Green Crime Penduduk Super Tajir

Fauzan Luthsa

Berlatar belakang jurnalis ekonomi dan politik, saat ini aktif sebagai pengamat kebijakan publik, terkait ekonomi dan sosial.

Green Crime Penduduk Super Tajir
info gambar utama

Anda pasti sering dengar slogan dan jargon penyelamatan bumi, seperti save the earth, hemat air, matikan listrik, kurangi konsumsi bahan bakar fosil, paperless please, dan stop penggunaan plastik. Semua itu merupakan seruan untuk mengurangi berbagai dampak kerusakan dari jejak karbon yang kita hasilkan.

Tujuannya satu: selamatkan bumi kita.

Setiap manusia bisa melakukan aksi penyelamatan bumi. Tanpa aksi heroik ataupun tindakan yang tersebar luas di sosial media. Mudah kok, gaya hidup kita juga bisa berkontribusi untuk mengurangi emisi karbon.

Kali ini, artikel saya akan bercerita mengenai bagaimana gaya hidup mewah bisa menjadi penyumbang besar bencana bumi atau green crime.

Sebuah makalah yang berjudul “Mengukur Dampak Ekologis Orang Kaya: Konsumsi Berlebihan, Disorganisasi Ekologis, Kejahatan Hijau, dan Keadilan,” diterbitkan oleh peneliti Michael J. Lynch, Michael A. Long, Paul B. Stretesky, dan Kimberly L. Barrett, yang dirilis pada 15 Mei 2019, menjelaskan perilaku konsumsi orang kaya yang mengacaukan iklim.

Menurut Jacobinmag.com, di Amerika, orang kaya memiliki jejak karbon 25 kali lebih besar dari penduduk lainnya. Golongan ini hanya 1 persen tapi mereka menguasai perekonomian Amerika dan menyumbang 15 persen emisi, lebih dari dua kali lipat dari mereka yang pendapatannya hanya rata-rata per kapita Amerika Serikat.

Rumah mewah, superyacht, mobil mewah, dan jet pribadi penduduk super kaya Amerika, telah menghasilkan lebih banyak emisi karbon ketimbang penduduk seluruh negara.

Di seluruh dunia, terdapat hampir 300 superyacht yang beroperasi diberbagai negara. Harga per unitnya yang terkecil sekitar 30 juta dolar AS, atau jika dirupiahkan 434 miliar. Jangan tanya harga unit yang besar, kalkulator saya akan error untuk mengkonversi nilai ke rupiah.

Kalau kita hitung hitung, armada superyacht dunia menggunakan lebih dari tiga puluh dua juta galon minyak. Semisal menggunakan standar Amerika, 1 galon sekitar 3,8 liter dan standar Inggris pergalon mencapai 4,5 liter. Silakan dihitung sendiri.

Penggunaan bahan bakar tersebut menghasilkan 627 juta pon emisi karbon dioksida per tahun atau sekitar 285 kilogram emisi karbon. Sedangkan rata-rata rumah super mewah maha luas menghasilkan jejak karbon 1.422.720 pon atau 646 ton metrik.

Masih dari hasil penelitian ilmiah makalah di atas. Di Amerika Serikat terdapat sekitar 15 ribu pesawat jet pribadi dan seluruh armada beroperasi total 17 juta jam per tahun. Dan membakar sekitar 345 galon per jam.

Bahan bakar jet menghasilkan 21 pon atau 42 kilogram emisi karbon per galon. Itu berarti jejak karbon armada jet pribadi Amerika Serikat adalah sekitar 56 ton per tahun.

Perbandingannya, produksi CO2 sebuah negara kecil di Afrika, seperti Burundi menghasilkan kurang dari setengah emisi karbon ketimbang yang dilakukan orang super kaya Amerika dengan jet pribadinya. Itu belum termasuk mobil mewah, rumah super mewah, dan superyacht.

Sebuah contoh panjang, bagaimana gaya hidup amat berkontribusi terhadap produksi emisi karbon.

Perubahan iklim yang erat kaitannya dengan distribusi kesejahteraan

Apapun cara yang dilakukan untuk mengatasi perubahan iklim dengan pengurangan emisi karbon, perubahan mendasar dalam ekonomi amat menentukan.

Selama kita tidak berproduksi untuk kesejahteraan umum dan kebaikan bersama, maka bumi tetap akan menjadi korban dalam mengejar uang.

Oleh karena itu, penghitungan pengeluaran karbon per kapita setiap negara sebaiknya diterapkan untuk asas kesetaraan.

Hal ini untuk membuat mereka--yang masuk dalam 1 persen golongan super kaya dan menguasai perekonomian--mengambil tanggung jawab lebih besar dalam perubahan iklim daripada penduduk lain pada umumnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Fauzan Luthsa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Fauzan Luthsa.

Tertarik menjadi Kolumnis GNFI?
Gabung Sekarang

FL
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini