Universitas Pancasila, Kampus Swasta Pertama di Indonesia yang Punya 6 Rumah Ibadah

Universitas Pancasila, Kampus Swasta Pertama di Indonesia yang Punya 6 Rumah Ibadah
info gambar utama

Tempat atau rumah ibadah menjadi satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari setiap umat beragama. Sebagai sarana untuk menghadap dan berdialog dengan Tuhan melalui cara masing-masing, kehadiran rumah ibadah tentu sangatlah krusial. Seperti halnya di Universitas Pancasila (UP).

Salah satu perguruan tinggi yang menyediakan fasilitas ‘ekstra’ ini berada di daerah Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Tidak tanggung-tanggung, kampus yang berlokasi di Jakarta Selatan ini bahkan mempunyai enam rumah ibadah untuk enam agama sekaligus, lo.

Sebagai kampus yang menyandang nama besar Pancasila, UP ternyata tidak hanya menjadikan ideologi tersebut sebagai semboyan belaka. Pihak UP berkomitmen untuk mengimplementasikan setiap butir Pancasila, salah satunya dengan pembangunan sejumlah rumah ibadah yang mewakili enam agama di tanah air.

Pendirian enam rumah ibadah di lingkungan kampus UP diinisiasi langsung oleh Siswono Yudo Husodo, selaku Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila. Proses pembangunannya juga dilaksanakan secara gotong royong oleh internal dan relasi-relasi yayasan.

Enam rumah ibadah di Universitas Pancasila

Salah satu rumah ibadah di Universitas Pancasila | Foto: Rakyat Merdeka
info gambar

Adapun keenam rumah ibadah yang dimaksud, antara lain Masjid At-Taqwa, Gereja Protestan Grha Layanan Kristen, Gereja Katolik Santo Petrus, Pura Widya Santika, Vihara Dhamma Sasana, serta Kelenteng Kebajikan Agung Da De Miao. 

Masjid At-Taqwa menjadi yang pertama selesai dibangun pada 4 Oktober 2018, disusul dengan pembangunan kelenteng, vihara, gereja protestan, pura, dan gereja katolik tiga tahun berselang.

Uniknya, semua rumah ibadah di Universitas Pancasila terletak saling berdampingan satu sama lain. Posisi yang diatur sedemikian rupa ini pun bukan tanpa alasan. 

Mengingat seluruh sivitas akademika UP menganut kepercayaan yang beragam, harapannya hal itu bisa menjadi pemacu dalam menumbuhkan rasa kepedulian, saling pengertian, dan toleransi antarumat beragama di lingkungan kampus. 

Keenam rumah ibadah tersebut juga akan menjadi simbol keberagaman. Dalam hal ini, warga kampus UP beserta masyarakat sekitar yang beragama Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, serta Konghucu dapat saling membangun relasi dan koordinasi lintas agama yang baik.

Peresmiannya dihadiri langsung oleh tokoh-tokoh penting

Universitas Pancasila akhirnya meresmikan keenam rumah ibadah mereka pada 5 Januari 2022. Acara tersebut dipimpin langsung oleh Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin dan disaksikan Menteri Agama Yaqut Cholil Qournas, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, serta para duta besar dari negara sahabat.

Tidak lupa juga dari pihak UP, ada Rektor Universitas Pancasila Prof. Edie Toet Hendratno, Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila Siswono Yudo Husodo, dan sivitas akademika UP lainnya.

Menag sendiri menyambut baik langkah pembangunan rumah ibadah di kawasan kampus Universitas Pancasila. Ini adalah pertanda bahwa selain menjadi lembaga pendidikan tinggi untuk menuntut ilmu, kampus juga memfasilitasi warganya untuk mengamalkan ajaran agama dan memenuhi kebutuhan peribadatan mereka. 

Sebagai kampus swasta pertama yang mempunyai enam rumah ibadah sekaligus, peresmian ini diharapkan bisa menjadi contoh bagi perguruan tinggi lain dalam mengokohkan toleransi umat beragama.

Dengan begitu, nilai-nilai ajaran Pancasila pun tidak cuma sekadar teori, melainkan juga menjadi implementasi nyata yang tidak luntur dan bisa diterapkan secara berkelanjutan di ranah kampus dan masyarakat.

Wah, menarik sekali, bukan? Apakah Goodmates ingin merasakan atmosfer toleransi keagamaan di Universitas Pancasila dengan mengunjungi salah satunya?

Referensi: Okezone | Tempo | Kompas

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini