5 Perguruan Tinggi Negeri Tertua di Indonesia, Kampus Kamu Salah Satunya?

5 Perguruan Tinggi Negeri Tertua di Indonesia, Kampus Kamu Salah Satunya?
info gambar utama

Pernahkah kamu terpikir tentang perguruan tinggi mana saja yang lebih dulu berdiri alias paling tua di Indonesia? Terhitung sejak zaman kolonialisme Belanda, sudah ada berbagai kampus yang berdiri.

Pendirian tersebut merupakan inisiatif pemerintah kolonial Belanda yang bekerja sama dengan tokoh-tokoh pejuang bangsa saat itu. Tujuannya tentu untuk menghasilkan banyak tenaga ahli sekaligus golongan-golongan terpelajar di tanah air.

Tercatat ada lima perguruan tinggi tertua di Indonesia. Bahkan, usia dari kampus tersebut ada yang sudah mencapai lebih dari satu abad, lo. Kira-kira, kampus mana saja, ya? Yuk, simak ulasan Goodside berikut ini.

1. Universitas Indonesia (UI)

Universitas Indonesia | Foto: Wikiwand.com
info gambar

Menyandang status sebagai kampus negeri tertua di tanah air, cikal bakal UI dimulai dari berdirinya sekolah tinggi ilmu kesehatan pada tahun 1849 yang bernama Dokter DjawaSchool.

Sekolah ini kemudian berganti nama menjadi School tot Opleiding van Indische Artsen alias STOVIA pada tahun 1898. Namun, setelah 75 tahun berdiri, STOVIA akhirnya ditutup oleh pemerintahan Hindia Belanda dan sebagai gantinya, lahirlah Universiteit Indonesie pada tanggal 2 Februari 1950.

Pada mulanya, Universitas Indonesiamemiliki 10 fakultas yang tersebar di lima kota, seperti Jakarta, Bandung, Bogor, Surabaya, dan luar Pulau Jawa, yaitu Makassar. Seiring berjalannya waktu, berbagai fakultas yang berlokasi di luar Jakarta ini lantas mengalami perkembangan menjadi perguruan tinggi terpisah antara tahun 1954 sampai 1963.

Sekarang, UI memiliki dua kampus utama yang berada di Depok, Jawa Barat dan Salemba, DKI Jakarta yang terdiri dari 13 fakultas dengan program pendidikan, yaitu program sarjana, pascasarjana, serta vokasi.

2. Universitas Airlangga (Unair)

Tidak jauh berbeda dengan Universitas Indonesia, Universitas Airlangga pun menyimpan kisah perjalanan yang panjang semenjak zaman pendudukan Belanda.

Sebelum adanya Unair, sudah berdiri sekolah dokter pribumi Surabaya bernama Nederlands Indische Artsen Sekolah (NIAS) pada tahun 1913 dan School Tot Opleiding Van Indsiche Tandartsen (STOVIT) pada tahun 1928. Kedua sekolah dokter inilah yang menjadi tonggak lahirnya kampus Unair.

Barulah pada tahun 1948, NIAS dan STOVIT dilebur dan berubah status menjadi cabang dari Universitas Indonesia untuk Fakultas Kedokteran (FK) dan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG). Fakultas dunia medis ini akhirnya resmi “bercerai” dari induknya enam tahun sesudahnya.

Peristiwa itulah yang menjadi tonggak pendirian Universitas Airlangga. Adapun nama “Airlangga” diambil dari pendiri Kerajaan Kahuripan di Jawa Timur yang bernama Prabu Airlangga.

Meskipun sewaktu awal pendiriannya Unair hanya mempunyai 5 fakultas, sekarang perguruan tinggi yang satu ini telah menaungi 15 fakultas dan 1 sekolah pascasarjana yang berlokasi di tiga tempat berbeda di Surabaya.

3. Institut Teknologi Bandung (ITB)

Institut Teknologi Bandung | Foto: itb.ac.id
info gambar

Masih berbicara di era kolonialisme Belanda, hadir perguruan tinggi teknik bernama Technische Hoogeschool te Bandoeng (THS) pada tahun 1920. Kampus ini sengaja dibangun untuk mencukupi kebutuhan tenaga teknik yang jumlahnya terbatas karena meletusnya Perang Dunia pertama saat itu.

Sesudah proklamasi kemerdekaan Indonesia, THS bertransformasi menjadi Sekolah Tinggi Teknik (STT) Bandung dan berpindah lokasi ke Yogyakarta. Sebagai gantinya, didirikanlah Universiteit Indonesie (UI) pada tahun 1950 dengan salah dua fakultasnya, Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam.

Pada tanggal 2 Maret 1959 alias setelah sembilan tahun menjadi bagian dari UI, pemerintah Indonesia akhirnya meresmikan berdirinya Institut Teknologi Bandung. Hingga sekarang, sudah ada 7 fakultas dan 5 sekolah yang ada di ITB, meskipun secara administratif, perbedaan fakultas dan sekolah ini cuma sekadar terminologi.

Selain itu, ITB juga mempunyai tiga kampus, meliputi kampus Ganesha, kampus Jatinangor, dan kampus Cirebon, di mana sebagian besar aktivitas kampus tetap dijalankan di kampus Ganesha.

4. Institut Pertanian Bogor (IPB)

Bisa dibilang, IPB mempunyai kisah mirip dengan ITB yang pernah menjadi ‘anak’ dari UI. Namun, jauh sebelum itu, sudah ada sekolah khusus pertanian dan agronomi bernama Landbouw Hogeschol pada tahun 1940. Sekolah ini lalu berganti nama menjadi Landbouwukndige Faculteit setahun berikutnya.

Ketika Belanda angkat kaki dan digantikan pemerintah kolonial Jepang, sekolah tersebut sempat ditutup selama tiga tahun sampai akhirnya dibuka kembali oleh presiden Ir. Soekarno sebagai Fakultas Pertanian UI.

Beberapa tahun berlalu, tepatnya pada tahun 1963, fakultas yang satu ini memisahkan diri menjadi Institut Pertanian Bogor yang dikenal sekarang. Seiring perkembangannya, IPB menaungi 9 fakultas lengkap dengan sekolah vokasi, bisnis, pascasarjana, dan keprofesian.

5. Universitas Gadjah Mada (UGM)

Universitas Gadjah Mada | Foto: ugm.ac.id
info gambar

Kiprah UGM diawali dari pendirian Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada pada tahun 1946. Nama tersebut berasal dari nama Mahapatih Kerajaan Majapahit yang tersohor, Gadjah Mada yang berhasil mempersatukan Nusantara.

Lewat penggabungan beragam balai pendidikan, sekolah, serta perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta, Surakarta, dan Klaten, terbentuklah UGM pada tanggal 19 Desember 1949. Menariknya, UGM tercatat sebagai universitas negeri pertama yang berdiri setelah Indonesia merdeka.

Bermula dari enam fakultas semasa pendiriannya, Universitas Gadjah Mada sudah mempunyai 18 fakultas ditambah dengan dua sekolah, yaitu Sekolah Vokasi dan Sekolah Pascasarjana.

Nah, itu dia lima kampus tertua di Indonesia. Sekarang, kampus-kampus tersebut menjadi incaran banyak siswa/i untuk melanjutkan dan menempuh pendidikan perguruan tinggi. Apakah salah satunya ada kampus kamu?

Referensi: GNFI | Aku Pintar | Okezone.com | Detik.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini