Mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama akan menjadi pembawa acara dalam serial dokumenter terbaru berjudul “Our Great National Parks” yang akan tayang pada 13 April 2022 di Netflix. Serial tersebut akan menceritakan tentang kehidupan satwa liar di taman nasional seluruh dunia.
Dalam cuplikan tayangan yang dirilis Netflix, serial tersebut menampilkan satwa-satwa eksotis dengan narasi oleh Obama.
“Ikan yang bisa berjalan, kuda nil berselancar mengejar ombak. Spesies yang tak ditemukan di mana-mana di bumi. Ketika umat manusia mulai melindungi tempat-tempat liar ini, kami tidak menyadari betapa pentingnya mereka nantinya. Mereka adalah surga bagi spesies yang terancam punah dan sarang untuk penelitian ilmiah.”
Meski tak lagi menjabat, Obama melanjutkan dedikasinya dalam pelestarian lahan publik dalam pembuatan serial dokumenter tersebut dan didedikasikan untuk taman nasional di seluruh dunia.
"Di seluruh dunia, semakin terisolasi taman nasional, semakin tidak biasa makhluknya dan semakin luar biasa perilaku mereka," kata pria berusia 60 tahun itu. "Bergabunglah dengan saya dalam perayaan taman nasional dan hutan belantara terbesar di planet kita."
Ragam Kegiatan Ekowisata di Taman Nasional Batang Gadis
Our Great National Parks
Serial dokumenter ini akan menampilkan lima seri dan menyoroti beberapa taman nasional di dunia, termasuk Taman Nasional Tsavo di Kenya, Patagonia Chili di Chili, Teluk Monterey di California, dan Taman Nasional Gunung Leuser di Indonesia.
"Mencakup lima benua, serial ini penuh dengan keajaiban, humor, dan optimisme karena setiap episode menceritakan kisah taman nasional melalui kehidupan penghuninya yang paling liar, baik yang besar maupun yang sangat kecil, dan mengeksplorasi hubungan kita yang berubah dengan hutan belantara," jelas Obama.
Serial dokumenter “Our Great National Parks” ini merupakan hasil produksi gabungan Freeborne Media dan Higher Ground Production. Perlu diketahui bahwa Higher Ground Production adalah perusahaan produksi Barack dan Michelle Obama yang memang sudah memiliki perjanjian dengan Netflix untuk memproduksi berbagai film dan serial. Dalam kesempatan kali ini, Obama berperan sebagai produser eksekutif dan pembawa acara.
Sebelumnya, perusahaan tersebut juga telah merilis tiga dokumenter lain yang telah ditayangkan di Netflix dengan judul “Becoming”, “Crip Camp: A Disability Revolution”, dan “American Factory”.
Menurut pasangan ini, salah satu kebahagiaan sederhana dalam melayani publik adalah bertemu dengan banyak orang yang menarik dari semua lapisan masyarakat. Serta untuk membantu mereka berbagi pengalaman dengan khalayak yang lebih luas.
"Itulah mengapa Michelle dan saya sangat bersemangat untuk bermitra dengan Netflix. Kami berharap dapat mengembangkan dan mengkurasi suara-suara yang berbakat, menginspirasi, dan kreatif yang mampu mempromosikan empati dan pemahaman lebih besar di antara orang-orang, dan membantu mereka berbagi cerita ke seluruh dunia," pungkas Obama.
Tak berhenti di situ, tahun ini perusahaan mereka juga akan merilis film dokumenter "Descendant" tentang komunitas kecil di Alabama bernama Africatown. Keturunan dari orang-orang yang diangkut secara ilegal sebagai kargo manusia di kapal budak yang disebut Clotilda dan menempuh perjalanan dari Afrika ke Amerika.
Usaha Obama dalam produksi dokumenter ini dinilai tepat dengan citra mantan presiden yang selama pemerintahannya telah melindungi lebih dari 550 juta hektar tanah publik dan air, lebih dari presiden lainnya dalam sejarah.
Obama diketahui mendeklarasikan monumen nasional untuk melindungi 1,65 juta hektar tanah di Nevada dan Utah dan 87.000 hektar di Maine, menambahkan 22 taman baru ke National Park Service, membuat cagar laut di Antartika, dan meluncurkan inisiatif berupa tiket masuk gratis ke taman nasional untuk semua siswa kelas empat yang masih berlanjut hingga saat ini.
Kegiatan Ekowisata di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai
Melibatkan taman nasional Indonesia
Serial dokumenter ini juga menampilkan kehidupan satwa liar di Indonesia, tepatnya di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), yang terletak di 2 provinsi, yaitu Aceh dan Sumatera Utara. Taman nasional ini memiliki vegetasi termasuk flora Sumatera dan erat hubungannya dengan flora di Semenanjung Malaysia, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa dan bahkan Philipina.
Untuk fauna, taman nasional ini menjadi habitat bagi mamalia, burung, reptil, ampibi, ikan, dan invertebrata. Dari 129 spesies mamalia besar dan kecil di seluruh Sumatera, 65 persen di antaranya bisa ditemukan di TNGL. Diperkirakan 350 jenis burung tinggal di kawasan ini dan ada pula empat spesies kunci seperti harimau Sumatera, gajah Sumatera, orangutan Sumatera, dan badak Sumatera.
Selain kehidupan flora dan fauna, TNGL juga dikenal dengan Tangkahan sebagai destinasi ekowisata. Tangkahan berada di zona pemanfaatan dengan bentang alam yang meruapakan perpaduan hutan alami dan di sekitarnya terdiri dari perkebunan kelapa sawit, perkebunan karet, perkebunan jeruk, pedesaan, sungai, bukit, tebing, goa-goa alam, dan lembah. Adapun kegiatan di Tangkahan yang jadi daya tarik wisatawan adalah pengamatan gajah jinak, jungle patrol bersama gajah, menjelajah gua dan sungau, trekking di hutan, hingga berkemah.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
