Pulau Sumba Masuk Daftar 25 Situs Terancam di Dunia 2022, Apa Alasannya?

Pulau Sumba Masuk Daftar 25 Situs Terancam di Dunia 2022, Apa Alasannya?
info gambar utama

Beberapa tahun belakangan ini, Pulau Sumba menjadi salah satu primadona wisata di Indonesia. Pulau di Nusa Tenggara Timur ini memang terkenal dengan eksotika alam dan budayanya. Nama Sumba juga menjadi salah satu destinasi wisata favorit wisawatan domestik dan mancenegara.

Pulau Sumba sendiri terdiri dari empat kabupaten, yaitu Sumba Barat, Sumba Barat Daya, Sumba Tengah, dan Sumba Timur, dengan kota terbesarnya adalah Waingapu. Di kota tersebut sudah tersedia bandar udara dan pelabuhan yang menghubungkan Sumba dengan pulau-pulau lain seperti Sumbawa, Flores, dan Timor.

Lansekap pulau ini didominasi padang rumput dan kaya akan keragaman hayati. Untuk pilihan destinasi wisata di Sumba pun cukup beragam dengan beberapa tujuan populer seperti Kampung Adat Ratenggaro, Bukit Wairinding, Bukit Tenau, Pantai Walakiri, Danau Weekuri, Air Terjun Tanggedu, Pantai Nihiwatu, Kampung Tarung, dan Pantai Puru Kambera.

Dengan segala pesonanya, wajar bila pulau ini mengundang rasa penasaran wisatawan dari berbagai negara. Namun, di sisi lain Pulau Sumba rupanya termasuk dalam 25 situs sejarah dan budaya yang terancam di seluruh dunia.

Kabar tersebut baru saja dirilis oleh The World Monuments Watch, yang merupakan bagian dari World Monuments Fund (WMF), sebuah organisasi nirlaba yang berdedikasi untuk menjaga tempat-tempat paling berharga di duni, memperkaya kehidupan masyarakat, dan membangun saling pengertian lintas budaya dan komunitas.

Mengapa Sumba disebut-sebut sebagai pulau yang terancam? Berikut penjelasannya:

Sumba Masuk Daftar Destinasi Wisata Terbaik Dunia Versi Conde Nast Traveler

Ancaman bagi Pulau Sumba

Sumba | @Akmal Luthfi M Shutterstock
info gambar

Pulau Sumba dikenal dengan kehidupan masyarakatnya yang masih melestarikan tradisi hidup yang khas. Di sana terdapat beberapa desa tradisional, juga rumah-rumah adat yang terletak di puncak bukit dan dibangun secara tradisional pula.

Dengan populasi hampir 800 ribu, masyarakat tinggal di pemukiman di pedesaan. Mereka memiliki kemampuan untuk memperbaiki, merekonstruksi, atau membangun rumah baru bergantung pada tetap hidup pengetahuan budaya dan keterampilan manual, serta ketersediaan bahan bangunan tradisional.

Keterancaman Sumba sendiri dinilai berasal dari perubahan lingkungan dan tren urbanisasi jangka panjang. Sementara itu, rumah-rumah yang ada sangat rentan terhadap kebakaran, seperti kebakaran yang menghanguskan 30 rumah adat di Desa Tarung pada tahun 2017 dan 16 rumah di Desa Bondo Morotuo pada tahun 2018.

Oleh karena itu, World Monuments Watch 2022 meminta perhatian kepada masyarakat untuk melestarikan keterampilan membangun tradisional di Sumba. Selain itu, mendukung pelatihan yang berorientasi kepada masyarakat yang dapat menyatukan pengetahuan dan keterampilan tradisional dengan persetujuan pemerintah daerah.

Google Rilis Laporan Tentang Minat Pariwisata Orang Indonesia Sepanjang 2021

Daftar situs sejarah dan budaya yang terancam

WMF telah menilai lebih dari 225 nominasi yang kemudian ditinjau oleh International Council on Monuments and Sites (ICOMOS) dan panel independen ahli warisan internasional yang bertanggung jawab untuk seleksi akhir.

Sejak tahun 1965, tim WMF telah melestarikan beragam warisan budaya dunia menggunakan standar internasional tertinggi di lebih dari 700 situs di 112 negara. Adapun tantangan paling mendesak yang membuat 25 situs sejarah dan budaya ini antara lain perubahan iklim, kurangnya representasi, pariwisata yang tidak seimbang, dan pemulihan pasca krisis.

Dalam kondisi pemanasan global yang terus meningkat, metode inovatif serta penguatan pengetahuan tradisional diperlukan untuk mengurangi dampaknya terhadap tempat-tempat warisan dan membantu masyarakat beradaptasi.

Begitu juga dengan ketidaksetaraan yang mengakibatkan pengawasan dan pengabaian banyak tempat penting. Upaya yang lebih besar perlu dilakukan untuk memperkuat narasi yang menceritakan kisah kemanusiaan yang lebih adil dan lengkap.

Pariwisata yang tidak seimbang juga termasuk dalam sumber permasalahan. Sebab kedatangan turis berlebihan dapat membahayakan tempat-tempat warisan dan seringkali mengesampingkan atau mengganggu komunitas lokal dan cara hidup mereka. Untuk pemulihan krisis sendiri ini termasuk konflik bersenjata, bencana alam, dan kerusakan lain di situs sejarah dan budaya yang tidak dapat diperbaiki.

Dari hasil peninjauan, berikut daftar 25 situs sejarah dan budaya yang tengah menghadapi tantangan mendesak dan keberadaannya kian terancam.

1. Kinchela Aboriginal Boys Training Home, Kinchela, Australia
2. Masjid Kota Bagerhat, Bagerhat, Bangladesh
3. Lanskap budaya Suku Bunong, Provinsi Mondulkiri, Kamboja
4. Benteng Manor di Yongtai, Fujian, Cina
5. Pulau Sumba, Indonesia
6. Bangunan warisan Beirut, Lebanon
7. Hitis (air mancur) dari Lembah Kathmandu, Nepal
8. Makam Jahangir, Lahore, Pakistan
9. Nuri, Sudan
10. Kastil Hurst, Hampshire, Inggris Raya
11. Lamanai, desa gereja India, Belize
12. Taman Negara Bagian Monte Alegre, Brasil
13. La Maison du Peuple, Ouagadougou, Burkina Faso
14. Abydos, Mesir
15. Bangunan tradisional Asante, Ghana
16. Tiretta Bazaar, Kolkata, India
17. Pusat kota bersejarah Benghazi, Libya
18. Masjid dan pemakaman Koagannu, Maladewa
19. Teotihuacan, San Juan Teotihuacan, Meksiko
20. Lanskap budaya Yanacancha-Huaquis, Distrik Miraflores, Peru
21. Alcântara dan Rocha do Conde de bidos, Stasiun Kelautan (Almada Negreiros Murals), Lisbon, Portugal
22. Sinagoga Kain dan warisan Yahudi di Timișoara, Timișoara, Rumania
23. Africatown, Seluler, Alabama, Amerika Serikat
24. Garcia Pasture, Brownsville, Texas, Amerika Serikat
25. Kepulauan Socotra, Yaman

Menurut Laporan YouGov, Bali Jadi Destinasi Wisata Terfavorit Orang Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dian Afrillia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dian Afrillia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini