Sering Cek Media Sosial? Awas FoMO!

Sering Cek Media Sosial? Awas FoMO!
info gambar utama

#FutureSkillsGNFI

Dalam kehidupan sehari-hari dengan perkembangan teknologi yang pesat kamu pasti tidak terlepas dari sosial media. Terlebih lagi generasi milenial dan Z yang semakin hari semakin lengket dengan sosial media bahkan mencapai taraf addictive user. Hal ini bisa menimbulkan sesuatu yang disebut sebagai Fear of Missing Out (FoMO) yaitu fenomena munculnya perasaan cemas atau takut jika tertinggal informasi terkini yang ada di sosial media.

Bagaimana Seseorang Bisa Mengalami FoMO?

Hubungan sosial yang kurang baik menjadi salah satu penyebabnya karena jika seseorang merasa diacuhkan atau tidak dilihat keberadaannya cenderung akan membuatnya tidak berharga dalam suatu hubungan sosial tersebut, maka dari itu mengalihkan kehidupan sosialnya ke dalam sosial media sebagai bentuk pelarian diri, namun karena pengalihan ini justru menimbulkan kebiasaan menatap ponsel terus-menerus dan sosial media membuatnya terjerumus lebih jauh.

Ciri-ciri Kamu Sudah Terkena FoMO

FoMO menjangkit karena faktor eksternal maupun internal. Bisa saja sebenarnya kamu tidak bermaksud FoMO tetapi lingkungan sekitarmu yang membuatmu FoMO, sebaliknya karena timbul perasaan bosan untuk menjalin suatu kehidupan sosial kamu menarik dirimu sendiri ke dalam FoMO. Goodmates yang belum tahu apakah sudah termasuk FoMO atau justru tidak, berikut ciri-ciri dari FoMO.

  1. Betah Menatap Layar Ponsel

Generasi milenial dan Z yang tiada hari tanpa ponsel rasanya kalau meninggalkan benda ini lima menit pun akan cepat bosan. Terlebih jika muncul perasaan tidak senang jika sedetik pun tertinggal informasi terkini yang ada dan tidak bisa mengatur durasi dalam bermain ponsel, Goodmates harus hati-hati ya.

  1. Acuh dengan Kehidupan Real-Life

Teruntuk kamu yang udah merasa tidak peduli lagi dengan kehidupan sosial dan cenderung lebih memilih diam memojok bersama ponsel kesayanganmu. Dipastikan kamu udah masuk dalam lingkaran candu sosial media dan berakhir dengan terkena FoMO karena pusaran hidupmu seperti ada di dalam sosial media dan kamu cenderung memilih untuk menggulir layar ponsel daripada bercengkrama dengan teman-teman sekitarmu.

Cara Mengatasi FoMO

Goodmates yang bersyukur karena tidak termasuk dalam seseorang yang FoMO, pertahankan dan pastinya jangan coba-coba, sebaliknya Goodmates yang ternyata udah masuk dalam lingkaran mengerikan FoMO lakukan beberapa hal ini.

Pertama, kamu bisa mulai untuk mengurangi kebiasaan membuka ponsel tanpa jeda. Tidak perlu menjadi sesorang yang harus up to date secara berlebihan. Gunakan ponsel sesuai kebutuhan dan porsi yang tepat.

Kedua, jangan malu dalam bersosialisasi. Sebagai manusia, salah satu hakikat terpenting yang harus dijalani, yaitu hidup bersosial. Manusia tidak mungkin jika tidak saling membutuhkan satu sama lain. Maka dari itu, penting untuk melakukan sosialisasi secara langsung dibandingkan hanya memiliki hubungan dalam perantara sosial media. Jika kamu merasa berhubungan sosial itu mengerikan maupun takut jika tidak di terima oleh mereka, maka ubah persepsi itu karena kamu tidak akan tahu jika kamu tidak mencobanya.

Terakhir, cari aktivitas yang kamu suka. Setiap manusia pasti memiliki kegemaran akan sesuatu hal. Coba pikirkan dan cari apa yang sekiranya memikat perhatianmu. Jadi, jangan hanya ketika bosan bersosialisasi maka kamu langsung mencari ponsel tetapi lakukan aktivitas yang kamu sukai itu yang awalnya bisa saja tidak terlihat menarik karena kamu sudah jatuh hati pada ponsel padahal aktivitas itu sebenarnya kesukaanmu.

Itulah tiga cara yang bisa kamu lakukan untuk terlepas dari bayang-bayang FoMO. Yuk, Goodmates sama-sama menggunakan ponsel dengan bijak dan jangan sampai kamu menyesal karena kehilangan momen-momen berharga bersama keluarga maupun teman.

Referensi :

TIME. This Is The Best Way to Overcome Fear of Missing Out

IDN TIMES. 7 Cara Mengatasi FOMO, Gangguan Kesehatan Mental Zaman Now

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini