Hari Tidur Sedunia: Kenali Dampak Kekurangan dan Kelebihan Tidur Bagi Kesehatan

Hari Tidur Sedunia: Kenali Dampak Kekurangan dan Kelebihan Tidur Bagi Kesehatan
info gambar utama

Mungkin banyak yang belum tahu jika setiap tanggal 18 Maret diperingati sebagai Hari Tidur Sedunia. Hari tersebut diperingati setiap tahun untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya tidur bagi kesehatan fisik dan mental. Tahun ini Hari Tidur Sedunia diperingati dengan tema “Quality Sleep, Sound Mind, Happy World.”

Tidur merupakan sebuah kebutuhan pada setiap manusia yang tak bisa diabaikan. Bukan hanya sebatas kebiasaan untuk berisirahat pada malam hari, tidur juga punya peran penting yang berdampak besar pada kesehatan.

Seringkali kita abai untuk mencukupi kebutuhan tidur. Begitu banyak alasan untuk mengurangi waktu tidur demi pekerjaan, beraktivitas di luar rumah hingga larut malam, menonton film, atau sekadar berselancar di media sosial.

Sebenarnya apa dampak tidur bagi kesehatan, dan bagaimana dengan kondisi ketika seseorang kekurangan atau bahkan kelebihan tidur?

Waspada Deltacron, Varian Baru Covid-19 Kombinasi Delta dan Omicron

Mengenali kebutuhan tidur sesuai usia

Kebutuhan tidur seseorang bisa ditentukan dari usianya. Pada bayi usia 0-6 tahun umumnya butuh waktu tidur sekitar 14 jam per hari. Kemudian untuk anak usia sekolah 6-13 tahun, waktu tidurnya antara 9-11 jam per hari. Remaja berusia 14-17 tahun sekitar 8-10 jam perhari. Usia 18-25 antara 7-9 jam per hari dan untuk orang dewasa 26-64 tahun sekitar 7-9 jam per hari. Pada lansia, kebutuhan tidur pun menurun hingga 6 jam per hari.

Ketika Anda mencukupi kebutuhan tidur, maka dapat menurunkan risiko masalah kesehatan serius seperti diabetes dan penyakit jantung. Selain itu, suasana hati pun lebih terjaga, mengurangi risiko stres, dapat berpikir lebih jernih, dan lebih berenergi.

Selain tidur cukup, pastikan juga kualitasnya. Anda bisa disebut punya kualitas tidur buruk bila sering mengantuk atau kelelahan setelah cukup tidur, sering terbangun di tengah tidur, atau mengalami gangguan tidur seperti mendengkur atau bernapas terengah-engah.

Rayner Setiawan, Anak Indonesia Pertama yang Jadi Podcaster Sains Cilik

Dampak pada tubuh ketika sering kurang tidur

Disebut kurang tidur jika dalam sehari Anda tidur kurang dari tujuh jam. Jika dilakukan secara teratur, kurang tidur dapat menyebabkan siklus insomnia pada malam hari dan diikuti dengan konsumsi kafein pada siang hari untuk memerangi kelelahan karena kurangnya jam tubuh untuk beristirahat.

Sama seperti kita butuh makan, minum, dan menghirup udara, tubuh juga butuh tidur agar dapat berfungsi dengan baik. Namun, tentunya waktu tidur sesuai kebutuhan harus dicukupi.

Tanpa tidur yang cukup, otak dan sistem tubuh tidak bisa berfungsi dengan normal. Perlahan tapi pasti, kebiasaan kurang tidur akan menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Jika semakin lama Anda semakin konsisten untuk kurang tidur, sistem internal tubuh dapat terganggu. Anda akan merasakan dampak negatifnya, mulai dari lebih tidak sabar, rentan terhadap perubahan suasana hati, membahayakan proses pengambilan keputusan, berpengaruh pada kreativitas, mengalami perilaku impulsif, kecemasan, depresi, hingga paranoid.

Selain itu kurang tidur juga bisa menyebabkan Anda mengalami microsleep pada siang hari. Ini adalah kondisi ketika seseorang tertidur selama beberapa detik tanpa menyadarinya. Kondisi ini tentu berbahaya jika Anda sedang mengemudi atau mengoperasikan alat berat.

Pada kesehatan fisik, kurang tidur dapat menurunkan kekebalan tubuh, membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih dari penyakit, serta meningkatkan risiko pada diabetes dan risiko serangan jantung.

FKUI: Pasien Komorbid Berisiko Lebih Tinggi Mengalami Kematian Akibat Covid-19

Apakah kelebihan tidur berbahaya?

Tidur berlebihan juga disebut hipersomnia. Kondisi ini biasanya membuat seseorang butuh tidur lebih lama, sekitar 10-12 jam per hari untuk merasa lebih baik saat bangun. Namun, tidur lebih lama mungkin sulit dilakukan, mengingat sudah banyak aktivitas yang menunggu untuk dikerjakan. Karena tidak ada waktu lebih untuk tidur, orang dengan hipersomnia mungkin merasa kelelahan pada siang hari dan menunggu-nunggu waktu libur agar bisa tidur dengan puas.

Dampak dari kelebihan tidur sebenarnya berbeda pada setiap orang. Kemungkinan akan mengalami sakit kepala, sulit berkonsentrasi, masalah memori, kecemasan, energi rendah, bahkan depresi. Adapun beberapa komplikasi yang mungkin terjadi, termasuk kegemukan, diabetes, dan penyakit jantung.

Untuk mencegah tidur berlebihan, penting untuk memutus siklus dan kembali ke pola tidur teratur sesuai kebutuhan. Anda bisa mulai dengan menyalakan alarm untuk tidur dan bangun pada jam yang sama setiap hari sampai menjadi kebiasaan baru. Pastikan untuk langsung bangun dari tempat tidur jika alarm menyala pada pagi hari untuk mencegah tidur kembali.

Selain itu, sebisa mungkin hindari tidur siang karena dapat mengganggu pola tidur tubuh dan berisiko menyebabkan tidur berlebihan. Di sisi lain, memang ada orang yang merasa tidur siang 10-20 menit membantu membuatnya lebih segar.

Agar tidur lebih mudah pada malam hari, redupkan lampu dan jauhkan semua perangkat elektronik. Kemudian, buatlah jurnal tidur untuk menuliskan kebiasaan dan rutinitas Anda, termasuk waktu tidur dan bangun. Tulis juga setiap kejadian saat tidur, misalnya berapa kali terbangun, apakah mendengkur, menggesek-gesek gigi, mimpi buruk, sulit tidur kembali setelah bangun untuk buang air kecil. Hal ini akan berguna jika suatu saat Anda berkonsultasi kepada dokter mengenai masalah tidur.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dian Afrillia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dian Afrillia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini