya, jumlah yang ada akan terus bertambah dari generasi yang lebih muda.

Seperti yang diketahui belum lama ini, mengenai dua sosok perempuan muda tanah air yang berhasil menambah daftar tersebut lewat kemampuan yang tak kalah membanggakan. Siapa saja sosoknya?

Milka Santoso dan Pandangan Memosisikan Diri Sebagai Seorang Ibu Sekaligus Wanita Karier

Athiya Deviyani, dari Google ke Apple

Salah satu nama yang belakangan ini banyak disorot adalah Athiya, atau yang lebih akrab disapa dengan sebutan Tia. Perempuan yang menggeluti bidang IT ini mencuri perhatian setelah diketahui berhasil diterima sebagai pekerja magang di salah satu perusahaan teknologi terbesar dunia, yakni Apple. Lebih detail, dirinya akan bergabung menjadi bagian dari tim Siri Information Intelligence.

Setelah ditelusuri, keberhasilan Tia menembus perusahaan Apple nyatanya bukanlah yang pertama kalinya terjadi. Di tahun-tahun sebelumnya, perempuan yang diketahui berasal dari Batam ini juga pernah menjalani sejumlah program magang seperti di salah satu perusahaan jasa keuangan paling tersohor di AS yakni JPMorgan Chase, perusahaan teknologi Amazon, dan dua kali menjalani program magang di Google.

Sederet pencapaian mentereng tersebut tentu diraih bukan tanpa alasan. Telah mengenyam pendidikan jenjang Sarjana di Universitas Edinburgh, Tia berhasil menjadi lulusan terbaik dengan GPA 4.00. Kini, dirinya diketahui masih melanjutkan jenjang Magister untuk bidang AI di universitas berbeda.

Pembuktian akan kecerdasannya di bidang IT terutama AI dan machine learning juga tercatat lewat ragam penghargaan di sejumlah kompetisi teknologi, salah satunya memenangi gelaran OxfordHack pada tahun 2018 setelah menciptakan Student Reax, sebuah aplikasi pendeteksi suasana hati dan wajah murid ketika sedang mengantuk.

Bergabung sejak awal Februari lalu, Athiya akan menghabiskan masa magangnya selama empat bulan di perusahaan yang didirikan oleh Steve Jobs tersebut.

Kehebatan Insinyur Indonesia yang Ambil Bagian dalam Pembuatan Roket NASA

Nisa Sri Wahyuni, bukti semangat driver ojol yang menembus WHO

Nisa Sri Wahyuni
info gambar

Jika melihat sejumlah pencapaian membanggakan berupa keberhasilan berkuliah di universitas ternama luar negeri atau bekerja di perusahaan global, tak dimungkiri akan selalu ada pandangan yang mengikuti jika semua pencapaian tersebut hanya bisa diraih oleh kalangan orang yang memiliki privilege, salah satunya berasal dari kalangan dengan ekonomi atas.

Namun lagi-lagi, anggapan tersebut dipatahkan oleh satu sosok perempuan muda bernama Nisa. Mengesampingkan semua pandangan yang ada, Nisa berhasil membuktikan jika siapa saja bisa meraih pencapaian besar dalam berkarier, selama orang tersebut memiliki integritas atau kualitas kerja yang tinggi.

Nisa awalnya dikenal sebagai mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas Indonesia. Dirinya kemudian melanjutkan pendidikan jenjang magister dengan fokus Epidemiologi di Imperial College London. Kini, dirinya diketahui bekerja di Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Sudah bekerja selama satu tahun, Nisa diketahui berperan sebagai konsultan dalam proses pendistribusian vaksinasi.

Nisa Sri Wahyuni
info gambar

Di balik pencapaian tersebut, Nisa banyak disorot setelah mengungkap fakta menarik mengenai latar belakang dirinya, yang ternyata merupakan anak dari sosok orang tua yang bekerja sebagai driver ojek online.

Melalui unggahan di laman LinkedIn, Nisa menceritakan jika kedua orangtuanya hanya menyelesaikan pendidikan sampai tingkat Sekolah Dasar, namun hal tersebut tidak menghalangi mereka untuk bermimpi agar sang anak mendapat pendidikan yang jauh lebih baik.

Menurut Nisa, setiap orang tidak pernah bisa meminta dilahirkan dari kondisi keluarga yang seperti apa, namun dirinya mempercayai jika usaha keras yang telah dilakukan setiap orang termasuk di dunia kerja, pada akhirnya akan terbayar dengan sepadan.

Meneladani Semangat Kehidupan Gunawan Herry Meski di Tengah Keterbatasan

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

Terima kasih telah membaca sampai di sini