Mengenal Konsep Green Building dan Penerapannya di Indonesia

Mengenal Konsep Green Building dan Penerapannya di Indonesia
info gambar utama

Pesatnya pembangunan dan gaya hidup manusia yang semakin tidak terkontrol membuat kebutuhan, seperti listrik, air, dan sumber daya lain mengalami peningkatan. Salah satu solusinya ialah dengan penerapan konsep bangunan ramah lingkungan alias green building.

Green building sendiri bukan sekadar gedung yang berwarna hijau atau menambah hiasan tanaman di sekitarnya. Green building atau sustainable building mengacu pada gedung dengan desain dan tata letak yang baik, efisiensi energi, dan operasinya dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Proses pembangunan gedung hijau memerlukan kontribusi dan peran menyeluruh, baik dari kontraktor, arsitek, insinyur, sampai dapat menghasilkan bangunan ramah lingkungan yang berkualitas.

Kriteria Green Building

Bangunan ramah lingkungan | Foto: Chuttersnack/Unsplash.com
info gambar

Penilaian bangunan hijau ramah lingkungan di Indonesia telah terlaksana oleh lembaga bernama Green Building Council Indonesia (GBCI). Melansir dari situs Environment Indonesia,terdapat enam kategori yang menjadi kriterianya.

Baca juga: Mengenal Greenwashing, Kala Hijau Hanya Sebagai Tren Pemasaran

1. Appropriate Site Development

Kriteri pertama dari lokasi konstruksi bangunan, sudah layak atau belum. Dalam hal ini, kata “layak” merujuk kepada posisi strategis yang memungkinkan pengguna gedung untuk mengakses sarana umum dengan mudah. Lebih lanjut, kelayakan dapat mengacu pula pada kawasan yang menyediakan lanskap tumbuhan hijau dan sejenisnya.

2. Energy Efficiency and Conservation

Bangunan hijau harus menciptakan penggunaan energi seefisien mungkin selama beroperasi. Salah satunya dari penghematan energi listrik dengan memanfaatkan cahaya alami. Di samping itu, gedung juga harus mempunyai ventilasi silang dalam rangka mengurangi penggunaan pendingin udara (AC).

3. Water Conservation

Tidak hanya energi, konservasi air juga menjadi penilaian apakah sebuah bangunan pantas sebagai green building atau tidak. Kategori ini mencakup pengukuran konsumsi air, efisiensi penggunaan air bersih, serta pemeliharaan dan pemeriksaan sistem plumbing (pemipaan).

4. Material Resource and Cycle

Syarat berikutnya berhubungan dengan material bangunan beserta pengolahan limbahnya. Bangunan harus menggunakan material yang ramah lingkungan dan mempunyai pengelolaan limbah yang baik.

5. Indoor Health and Comfort

Kategori mengisyaratkan bahwa kualitas udara indoor dari gedung hijau harus baik dan bebas asap rokok. Lebih dari itu, pengawasan gas karbon monoksida (CO) dan karbon dioksida (CO2), pengukuran tingkat bunyi dan visual, serta survei kenyamanan gedung pun tidak luput dari perhatian.

Baca juga:Ternyata 4 Hewan Ini Bisa jadi Indikator Lingkungan Bersih

6. Building Environment Management

Kriteria terakhir, sebuah bangunan wajib mempunyai manajemen pengawasan yang baik supaya prinsip ramah lingkungan selalu terawat dan terjaga. Kategori ini juga mencakup inovasi-inovasi terbaru untuk meningkatkan kualitas bangunan.

Penerapan Green Building Indonesia

Aplikasi green building sendiri sudah semakin berkembang di Indonesia. Konsep ini mulai banyak hadir pada kantor, apartemen, hotel, sampai pusat perbelanjaan. Mengutip dari laman resmi What’s New Indonesia, berikut sejumlah bangunan di tanah air yang telah menerapkan green building.

1. Menara BCA

Menara BCA | Foto: Flokq
info gambar

Gedung pencakar langit setinggi 230 meter dengan 57 lantai ini merupakan gedung pertama yang meraih sertifikat bangunan hijau terbaik di tanah air. Penghargaan tersebut dari Green Building Council Indonesia pada tahun 2012.

Menara BCA yang berada di kawasan Mal Grand Indonesia, Jakarta Pusat berhasil dalam menerapkan metode yang efisien untuk menghemat konsumsi air dan energi listrik sampai 35 persen dari pemakaian gedung sejenis.

2. Sequis Center

Sequis Center | Foto: Setiapgedungweb.id
info gambar

Berdiri sejak tahun 1980, Sequis Center berhasil mengalami renovasi supaya menjadi bangunan yang lebih hemat energi. Sistem pengolahan limbah, siklus sumber daya material, sampai pengelolaan kenyamanan dan kesehatan lingkungan gedung ada secara efisien untuk mendukung terciptanya ekosistem yang berkelanjutan.

Semenjak menerapkan konsep green building, Sequis Center dapat menghemat pemakaian air bersamaan dengan listrik sebanyak 28 persen dari sebelumnya.

Baca juga:Intip Keunikan 4 Gedung Kampus di Indonesia

3. Gedung Utama Kementerian PUPR

Gedung PUPR | Foto: Bisnis.com
info gambar

Gedung Utama Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) merupakan gedung milik pemerintah pertama yang mendapatkan sertifikasi bangunan hijau. Desain bangunannya mengandalkan pencahayaan alami dari matahari dengan sensor otomatis, yang dapat mematikan lampu apabila tidak ada orang dalam ruangan.

Aplikasi konsep ramah lingkungan seperti ini mampu menekan angka konsumsi air dan energi listrik masing-masing sebesar 81 persen dan 44 persen.

4. Alamanda Tower

Alamanda Tower | Foto: Sewabelikantordijakarta.com
info gambar

Penerapan aspek ramah lingkungan dalam Alamanda Tower bisa kamu temui pada sistem pengolahan dan daur ulang air, ventilasi, dan pencahayaan yang baik, sampai pemakaian lampu LED di seluruh bagian gedung.

Bangunan ini juga memanfaatkan lapisan kaca low-E sebagai beban pendingin udara sekaligus penyeimbang pencahayaan alami. Hasilnya, Alamanda Tower sukses menghemat biaya operasional sekitar 34 persen per tahunnya.

5. Pacific Place Mall

Pacific Place Mall | Foto: Trip Advisor
info gambar

Pacific Place Mall yang berada di Jakarta Selatan berhasil menjadi pusat perbelanjaan pertama Indonesia yang menyabet penghargaan ramah lingkungan. Konsep green building pada mall ini ada lewat proses recycle, readjust, dan replacing energi listrik beserta air, plus penanaman aneka tumbuhan untuk menghadirkan suasana hijau yang asri.

Referensi: Rumah.com | SpaceStock | 99.co Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini