Mendalami Niat Puasa untuk Belajar Menumbuhkan Motivasi

Mendalami Niat Puasa untuk Belajar Menumbuhkan Motivasi
info gambar utama

#FutureSkillsGNFI

Bagi umat muslim menjalankan puasa di bulan Ramadan termasuk ibadah wajib bagi yang mampu. Namun, di luar konteks Ramadan, puasa pun bisa kita jalankan karena kebutuhan medis, lingkungan budaya, atau sekadar membantu menjaga kesehatan.

Menurut KBBI, puasa berarti menghindari makan, minum, dan sebagainya dengan sengaja. Biasanya, puasa kita lakukan dalam kurun waktu tertentu seusai kebutuhan. Misalnya untuk tujuan medis sebelum operasi akan puasa 12 jam sebelumnya. Ada juga intermittent fasting untuk tujuan diet dengan mengalokasikan 6/8/4 jam saja untuk makan.

Apa yang membuat orang bisa bertahan saat puasa? Padahal di hari biasa, sebelum melakukan puasa, tubuh ini bisa mendapat asupan makanan dan minuman secara bebas. Namun, di sisi lain ada juga orang yang tidak bisa berpuasa, mengapa?

Manfaat Menjalankan Puasa

ilustrasi metabolisme tubuh
info gambar

Melansir dari laman hellosehat, setelah 6 jam makan terakhir tubuh akan mulai mengubah cadangan lemak dalam tubuh menjadi glukosa sebagai asupan utama otak dan tubuh untuk bisa berfungsi. Cadangan glukosa ini menjadi cadangan energi selama 24--48 jam. Artinya, secara alami tubuh ini bisa terus berfungsi baik meski puasa selama 3 hari penuh.

Jika dalam kondisi ekstrim tubuh ini bisa bertahan, menjalani puasa beberapa jam tentunya menjadi sangat memungkinkan untuk kita lakukan. Namun, apakah puasa berjalan hanya karena tubuh yang bisa beradaptasi saja? Nyatanya, jika tidak adanya tuntutan kondisi puasa adalah situasi yang kurang nyaman dan sebisa mungkin akan kita hindari.

Baca juga: Deretan Menu Takjil yang Selalu Ada Saat Ramadan

Goodmates bisa ingat-ingat kembali slogan “where there’s will there’s a way”. Artinya, jika ada keinginan yang sangat kuat akan ada jalan atau cara untuk bisa menggapainya. Sederhananya, sebut saja niat atau dalam istilas psikologi bernama motivasi.

Motivasi bukan sebatas ‘aku ingin’ tapi lebih jauh dari itu. Dengan adanya motivasi, akan memberikan suatu dorongan untuk seseorang melakukan sesuatu. Berdasar sumbernya, ada motivasi intrinsik yang datang dari dalam diri sendiri dan cenderung efektif untuk jangka waktu panjang. Ada pula motivasi ekstrinsik yang dipengaruhi dengan adanya hukuman atau hadiah dari luar.

Jika awal belajar puasa Ramadan karena iming-iming hadiah dari orang tua atau karena harus menulis laporan ke guru, seiring berjalannya waktu ada manfaat tersendiri yang membuat menjalaninya tidak berbeban.

Beberapa manfaatnya ialah mengendalikan metabolisme tubuh dari pola makan berantakan, membantu meregulasi emosi menjadi lebih positif, bahkan sampai mengurangi stres.

Baca juga: Praktis! Kreasi 4 Menu Sehat untuk Sahur dan Buka Puasa

Tumbuhkan Motivasi untuk Puasa

Ilustrasi Motivasi I Foto: unplash
info gambar

Tentunya motivasi bisa coba kita bangun untuk hal lain yang menjadi target capaian Goodmates. Sebagai permulaan tidak ada salahnya melibatkan faktor eskternal yang dapat menyulut semangat, seperti mencari dukungan dari sekitar, mengetahui manfaat yang akan didapat, atau lebih menggali konsekuensi yang timbul.

Misal untuk menumbuhkan motivasi mengurangi akses media sosial berbebih. Goodmates bisa awali dengan mencoba gunakan time screen sebagai pantauan awal.

Lalu, bisa juga dengan membuat alokasi jam khusus untuk membuka media sosial. Misal di jam makan siang atau setelah makan malam, apabila melanggar jadwal bisa menerapkan metode hukuman tidak membuka media sosial selama beberapa hari.

Baca juga: Menilik Fenomena Gaya Hidup Cashless di Era Digital

Kemudian, bisa juga dengan membangun kesadaran ‘time is money’, buat komparasi Goodmates waktu untuk membuka media sosial dengan aktivitas lain. Waktu tempuh pesawat Jakarta-Singapura kurang lebih 1 jam 35 menit, tidak sampai dua jam.

Terasa rugi kan jika membayangkan ada orang lain bisa pindah negara dalam waktu kurang dari dua jam daripada diam di tempat dan hanya scrolling media sosial?

Selain faktor-faktor eksternal di atas, keberhasilan yang pernah kita lakukan bisa juga menjadi sumber motivasi intrinsik. Misalnya dengan mengingat keberhasilan untuk mematuhi jadwal alokasi membuka media sosial. Lalu, coba merenungkan manfaat yang kamu rasakan saat mengalihkan waktu bermain media sosial dengan aktivatas bermanfaat lainnya.

Membangun motivasi ini tentu tidak mudah karena banyak godaan aktivitas lain yang terlihat lebih nyaman daripada mengerjakan target. Kalau sudah terasa berat, coba ingat kembali keberhasilan Goodmates untuk melaksanakan puasa sedangkan ada orang lain yang tidak bisa menjalaninya meskipun mampu.

Practice make it perfect, dengan pembiasaan dan terus berusaha belajar menumbuhkan motivasi puasa. Semoga semakin banyak hal positif yang bisa Goodmates capai, ya.

Referensi: HelloSehat I merdeka

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini