Senang

Nicky Hogan

Pernah menjadi Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia

Senang
info gambar utama

Senang.

Ya, siapa yang tidak senang dengan banyaknya tambahan jumlah investor baru di pasar modal tahun lalu (2021)? 3.670.000 investor baru reksa dana dan 1.760.000 investor baru saham. Catatan itu kurang lebih naik lebih dari 100 persen ketimbang tahun 2020.

Lonjakan yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah investor pasar modal Indonesia. Semua senang.

Terlepas latar belakang tambahan fantastis itu--yang sebagian besar didominasi oleh kalangan muda--tentu disebabkan oleh banyak faktor.

Entah karena semata-mata ikut-ikutan, atau referral-game, atau fenomena fomo termakan para influencer media sosial, ataupun memang menyadari pentingnya berinvestasi, memanfaatkan usia dini. Menurut saya, kalimat terakhir tadi adalah harapan sejatinya.

Namun, kesenangan tidak pernah berjalan sendiri. Angka-angka bukan sekadar data statistik, untuk dipampangkan di layar canggih dan dicetak dengan tinta warna-warni. Sadarkah kita? Angka-angka itu mewakili jutaan nyawa generasi muda, yang menaruh harapan tinggi mendapatkan manfaat dari sang pasar.

Entah untuk sesaat, maupun untuk masa depan. Entah untuk sekadar cuan saat ini, maupun untuk kesejahteraan saat nanti. Kesenangan telah melahirkan konsekuensinya sendiri. Tanggung jawab.

Jangan hanya senang satu sisi capaiannya saja, 'gelombang besar' ini adalah sisi beban di pundak para regulator. Beban terkait generasi yang tengah menata 20-30 tahun masa depannya.

Sedangkan untuk industri, jangan senang hanya sebatas bisnis jangka pendeknya saja, namun seberapa sustain generasi-pandemi ini akan bertahan, dan--terutama--mendapatkan manfaat dari dunia baru mereka ini, jangka pendek maupun jangka panjang.

Going concern, begitu kan seharusnya sebuah bisnis dan industri dijalankan, bukan?

Saat ini, proses inklusi-konversi telah menjadi begitu mudah. Ibarat hanya menjentikkan jari saja untuk mengajak seseorang menjadi investor. Peran teknologi, medsos, dan grup-grup digital memainkan peran super-besar.

Sementara proses literasi-edukasi pontang panting mengejarnya, bahkan mungkin nyaris tak mampu mengejar. Itulah tanggung jawabnya. Literasi-edukasi! Yang seyogyanya mendahului inklusi-konversi. (“Tidak ada kata terlambat, sebelum benar-benar terlambat.”)

Kembali ke soal senang, siapa tidak senang? Semua senang. Termasuk gerombolan 'hyena' yang mencium bau harum darah mangsa muda. Yang hidupnya--dan cari uang untuk diri dan keluarganya--memang hanya dari memangsa.

Membuat berita dan postingan menyesatkan, membungkus yang tak pantas seolah pantas, melakukan transaksi pura-pura dan palsu, lantas menjebak para investor dan menghisap uang hasil kerja jerih payahnya, membuyarkan cita-cita para pemula yang baru saja dimulai.

Kesenangan yang satu ini tentu sangat tidak pantas, tidak bermoral, dan pasti tidak bertanggung jawab.

Baiknya untuk gerombolan yang ini, jangan kasih senang.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Nicky Hogan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Nicky Hogan.

Tertarik menjadi Kolumnis GNFI?
Gabung Sekarang

Terima kasih telah membaca sampai di sini