Travelling ke Ruteng, Kota Kecil di Flores Bernuansa Eropa

Travelling ke Ruteng, Kota Kecil di Flores Bernuansa Eropa
info gambar utama

#FutureSkillsGNFI

Halo GoodMates! Apa yang terbayang di benak kalian tentang Flores? Benar sekali ya GoodMates, Flores adalah salah satu pulau besar yang terletak di Nusa Tenggara Timur. Eits, tapi apakah kalian pernah mendengar atau membaca artikel tentang kota kecil yang terletak di Manggarai, Flores? Kota dingin namun menghangatkan yang membuat siapapun yang datang atau tinggal di sana susah untuk move on dan ingin kembali lagi ke sana.

 Pemandangan Kota Ruteng |Foto: Wira Nurmansyah
info gambar

1. Kota Seribu Gereja

 Gereja Katedral Lama Ruteng | Foto: dewimagazine.com
info gambar
 Gereja Katedral Baru Ruteng | Foto: HIDUPKATOLIK.com
info gambar

Banyaknya gereja katolik di Ruteng tak lepas dari sejarahnya. Adanya riwayat penjajahan Portugis yang pernah menguasai wilayah Flores dan sekitarnya, juga kota Ruteng dikembangkan oleh para misionaris gereja di awal tahun 1900-an. Kedatangan para misionaris ini juga membantu masyarakat dalam bidang pendidikan dengan mendirikan beberapa sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Tentunya, hal ini bertujuan baik untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Hindia Belanda—Indonesia saat itu.

2. Salah Satu Kota Terdingin di Indonesia

 Pemandangan Kota Ruteng ketika hujan di sore hari | Foto: Tajuk Flores
info gambar

Suhu udara Ruteng ketika di siang hari sekitar 21o- 23o dan di malam hari mulai dari 19o - 16o. Oleh karena suhu udara di Ruteng yang dingin, aktivitas masyarakat di sana tidak seperti masyarakat di kota besar, GoodMates. Jika sudah pukul 20.00 WITA ke atas, masyarakat sudah berkumpul bersama keluarga di rumah.

Itu sebabnya kebanyakan masyarakat di sana jarang keluar rumah di malam hari, apalagi jika saat itu sedang hujan. Bagi mereka, lebih baik istirahat dan berkumpul bersama keluarga sambil selimutan.

2. Wae Rebo "Kampung Di Atas Awan"

 Indahnya Kampung Wae Rebo, Satarmese Barat, Manggarai | Foto: instagram @flores_awesome
info gambar

Wae Rebo adalah sebuah desa adat terpencil dan misterius di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Terletak di ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut. Di kampung ini hanya terdapat 7 rumah utama atau yang disebut sebagai Mbaru Niang.

Dalam bahasa Manggarai, “Mbaru” artinya rumah. Berarti “Mbaru Niang” adalah rumah adat Manggarai. Rumah adat “Mbaru Niang” berbentuk kerucut dan atapnya terbuat dari daun lontar hampir menyentuh tanah. Keseluruhan rumah tersebut ditutupi menggunakan ijuk.

Jika GoodMates ingin berkunjung ke Desa Wae Rebo, perjalanan yang akan ditempuh membutuhkan waktu 4 – 5 jam jika berangkat dari Ruteng. Tahukah GoodMates, bahwa Wae Rebo dinyatakan UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia pada Agustus 2012 menyisihkan 42 negara lain. Keren ya GoodMates!

4. Lingko Spider Web Rice Fields

 Lingko Spider Web Rice Fields Cancar, Ruteng | Foto: flores.co.id
info gambar

GoodMates mungkin sudah tidak asing dengan sawah berbentuk jaring laba-laba yang terletak di Desa Bulan, Cancar, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kalian yang ingin berkunjung ke Cancar memerlukan waktu 1,5 jam dari Ruteng.  Tahukah GoodMates, ada makna mengapa sawah ini berbentuk menyerupai jaring laba-laba, lho!

Masyarakat Manggarai memiliki sistem pembagian kebun atau lahan pertanian. Sistem pembagian ini disebut dengan “Lingko” dimulai dari titik tengah yang disebut dengan “Lodok”. Dari titik tengah itulah ditarik garis panjang menuju bidang terluar yang disebut dengan “Cicing”. Polanya kecil di bagian dalam dan besar di bagian luar sehingga akan mirip jaring laba-laba jika makin luas dan jauh area tanahnya.

5. Kompiang, Jajanan Khas Ruteng Sebagai Teman Ngopi

 Kompiang khas Ruteng dengan taburan wijen | Foto: instagram @kompianggajah
info gambar

Kompiang adalah makanan khas China di Manggarai yang sudah ada di Ruteng sekitar tahun 1983 – 1984. Kompiang berbentuk oval dan proses pembuatannya dengan cara dipanggang. Di salah satu sisinya ada butiran-butiran kecil yang disebut longa yang diisi wijen. Maka namanya pun menjadi “kompiang longa”.

Ternyata taburan wijen di atas kompiang ini memiliki filosofi, GoodMates! Wijen yang berkumpul menjadi satu di atas kompiang itu sendiri mengilustrasikan kebersamaan. Itupula yang mungkin mengilhami masyarakat Manggarai ketika menikmati kompiang secara bersama-sama dengan penuh kebahagiaan. Itu sebabnya, kompiang menjadi jajanan yang selalu menemani masyarakat Ruteng ketika sedang berkumpul bersama keluarga sambil minum kopi atau teh dan juga menjadi oleh-oleh khas Ruteng.

GoodMates, itulah keindahan-keindahan dari Kota Ruteng yang wajib banget kalian kunjungi ketika liburan. Jika GoodMates berlibur ke Labuan Bajo, jangan lupa mampir dulu ke Ruteng, kota kecil yang dingin namun menghangatkan yang bisa jadi alternatif buat kalian yang ingin healing

Referensi: Wikipedia | KOMPAS

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini