Mulai dari Hal Kecil, Inilah Ragam Aksi untuk Bantu Melestarikan Bumi

Mulai dari Hal Kecil, Inilah Ragam Aksi untuk Bantu Melestarikan Bumi
info gambar utama

Setiap tanggal 22 April masyarakat di seluruh dunia memperingati Hari Bumi sebagai acara untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap planet yang kita tinggali yaitu bumi. Tahun ini, tema peringatan Hari Bumi adalah “Invest In Our Planet” atau “Investasi di Planet Kita”.

Mengutip laman Earthday.org, pada Hari Bumi 2022 kita perlu berani bertindak, berinovasi, dan menerapkan keadilan. Pengusaha, pemerintah, dan warga negara sama-sama bertanggung jawab pada kelestarian planet bumi karena masa depan yang hijau adalah masa depan yang sejahtera.

Demi kehidupan di bumi yang lebih baik, serta mengurangi berbagai ancaman terhadap planet yang sudah di depan mata, setiap aksi yang kita lakukan akan sangat berharga. Setiap tindakan dapat berpengaruh pada lingkungan sekitar.

Apa saja aksi yang dapat dilakukan untuk merawat bumi? Berikut beberapa rekomendasi tindakan yang bisa dimulai dari diri sendiri:

Perubahan Iklim di Depan Mata, Kita Bisa Apa?

Perubahan pola makan

Makanan nabati | @Foxys Forest Manufacture Shutterstock
info gambar

Produksi dan konsumsi makanan dapat dengan cepat memperburuk planet ini. Bahkan, apa yang kita makan dapat mendorong planet ini ke titik puncak perubahan iklim dan deforestasi. Apa yang kita makan penting untuk kesehatan diri sendiri dan planet.

Beralih ke pola makan nabati dan menghindari produk hewani dapat membebaskan planet dari beban peternakan hewan yang merupakan penyumbang besar kerusakan ekologis. Perlu diketahui bahwa peternakan hewan untuk memproduksi daging dan susu membutuhkan ruang dan sejumlah besar air dan pakan. Sistem pangan telah menyumbang lebih dari seperempat emisi gas rumah kaca dan peternakan merupakan salah satu kontributor terbesar terhadap perubahan iklim.

Apa yang bisa kita lakukan adalah menyeimbangkan kembali pola makan dengan memprioritaskan produk nabati dan mengurangi asupan produk hewani. Selain itu, biasakan untuk menghabiskan setiap makanan yang dipesan atau dimasak agar tidak menambahkan limbah makanan. Limbah makanan dapat memberikan dampak serius pada lingkungan dan menghasilkan gas rumah kaca. Jika tidak dapat dihabiskan, bekukan makanan atau simpan untuk dimakan di lain waktu dan setelahnya lebih bijak dalam membeli makanan sehingga jumlahnya tepat sesuai kebutuhan.

Untuk memudahkan, buatlah rencana makan secara rutin, misalnya mingguan. Dengan cara ini, Anda akan berbelanja lebih efektif, memaksimalkan bahan makanan, dan mengurangi sampah makanan. Dalam berbelanja bahan makanan, sebisa mungkin pilihlah bahan makanan lokal dan organik yang diproduksi dengan cara ramah lingkungan.

Selain itu, tak ada salahnya memulai untuk menanam makanan Anda sendiri dari kebun rumah. Anda bisa menanam sayur atau buah yang memang sering dikonsumsi sehari-hari demi mengurangi jejak karbon dari makanan yang dibeli di toko.

Ecobrick, Inovasi Mengubah Sampah Plastik Jadi Bahan Bangunan

Mengurangi penggunaan plastik

Ada banyak cara untuk mengurangi penggunaan plastik di mana pun Anda berada. Bagi yang lebih sering beraktivitas di luar rumah dan membeli makanan di luar, pastikan untuk tidak menggunakan wadah dan alat makan sekali pakai. Sebisa mungkin makanlah ditempat agar bisa memakai alat makan yang dapat dicuci untuk menghindari sampah tempat makan, alat makan, dan plastik pembungkus.

Jika memang sering membeli makanan untuk dibungkus, maka Anda bisa membiasakan membawa tas belanja dan wadah sendiri. Sekarang ini sudah banyak dijual tempat makan dan botol minum berbahan silikon yang dapat dilipat saat tidak dipakai untuk menghemat ruang penyimpanan di dalam tas. Selain membawa wadah, bawalah peralatan makan sendiri sesuai kebutuhan, misalnya sendok, garpu, sumpit, juga sedotan. Kebiasaan ini juga

bisa diterapkan saat berbelanja di pasar. Untuk menghindari berbelanja bahan makanan yang dikemas plastik, Anda bisa membawa wadah-wadah sendiri yang ukuran dan jumlahnya disesuaikan dengan rencana belanja mingguan.

Untuk mengurangi plastik dan sampah sehari-hari, bisa mulai menggunakan produk alternatif. Misalnya, jika biasa membungkus makanan dengan plastik, ganti dengan wadah yang bisa dipakai ulang. Beli kopi atau minuman di gerai dengan botol milik sendiri, bungkus makanan sisa dengan penutup silikon alih-alih plastik, gunakan kembali toples kaca bekas selai, hindari teh celup dan ganti dengan saringan teh, ganti spons cuci piring dengan loofah, serta kurangi sampah plastik dari kemasan produk pembersih dan bahan makanan dengan berbelanja di bulk store dan membawa wadah sendiri.

Hari Kesehatan Sedunia: Apa yang Bisa Kita Lakukan untuk Menjaga Manusia dan Planet Bumi?

Mengolah sampah rumah tangga

Kompos | @Jerome.Romme Shutterstock
info gambar

Hal pertama yang penting dalam pengelolaan sampah adalah mengenali jenis dan memilahnya. Terdapat tiga jenis sampah yaitu organik, anorganik, dan B3. Sampah organik dapat membusuk dan terurai sehingga dapat diolah menjadi kompos, misalnya sisa makanan, daun kering, dan sayuran. Sedangkan sampah anorganik dapat didaur ulang menjadi sesuatu yang baru dan bermanfaat, misalnya botol plastik, kertas, botol kaca, dan kaleng bekas. Sementara sampah B3 merupakan sampah berbahaya bagai kesehatan dan lingkungan, misalnya baterai bekas, kaleng bekas racun serangga, lampu bekas, botol hair spray, dan sampah masker.

Memilah sampah merupakan hal penting karena dapat meningkatkan jumlah sampah yang bisa didaur ulang dan mengurangi jumlah yang berakhir di TPA. Bagaimana caranya? Untuk permulaan, biasakan untuk membuang sampah berdasarkan jenisnya. Sediakan setidaknya dua tempat sampah organik dan anorganik.

Setelah sampah terkumpul, produk organik bisa diolah menjadi kompos dan digunakan untuk menyuburkan tanaman. Ini bisa dari campuran daun kering, ranting, sisa makanan, dan kulit buah.

Sedangkan untuk sampah anorganik dapat diolah dengan menerapkan sistem 3R (reuse, reduce, dan recycle), membuat ecobrick ata blok bangunan dari limbah plastik, atau dikirim ke bank sampah.

Jika di daerah dekat tempat tinggal Anda belum ada bank sampah, tak ada salahnya menjadi penggagas bank sampah dan mengajak orang-orang di sekitar untuk bersama-sama mengumpulkan dan mengolah sampah.

Simbol Dewi Sri dan Konsep Perempuan Sebagai Penjaga Kelestarian Bumi

Berlalih ke fesyen berkelanjutan

Anda mungkin sudah mengenal konsep fast fashion, di mana metode desain, manufaktur, dan pemasaran yang berfokus pada produksi pakaian dalam jumlah besar dengan cepat. Produksi garmen pada fast fashion memanfaatkan replikasi tren dan bahan berkualitas rendah untuk menghadirkan produk dengan harga murah.

Meski sebagian orang senang mengikuti tren fesyen terbaru, sayangnya fast fashion juga menyumbang sejumlah besar emisi karbon di seluruh dunia dari proses produksi hingga transportasi. Ditambah lagi hampir tiga dari lima pakaian fast fashion berakhir di tempat pembuangan sampah dan proses manufaktur yang tidak berkelanjutan juga menyebabkan pembuangan air limbah ilegal dan polusi mikroplastik.

Sebagai kebalikannya, ada pula konsep sustainable fasion, yang juga disebut slow fashion, eco-fashion, atau ethical fashion.

Fesyen berkelanjutan dapat dimulai dari langkah-langkah kecil. Mulai dari merawat pakaian yag sudah ada dan menjaganya lebih berumur panjang. Selalu ingat bahwa membeli pakaian adalah pilihan terakhir. Seringkali kita membeli pakaian mengikuti tren dan kemudian hanya terpakai beberapa kali saja seiring dengan usangnya tren tersebut.

Adapun urutan yang penting diperhatikan terkait pakaian adalah memakai yang sudah ada, meminjam, menukar, menyewa, membeli pakaian bekas, membuat, dan terakhir adalah membeli pakaian baru.

Ketika membeli pakaian baru, penting untuk memikirkan kualitas. Tak hanya dari model atau kenyamanan, tetapi dari bahan dan jahitan agar pakaian lebih berumur panjang. Pakaian dengan model basic umumnya dapat bertahan lama dan tidak berpengaruh pada tren.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dian Afrillia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dian Afrillia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini