Brengozer: Komunitas Unik Kumpulan Pria Brewokan

Brengozer: Komunitas Unik Kumpulan Pria Brewokan
info gambar utama

Bergabung ke dalam komunitas motor, pencinta alam, maupun olahraga mungkin merupakan hal yang sangat lumrah. Namun, bagaimana jadinya bergabung dengan perkumpulan kaum pria berkumis dan berjanggut alias brewok?

Ada Brengozer namanya. Komunitas unik yang satu ini menjadi tempat berkumpulnya para pria brewokan di luar sana. Kamu yang berminat menumbuhkan kumis maupun janggut, boleh juga lo bergabung menjadi anggota. Penasaran? Simak info selengkapnya.

Berawal dari Forum Kaskus

Komunitas Brengozer | Foto: Detik.com
info gambar

Komunitas Brengozer atau dengan nama panjang Brengoz Brother lahir pada 19 November 2014 sebagai media diskusi. Tak hanya itu, mereka juga berbagi pengalaman bagi pria-pria yang berjuang menumbuhkan maupun merawat brewok (brengos).

Brengozer yang sudah mempunyai ribuan anggota di tanah air bermula dari sebuah forum kecil di Kaskus. Nostalgia sedikit, Kaskus merupakan situs forum komunitas online buatan Indonesia yang sempat populer di era 2000-an.

Fariz Ramadhan merupakan pionirnya saat itu. Pria asal Banjarbaru, Kalimantan Selatan ini awalnya sangat ingin mempunyai brewok. Namun, kesulitaan sewaktu menumbuhkannya mengingat ia bukan pria dengan genetik kumis dan janggut.

Baca juga:Melihat Ragam Tradisi Minum Teh Unik dari Seluruh Dunia

Dari situ, tercetus ide untuk membuat forum komunitas di Kaskus. Rupanya, hal tersebut membawa respons positif saat banyak pula orang dengan visi-misi yang sama dengan Fariz.

Cara komunitas merekrut anggota baru pun terbilang lumayan sederhana, yaitu hanya melalui media sosial seperti Facebook, WhatsApp, LINE, dan sebagainya. Tak perlu repot, kamu cukup mengirimkan identitas diri dan motivasi bergabung.

Proses penyaringan sendiri tetap ada. Soalnya, Brengozer tidak ingin apabila ada orang-orang yang masuk ke dalam komunitas dengan modus untuk promosi ataupun berjualan.

Walaupun belum memiliki struktur organisasi, berkat banyaknya anggota dan permintaan, ada acara Gathering Nasional Brengozer Indonesia pertama pada 2016 di Bali.

Adapun hingga sekarang Brengozer sudah membuka cabang di 11 wilayah. Di antaranya, Jakarta, Bekasi, Bogor, Bandung, Surabaya, Bali, Palembang, Riau, Lampung, Banjarmasin, serta Makassar.

Melihat Tren Stereotip Pria Brewokan

Ilustrasi pria berjanggut | Foto: Drew Hays/Unsplash
info gambar

Sama halnya dengan kecantikan, standar ketampanan senantiasa mengalami perubahan seiring waktu. Kendati demikian, rambut wajah bagi kaum lelaki selalu identik sebagai ciri khas dari maskulinitas.

Baca juga:Anti Bosan Saat Meeting, Zoom Hadirkan Fitur Avatar

Di mulai pada masa Yunani Kuno, Suku Spartan kala itu mempunyai suatu hukum sosial yang menyatakan bahwa pria tanpa brewok merupakan seorang pengecut sejati. 

Kaum hippies lantas melanjutkan tren tersebut pada 1960-an. Mereka percaya kalau menumbuhkan jenggot merupakan simbol dari kebebasan sebagai bagian dari aksi menentang peperangan.

Sampai pada era modern seperti sekarang, tren brewok kembali populer di kalangan pria. Hal ini juga bersamaan dengan menjamurnya aneka produk penumbuh janggut di berbagai negara.

Banyak pria yang berlomba-lomba menumbuhkan rambut wajah, seperti janggut, kumis, hingga jambang. Tujuannya sudah jelas untuk menarik perhatian kaum wanita. Adanya brewok memang sering kali membuat kaum Adam merasa lebih dewasa dan “garang” di depan publik.

Baca juga: Mengenal KPSGI, Tempat Berkumpulnya Para Pencinta Sugar Glider

Penelitian dari seorang biopsikolog AS Nigel Barber menyimpulkan bahwa pria dengan brewok ternilai sebagai sosok yang lebih maskulin, dewasa, kuat, dan agresif. Dengan begitu, mereka mempunyai peluang lebih untuk memperoleh pasangan dengan mengintimidasi saingannya.

Tidak hanya itu, anjuran untuk menumbuhkan sekaligus memelihara brewok ternyata sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad menurut ajaran Islam. Jika kamu berminat dengan Komunitas Brengozer, langsung saja kepoin akunnya di media sosial Instagram @brengozer.

Referensi: Brilio | AyoBandung | Harian Nasional

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini