Ilmuwan Berhasil Tumbuhkan Tanaman di Tanah yang Berasal dari Bulan

Ilmuwan Berhasil Tumbuhkan Tanaman di Tanah yang Berasal dari Bulan
info gambar utama

Bulan sebagai satelit alami bumi merupakan salah satu hal di tata surya yang keberadaannya masih penuh akan misteri. Karena itu, tak heran jika sejumlah ilmuwan di bumi hingga detik ini masih terus melakukan penelitian akan berbagai hal yang dimiliki oleh satelit tersebut.

Penelitian dilakukan dari berbagai lapisan yang melingkupi bulan, mulai dari udara, tanah, hingga air. Salah satu tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk membuktikan, apakah di satelit tersebut juga terdapat kehidupan sesuai dengan karakternya sendiri.

Berpuluh-puluh tahun, penelitian yang dimaksud terus berjalan sejak misi pertama pendaratan ke bulan dilakukan. Dalam perjalanannya, ada yang tak membuahkan hasil namun ada juga yang menghasilkan sebuah penemuan dan eksperimen yang melahirkan penemuan besar.

Seperti yang terjadi baru-baru ini, kelompok peneliti yang terdiri dari ilmuwan asal AS berhasil menumbuhkan benih tanaman di tanah yang berasal dari bulan. Bagaimana proses dan hal tersebut bisa terjadi?

Sains Buktikan Fenomena Bulan yang Semakin Menjauh dari Bumi, Apa Dampaknya?

Keberhasilan menggunakan Arabidopsis thaliana

tanaman
info gambar

Dalam penelitian yang dimaksud, disebutkan bahwa objek tanaman yang digunakan sebagai bahan percobaan adalah Arabidopsis thaliana, spesies tersebut merupakan tanaman dari famili Brassicaceae.

Pemilihannya sendiri bukan tanpa alasan, lantaran tanaman tersebut selama ini memang dinilai paling sesuai untuk menjadi model studi perkembangan tanaman. Wujudnya lebih dikenal sebagai benih rumput liar berbunga kecil yang biasa tumbuh di area berupa pasir dan tanah berbatu, di pinggiran jalan Eropa.

Sementara itu mengenai media tanam sesuai topik utamanya, tanah yang digunakan adalah sampel tanah bulan yang telah diambil selama misi NASA pada beberapa dekade lalu, tepatnya kisaran tahun 1969-1972.

Sebelumnya, para peneliti mengungkap bahwa tanah bulan sendiri diketahui memiliki kandungan partikel yang tajam dan kurang akan bahan organik, di mana sangat berbeda dengan karakter tanah di bumi. Karena itu, mereka tidak mengetahui apakah mungkin benih tanaman akan berkecambah atau dapat tumbuh di tanah bulan.

Anna-Lisa Paul, selaku direktur Pusat Penelitian Bioteknologi Interdisipliner Universitas Florida, sekaligus wakil pemimpin studi yang dilakukan mengungkap bahwa keberhasilan tersebut awalnya cukup mengejutkan berbagai pihak yang terlibat.

"Ketika kami pertama kali melihat banyak kecambah hijau yang tersebar di semua sampel (tanah bulan), kami tercengang," ujarnya, dalam jurnal Communications Biology, yang dimuat Reuters.

50 Tahun Pendaratan Manusia Pertama di Bulan, dan Era Space Race Baru

Detail pertumbuhan

detail pertumbuhan
info gambar

Lebih detail disebutkan, bahwa penelitian ini awalnya dilakukan dengan menanam benih Arabidopsis thaliana dalam 12 wadah kecil yang masing-masing memuat satu gram sampel tanah bulan, dan selanjutnya lebih tepat disebut sebagai regolit bulan.

Selain itu, mereka juga melakukan perbandingan dengan melakukan hal yang sama yakni berupa penanaman di tanah bumi dengan komposisi mineral dan ukuran partikel berbeda. Awalnya, setiap benih dari masing-masing kedua jenis sampel tersebut berhasil berkecambah, dan tidak ada perbedaan pada tahap awal pertumbuhannya.

Meski tak dimungkiri, jika pada beberapa hari setelahnya ada perbedaan yang terlihat di mana tanaman yang tumbuh di sampel tanah bulan, memiliki kemampuan tumbuh kurang baik jika dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh di tanah bumi.

"Meskipun tanaman bisa tumbuh di tanah bulan, mereka harus bekerja keras secara metabolik untuk melakukannya," papar Paul.

Lebih detail, disebutkan bahwa benih yang ditanam di tanah bulan tumbuh lebih lambat dan umumnya lebih kecil, memiliki akar yang lebih kerdil dan cenderung menunjukkan sifat-sifat yang berhubungan dengan stres seperti daun yang lebih kecil, serta warna hitam kemerahan yang tidak khas untuk pertumbuhan tanaman yang sehat.

Mereka juga menunjukkan aktivitas gen yang menunjukkan stres, mirip dengan reaksi tanaman terhadap garam, logam, dan oksidasi.

Setelah sekitar satu minggu pertumbuhan, para peneliti mengeluarkan semua sampel dari wadah karantina, dan dibiarkan tumbuh sampai berumur 20 hari untuk selanjutnya diambil bagian daun untuk melakukan penelitian lebih lanjut, seperti mengenali aktivitas dan karakter gen yang tumbuh, dari hasil penanaman di tanah bulan tersebut.

Dari pengeluaran yang dilakukan, peneliti juga menemukan fakta bahwa sampel tanah bulan yang telah mengalami paparan sinar kosmik dan angin matahari yang lebih lama, kurang ramah untuk pertumbuhan tanaman.

Antara Sisi Gelap Bulan, Kerajaan Tengah, dan Jebakan Kelas Menengah

Lompatan besar

tanaman
info gambar

Meski masih terdapat sejumlah kekurangan, namun penemuan ini dianggap sebagai sebuah lompatan besar bagi manusia. Rob Ferl, asisten direktur Pusat Penelitian Bioteknologi Interdisipliner Universitas Florida menyatakan bahwa penemuan ini semakin meningkatkan peluang jika di masa depan, manusia benar-benar bisa mendapatkan sumber kehidupan selain dari bumi, sebagai alternatif dari permasalahan yang banyak terjadi saat ini.

"Tanaman tumbuh (di tanah bulan) adalah pencapaian yang mengatakan bahwa kita bisa pergi ke bulan dan menanam makanan kita, membersihkan udara kita, dan mendaur ulang air kita menggunakan tanaman seperti yang kita gunakan di Bumi,” ujarnya.

Ferl bahkan mengungkap bahwa hal-hal yang sebelumnya mungkin hanya dipandang sebagai cerita fiksi dalam film bergenre sains, seperti dalam film The Martian (2015) yang memperlihatkan ketika seorang astronaut menanam kentang di Planet Merah--Mars, bisa saja terjadi secara nyata dalam beberapa waktu yang akan datang.

"Tanaman dapat tumbuh di tanah bulan. Satu pernyataan sederhana itu sangat besar dan membuka pintu untuk eksplorasi masa depan menggunakan sumber daya di bulan dan kemungkinan Mars," pungkasnya.

Kisah Tentang Langit, Bintang, dan Benda Angkasa: Cerita Rakyat dari Naskah Kuno

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini