Seluk-Beluk Hepatitis Misterius yang Curi Perhatian Dunia, Apa Penyebabnya?

Seluk-Beluk Hepatitis Misterius yang Curi Perhatian Dunia, Apa Penyebabnya?
info gambar utama

Belum lama pulih dan masih dalam tahap merangkak naik dari kondisi pandemi Covid-19, terbaru bidang kesehatan global dibuat ramai dengan kemunculan jenis baru dari penyakit yang menyerang hati dan sering menimpa anak-anak, yakni hepatitis.

Selama ini, hepatitis dikenal sebagai penyakit yang memunculkan peradangan pada hati atau lever, jenisnya sendiri terdiri dari hepatitis A, B, C, D, dan E. Lebih jauh, penyakit tersebut bisa disebabkan oleh berbagai hal mulai dari infeksi virus, kebiasaan mengonsumsi alkohol, penggunaan obat-obatan tertentu, penyakit autoimun, dan infeksi cacing hati. Namun pada kasus yang disebabkan oleh infeksi virus, hepatitis bisa menular ke orang lain.

Sejak kisaran awal April 2022, muncul sebuah penyakit hepatitis misterius yang menurut catatan medis penderitanya lebih parah dibandingkan jenis hepatitis yang sudah ada, namun hingga saat ini asal-usul dan penyebabnya belum diketahui dengan jelas dan masih didalami lebih lanjut.

Saking parahnya, WHO sampai menetapkan fenomena kemunculan penyakit satu ini sebagai kejadian luar biasa (KLB). Seakan belum cukup, jenis hepatitis ini dikabarkan sudah masuk ke Indonesia, dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat ada sebanyak 3 orang anak yang meninggal dunia akibat penyakit tersebut.

Terbaru, Kemenkes juga telah mengeluarkan imbauan akan kewaspadaan bagi semua pihak terutama para orangtua akan adanya hepatitis misterius yang dimaksud. Lantas, dari mana sebenarnya penyakit ini berasal?

Hari Hepatitis Sedunia 2021: Mengenal Penyebab Penyakit Hingga Pencegahan

Kronogi yang berasal dari Inggris

Sebaran laporan hepatitis misterius di berbagai negara
info gambar

Menurut publikasi resmi WHO, dijelaskan bahwa penyakit ini pertama kali terdeteksi di Inggris pada tanggal 5 April 2022. Laporan diawali dengan adanya kondisi hepatitis akut yang dialami oleh sebanyak 10 pasien anak, namun belum diketahui penyebab detailnya.

Disebutkan bahwa berbagai jenis pemeriksaan laboratorium telah dilakukan, tapi tidak ditemukan tanda dari jenis hepatitis yang sudah ada pada ke-10 pasien yang dimaksud. Dalam penyelidikan lebih luas, di tanggal 8 April rupanya ditemukan sebanyak 74 kasus serupa di Inggris, di mana 6 anak di antaranya telah mendapati penindakan medis lebih lanjut yakni berupa transplantasi hati.

Yang menenangkan, sebenarnya per tanggal 11 April belum ada laporan mengenai korban jiwa yang meninggal. Namun kurang dari dua minggu setelahnya yakni di tanggal 21 April, penyakit serupa dilaporkan terdeteksi di beberapa negara Eropa dan sejumlah negara lainnya di dunia.

Secara keseluruhan, total pasien yang tercatat pada tanggal tersebut berada di angka 169 kasus yang terdiri dari Inggris (114), Spanyol (13), Israel (12), Amerika Serikat (9), Denmark (5), Irlandia di bawah 5 kasus, Belanda (4), Italia (4), Norwegia (2) Prancis (2), Romania (1), dan Belgia (1).

Tidak cukup sampai di situ, Indonesia rupanya menjadi salah satu negara yang juga melaporkan kasus penyakit serupa. Dan yang memprihatinkan, Kemenkes mengumumkan bahwa di tanah air sudah ada total 3 anak yang meninggal dunia akibat penyakit ini.

Lain itu pemberitaan Dailymailjuga menyebut jika tiga kematian yang terjadi di Indonesia, merupakan salah satu dari empat laporan kematian pertama yang terjadi karena hepatitis misterius.

Kata Dokter Soal Bahaya Positif Covid-19 Pada Anak dengan Komorbid

3 anak meninggal dunia di Indonesia

Sejak lama penyakit hepatitis memang tidak bisa dipandang sepele. Kemunculan jenis baru ini juga disebut misterius oleh WHO dan para pakar kesehatan dunia, karena berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, jenisnya sama sekali tidak mewakiliki karakteristik atau ciri yang dimiliki oleh hepatitis A, B, C, D, atau E.

Lebih detail, Kemenkes menjelaskan secara detail bahwa tiga kasus kematian di Indonesia terjadi dalam kurun waktu dua minggu terakhir sebelum tanggal 30 April 2022.

Meski tidak merinci secara detail berapa kisaran usia para pasien yang meninggal dunia, namun diketahui jika ketiga anak tersebut sama-sama dirawat di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta, yang merupakan rujukan dari rumah sakit asal wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Barat.

Dijelaskan bahwa gejala yang ditemukan pada pasien-pasien tersebut adalah mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang, dan penurunan kesadaran. Lain itu Kemenkes juga menerangkan jika kasus yang terjadi di dunia termasuk Indonesia, rata-rata menimpa anak pada kisaran usia 1 bulan hingga 16 tahun.

Hari Kanker Anak Sedunia: Mengenali 6 Jenis Kanker yang Sering Menyerang Anak

Pandangan sementara para ahli

Di saat bersamaan, investigasi sementara para pakar yang dibarengi dengan hasil uji laboratorium mengungkap jika pada sebagian kasus yang tercatat, terdapat beberapa penyebab yang mendasari kemunculan penyakit ini.

Pertama, pada sebanyak 74 kasus yang telah melakukan tahap molekuler ditemukan adanya pengaruh dari Adenovirus (41). Menurut penjelasan dari Profesor Zubairi, yang aktif memberikan edukasi mengenai akun media sosial Twitternya sejak kabar ini ramai beredar, Adenovirus sendiri didefinisikan sebagai virus umum yang menyebabkan berbagai penyakit seperti pilek, demam, sakit tenggorokan, bronkitis, pneumonia, dan diare.

Dirinya menjelaskan jika sebenarnya, Adenovirus 41 belum pernah terkait dengan hepatitis, dan patogen umum ini biasanya dapat sembuh dengan sendirinya. Di lain sisi, pada sebanyak 19 kasus terdeteksi juga ditemukan adanya infeksi SARS-CoV. Sedangkan pada 19 kasus lainnya ditemukan kombinasi dari dua virus baik Adenovirus atau SARS-CoV.

Terbaru per tanggal 3 Mei kemarin, diketahui jumlah kasus hepatitis ini sudah meningkat menjadi sebanyak 228 kasus pada anak dari 20 negara, dengan 50 kasus tambahan sedang diselidiki.

Masih dalam tahap investigasi dan penelitian lebih lanjut, pihak Kemenkes yang sudah mengeluarkan surat edaran kewaspadaan di saat bersamaan juga meminta agar masyarakat Indonesia aktif melakukan tindakan preventif, dengan menggiatkan pola hidup bersih dan sehat.

Adapun beberapa upaya pencegahan akan penyakit hepatitis yang bisa dilakukan terdiri dari:

  • Rutin mencuci tangan dengan sabun,
  • Mencuci seluruh bahan makanan hingga bersih,
  • Memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih,
  • Tidak bergantian atau mencampur penggunaan alat makan,
  • Menghindari kontak dengan orang sakit, dan
  • Menjaga kebersihan serta disiplin prokes.
Akan Diwajibkan dan Gratis, Ini Pentingnya Vaksin Kanker Serviks

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

Terima kasih telah membaca sampai di sini