Menyaksikan Fenomena Alam Equinox di Tugu Khatulistiwa Santan Ulu

Menyaksikan Fenomena Alam Equinox di Tugu Khatulistiwa Santan Ulu
info gambar utama

Sejak Sekolah Dasar, kita sudah tahu bahwa Indonesia memiliki julukan Zamrud Khatulistiwa karena tepat berada di garis khatulistiwa atau ekuator. Garis khatulistiwa adalah garis imajiner atau garis khayal yang berada tepat di tengah bumi. Garis tersebut membuat bumi terbagi dua antara selatan dan utara.

Panjang garis khatulistiwa mencapai 40.070 kilometer dan melewati daratan serta perairan di 13 negara. Selain Indonesia, negara yang dilalui garis ini adalah Kenya, Somalia, Kiribati, Ekuador, Kolombia, Gabon, Brasil, Sao Tome dan Principe, Zaire, Kongo, Uganda, dan Maladewa.

Di Indonesia, kita pun mengenal Tugu Khatulistiwa Pontianak, Kalimantan Barat, yang merupakan garis lintang nol derajat bumi. Namun, ternyata tugu khatulistiwa juga ada di wilayah lain, tepatnya di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Kira-kira apa perbedaan antara tugu khatulistiwa di Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat dan apa saja daya tarik dari tugu tersebut?

Fenomena Alam Hujan Meteor Perseid Bisa Disaksikan di Langit Indonesia

Tugu Khatulistiwa Santan Ulu

Tugu Khatulistiwa Santan Ulu berada di Desa Santan Ulu, Kecamatan Marangkayu. Lokasinya berada di atas bukit dan tidak jauh dari jalan raya Bontang-Samarinda KM 25. Dilihat dari penampilannya, tugu ini berbentuk oktagon atau segi delapan. Pada empat sisinya merupakan pintu masuk bangunan dan empat sisi lain adalah jendela ventilasi.

Tugu setinggi 30 meter ini memiliki puncak berbentuk bola dunia yang terdiri dari dua buah cincin yang saling bersilangan. Di bagian tengahnya terdapat anak panah yang mengarah ke selatan dan utara. Kemudian ada dua buah pelat besi yang mengapit anak panah tersebut dengan pola angka yang menunjukan posisi tugu. Pada pelat tersebut, tertera angka 00° 00’ 00′ dan 117° 21’ 47′ BT.

Pada bagian depan tugu, kita juga bisa melihat prasasti yang merupakan tanda peresmian. Keterangan pada prasasti tersebut ialah Tugu Khatulistiwa Santan Ulu merupakan hasil karya bakti Latsitarda Nusantara XIV dan diresmikan pada 2 Juli 1993 oleh Panglima ABRI saat itu, Jenderal TNI Feisal Tanjung.

Di area tugu juga terdapat peta bumi yang digambarkan dengan garis khatulistiwa berwarna merah yang mempertegas garis tengah bumi sesungguhnya. Selain melihat bangunan tugu dari luar, pengunjung juga bisa naik ke atas menara dengan menggunakan tangga besi melingkar yang ada di tengah bangunan. Dari puncak menara, kita bisa melihat suasana Desa Santan Ulu dan juga garis lurus khatulistiwa.

Kemudian, di lantai dasar tugu, pengunjung dapat melihat beberapa foto tugu khatulistiwa yang ada di berbagai negara yang dilewati garis khatulistiwa. Selain itu juga ada foto bangunan tugu lama hingga proses renovasi sampai momen peresmian.

Untuk mencapai tugu ini, wisatawan dari luar kota bisa terbang ke Bandara APT Pranoto Samarinda kemudian melanjutkan perjalanan darat sekitar 66 km. Sedangkan dari arah Bontang, jaraknya sekitar 40 km.

Dari bentuk bangunan tugu, memang tugu khatulistiwa di Kalimantan Timur dan Barat sungguh berbeda. Di Kalimantan Barat, bentuk tugu cenderung tinggi dan datar. Tugu tersebut dibangun lebih dulu yaitu tahun 1928 dan telah mengalami beberapa penyempurnaan. Sampai akhirnya pada tahun 1990, dibuat sebuah replika tugu berbentuk kubah yang merupakan bangunan pelindung dengan ukuran lima kali lebih besar.

Hari Tanpa Bayangan, Fenomena Alam Unik Dialami Negara Tropis Seperti Indonesia

Fenomena alam equinox

Ilustrasi | @KajaNi Shutterstock

Daerah yang dilewati garis khatulistiwa, seperti di Tugu Khatulistiwa Santan Ulu, umumnya akan mengalami fenomena unik bernama equinox. Melansir laman BMKG, equinox merupakan fenomena astronomi di mana matahari melintasi garis khatulistiwa dan secara berlangsung dua kali dalam setahun, yaitu pada tanggal 21 Maret dan 23 September.

Ketika fenomena ini berlangsung, jarak matahari dan bumi sangat dekat. Maka konsekuensinya adalah wilayah sekitar garis khatulistiwa akan mendapatkan sinar matahari maksimum. Namun, tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu yang tergolong ekstrem, sebab equinox bulanlah fenomena seperti gelombang panas yang membuat suhu berubah secara drastis.

Menurut penjelasan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), equinox merupakan peristiwa ketika posisi matahari tepat berada di garis ekuator atau di posisi zero latitude (garis lintang 0º). Fenomena ini terjadi dua kali setahun. Pada bulan Maret disebut equinox musim semi dan akan kembali muncul pada September yang disebut juga dengan istilah equinox musim gugur.

Ada beberapa wilayah yang akan merasakan fenomena ini seperti Kota Bonjol (Sumatera Barat), Kepulauan Batu (Sumatera Utara), Kota Pontianak (Kalimantan Barat), Kalimantan Tenah, Kalimantan Timur, Sulawesi, Pulau Halmahera (Maluku Utara), dan Pulai Waigeo (Papua Barat). Begitu juga dengan negara-negara yang dilalui garis khatulistiwa.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dian Afrillia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dian Afrillia. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini