Keren! 4 Merek Social Enterprise Asal Indonesia Ini Wajib Dilirik

Keren! 4 Merek Social Enterprise Asal Indonesia Ini Wajib Dilirik
info gambar utama

Bisnis tidak selamanya soal keuntungan. Ada banyak merek bisnis di Indonesia yang menawarkan produk kerajinan tangan, kecantikan, food and beverage, hingga fesyen, hadir dengan membawa misi tertentu, misalnya misi sosial dan pemberdayaan. Konsep bisnis ini dikenal dengan istilah Social Enterprise

Social enterprise merupakan sebuah ide bisnis yang menggabungkan antara konsep berdagang dengan memaksimalkan pendapatannya sejalan bersama manfaat yang diberikan kepada masyarakat.

Artikel kali ini akan membahas 4 merek lokal berbasis social enterprise asal Indonesia. Tak perlu diragukan lagi kualitasnya, tidak akan kalah dengan merek luar negeri. Simak selengkapnya di bawah ini.

Du Anyam

Pendiri Du Anayam & Merchandise Du Anyam di Asian Games 2018 | Foto: Instagram Du Anyam

Siapa yang tak kenal dengan salah satu social enterprise Indonesia yang satu ini. Berdiri sejak 2014, Du Anyam merupakan merek kerajinan tangan dari anyaman yang didirikan oleh tiga orang perempuan, yaitu Azalea Ayuningtyas, Hanna Keraf, dan Melia Winata.

Berawal dari rasa kepedulian akan kondisi perempuan dan anak yang mengalami malnutrisi di Flores, Nusa Tenggara Timur, Azalea dan kedua sahabatnya berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat. Caranya dengan memaksimalkan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada.

Tiga pilar utama Du Anyam ialah memberdayakan perempuan, mempromosikan budaya, dan meningkatkan kesejahteraan. Ketiga pilar itu telah Du Anyam buktikan dengan meningkatnya pendapatan wanita penganyam hingga 40 persen.

Para penganyam dan produk Du Anyam | Foto: Instagram Du Anyam
info gambar

Selain itu, Du Anyam terpilih sebagai official merchandise satu-satunya untuk produk anyaman Indonesia di Asian Games 2018 lalu. Kini, Du Anyam juga ikut memberdayakan perempuan di daerah Nabire, Papua dan Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan.

Berbagai produk menarik yang ditawarkan mulai dari souvenir kantor, produk rumah tangga, paket hampers, hingga produk fesyen. Goodmates bisa membeli produknya melalui situs resmi Du Anyam dan di beberapa e-commerce.

SASC

Tiga pendiri SASC dan produknya | Foto: Dokumentasi SASC
info gambar

Jika Du Anyam bergerak di bidang kerajinan tangan, selanjutnya ada Socially Aware Sexy Cosmetics (SASC). Social enterprise yang menawarkan produk kecantikan ini juga didirikan oleh tiga perempuan, yakni Priscilla Pangemanan, Michelle Karli, dan Felicia Sendjaja.

SASC berkomitmen untuk menyumbangkan sekian persen dari hasil penjualannya kepada yayasan amal di Indonesia. Setiap brand ambassador yang SASC gandeng mewakili masing-masing yayasan amal yang tergabung di SASC foundation.

Di antaranya ada Panti Sosial Bina Laras, Thisable Enterprise, Yayasan Kampus Diakonia Modern, Cleft Care Indonesia, Foundation of Mother and Child Indonesia, Generasi Muda Peduli, SAAB Shares, HT Foundation, dan Yayasan Lions Club Monas Movast.

Berbagai jenis produk yang bisa Goodmates pilih seperti produk kecantikan bibir, eyeliner, pensil alis, face mist, bedak tabur, hingga eye & face palette. Yuk, kunjungi situs dan media sosial resmi SASC atau kamu bisa belanja langsung di toko kosmetik terdekat.

Sunyi House of Coffee and Hope

Minuman dan suasana Sunyi | Foto: Instagram Sunyi Coffee
info gambar

Goodmates, apakah kamu penikmat kopi? Jika iya, kamu wajib mengunjungi coffee shop yang satu ini. Berlokasi di Jakarta, Bekasi, Tangerang Selatan, dan Jogja, Sunyi House of Coffee and Hope hadir dengan konsep yang berbeda dari coffee shop pada umumnya.

Ada banyak sosok penting di balik berdirinya Sunyi Coffee. Mereka adalah Mario Gultom, Almas Nizar, Yo Renno Widjaja, Ferlando Garcia, dan Irfan Alvianto. Sekelompok pemuda yang menaruh perhatiannya terhadap isu-isu disabilitas.

Mereka melihat bahwa masih banyak teman-teman difabel yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan pekerjaaan. Hal itulah yang menginspirasi mereka untuk mendirikan Sunyi House of Coffee and Hope sebagai coffee shop yang ramah difabel.

Mulai dari pelayan, barista, hingga tukang parkir merupakan teman-teman difabel. Selain itu interior dan fasilitasnya dirancang khusus untuk pelanggan disabilitas. Seperti ruang utama yang lebih luas, lantai yang memiliki pola garis, serta tersedianya guiding block.

Setidaknya terdapat 23 minuman, 5 camilan, dan beberapa makanan utama yang bisa kamu santap. Harganya mulai dari Rp15.000 sampai Rp34.000 saja. Goodmates juga dapat memesannya melalui aplikasi ojek online. Buka dari pukul 10.00 hingga 22.00 WIB.

Liberty Society

Produk Liberty Society | Foto: Instagram Liberty Society
info gambar

Liberty Society merupakan sebuah merek bisnis yang hadir dengan memperjuangan dua isu berbeda, yaitu nasib pengungsi asing di Indonesia dan fesyen berkelanjutan. Didirikan oleh Tamara Dewi Gondo Soerijo, Karen Vendela, dan Sharon Chandiramani.

Sama seperti merek fesyen berkelanjutan lainnya, Liberty Society menerapkan proses bisnis yang adil dan etis, memastikan kesejahteraan para pengrajin, menyediakan alternatif bahan ramah lingkungan, dan memastikan adanya proses daur ulang.

Saat ini Liberty Society memiliki tiga tempat binaan, yaitu di Bogor, Serpong, dan Batam, dengan melibatkan 20 pengungsi perempuan. Selain itu, Liberty Society juga bermitra dengan komunitas disabilitas di Jakarta Barat dan Tangerang untuk membuat produk secara bersama.

Selain produk fesyen, Goodmates dapat memilih produk lainnya seperti hamper dan aksesoris untuk alat-alat kantor. Produknya tersedia di e-commerce dan situs resmi Liberty Society.

Gimana Goodmates, sungguh menginspirasi, bukan? Bagi kamu yang tertarik untuk membangun bisnis berbasis social enterprise kamu bisa belajar dari keempat merek asal Indonesia di atas. Semoga menginspirasi, ya!

Referensi:Kumparan | Suara.Com | Herworld | Usaha Sosial | VOA Indonesia | Fimela

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini