Menyambut Earth Hour 2022, Sebuah Upaya Ringankan Beban Perubahan Iklim

Menyambut Earth Hour 2022, Sebuah Upaya Ringankan Beban Perubahan Iklim
info gambar utama

Seluruh masyarakat dunia termasuk di Indonesia, saat ini sedang bersiap untuk melakukan aksi serentak melalui momentum earth hour yang selalu rutin dirayakan dari tahun ke tahun.

Menjadi gerakan yang pertama kali diinisiasi oleh WWF pada tahun 2007, earth hour merupakan sebuah kampanye yang bertujuan untuk menyampaikan pesan, sekaligus menumbuhkan kepedulian masyarakat dunia terhadap masalah perubahan atau krisis iklim.

Di saat bersamaan, earth hour sendiri hingga saat ini dipandang sebagai salah satu gerakan akar rumput terbesar di bidang lingkungan, karena secara serentak tiap tahunnya tidak pernah absen diperingati oleh sebanyak 190 negara dan wilayah, serta menjaring partisipasi miliaran orang di dunia.

Dalam praktiknya, perayaan utama earth hour akan berjalan dengan melakukan gerakan pemadaman listrik selama satu jam, sebagai simbol penghematan listrik. WWF telah menetapkan jika perayaan utama tersebut jatuh pada hari Sabtu terakhir di setiap bulan Maret.

Peringatan earth hour selama ini dilambangkan dengan logo "60+" dan gambar planet bumi. Angka 60 mewakili waktu pemadaman lampu yang dilakukan selama 60 menit, sementara itu lambang positif (+) menunjukkan komitmen masyarakat dunia, yang diharapkan mampu bersama-sama mulai melakukan gaya hidup hemat energi demi meminimalisir situasi krisis iklim.

Adapun mengenai detail waktu pelaksanaannya berjalan secara berbeda, mengikuti waktu di masing-masing negara. Sementara itu di Indonesia sendiri, momen earth hour biasanya berjalan setiap pukul 20:30-21:30 waktu setempat, hal yang sama juga akan kembali berlaku pada malam ini, Sabtu (26/3/2022).

Sementara itu Marco Lambertini selaku Direktur Jenderal WWF International mengatakan, khusus di tahun 2022 earth hour memiliki tujuan spesifik untuk menyerukan agar dunia bersatu dalam momen solidaritas untuk manusia dan Bumi.

"Tahun ini dunia akan bersatu menyepakati Perjanjian Paris untuk pelestarian alam, dan memberi kesempatan untuk satu dekade ke depan bagi para pemimpin untuk menyepakati rencana dalam mengembalikan hilangnya keanekaragaman hayati pada 2030. Juga, membangun masa depan yang lebih baik terhadap alam dan lingkungan," ujar Marco, dalam keterangan resmi di laman earthhour.org.

Switch Off for the Earth Hour!

Kilas balik earth hour di Indonesia

earth hour tahun 2010 di Monas
info gambar

Meski sudah digaungkan sejak tahun 2007, namun gerakan earth hour baru menjaring partisipasi global dan langsung menjadi kampanye lingkungan hidup terbesar di tahun 2008. Waktu itu Indonesia langsung menjadi salah satu dari 35 negara pertama yang berpartisipasi, meski pelaksanaannya baru berlangsung di wilayah Ibu Kota, tepatnya di kawasan sekitar Monumen Nasional (Monas), Jakarta.

Sejak pelaksanaannya mulai meluas di tahun-tahun berikutnya, komunitas earth hour langsung muncul dan mewakili sejumlah kota-kota besar di Indonesia untuk melakukan koordinasi pelaksanaan pemadaman listrik setiap momentum ini tiba.

Lebih detail ketika mulai meluas di tahun 2009 hingga per tahun 2021 kemarin, gerakan earth hour telah didukung oleh pemerintah daerah di sebanyak 200 kota. Lain itu, kegiatan ini juga telah ikut digerakkan oleh sebanyak 1.068 relawan aktif yang tersebar di 30 kota, serta didukung oleh dua juta orang melalui aktivasi digital.

Yang menarik, tidak hanya semata-mata melakukan aksi pemadaman listrik, biasanya partisipan yang terlibat juga menyambut momentum earth hour dengan melakukan berbagai gerakan kepedulian lingkungan, yang mendukung upaya antisipasi dalam menghadapi perubahan iklim.

Misal sejak tahun 2014 sampai dengan 2021, komunitas earth hour di Indonesia terlibat aktif dalam menginisiasi berbagai program konservasi, di antaranya melakukan transplantasi terumbu karang di 5 titik lokasi di Bali, dan pembibitan serta penanaman mangrove di 6 wilayah di Bali, Surabaya, Balikpapan, Aceh, Tangerang, serta Serang.

'Earth Hour', Bukti Peduli Kita Terhadap Bumi

Titik pelaksanaan earth hour

Dari tahun ke tahun, titik pelaksanaan koordinasi earth hour dilaporkan semakin meningkat. Aditya Bayunanda, selaku Acting CEO WWF Indonesia mengungkap, jika di tahun ini diperkirakan akan ada sebanyak 30 titik di sejumlah kabupaten/kota Indonesia yang turut serta dalam perayaan earth hour.

Adapun beberapa titik di kota-kota besar yang sudah dipastikan akan ikut melakukan aksi pemadaman listrik terdiri dari Aceh yang pelaksanaannya dilakukan di Masjid Raya Baiturrahman, Islamic Centre Mataram di Nusa Tenggara Barat, dan Monumen Jayandaru di Sidoarjo.

Selain itu ada pula Kota Jayapura (Papua), Balikpapan (Kalimantan Timur), Palu (Sulawesi Tengah), dan sudah pasti yang tidak terlewat adalah Jakarta. Di Jakarta sendiri pelaksanaannya cukup luas hampir meliputi seluruh wilayah.

Secara detail, pemadaman listrik di Jakarta malam nanti akan berlangsung di seluruh bangunan atau gedung Kantor Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (kecuali Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, dll.).

Selain itu pemadaman juga akan berlangsung di beberapa simbol Kota Jakarta seperti Gedung Balai Kota, Monas dan air mancurnya, Patung Arjuna Wiwaha dan air mancumya, Bundaran HI, Patung Pemuda, Patung Pahlawan, dan Patung Jenderal Sudirman.

Sementara itu di kota-kota lain, earth hour juga akan dilaksanakan di Kota Malang, Bogor, Depok, Surabaya, Bekasi, Yogyakarta, Semarang, Bandar Lampung, Samarinda, dan puluhan kota besar lainnya.

Agats, Kota di Papua yang Jadikan Motor Listrik Sebagai Kendaraan Utama

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

Terima kasih telah membaca sampai di sini