#FutureSkillsGNFI
Apakah kamu pernah merasakan hidupmu kosong, hampa, dan terisolasi? Hal-hal yang sebelumnya senang sekali untuk kamu lakukan, tiba-tiba jadi terasa tidak menarik sama sekali. Kalau iya, bisa jadi kamu mengalami emotional numbness.
Emotional numbness atau mati rasa emosional merupakan keadaan seseorang yang tidak mampu untuk merasakan atau mengekspresikan emosinya. Hal ini dikarenakan emotional numbness menghalangi atau menghentikan perasaan negatif dan perasaan positifmu yang menyebabkan kamu merasa kesulitan untuk mengidentifikasi emosi yang sedang dirasakan. Tentu hal tersebut akan mempengaruhi kehidupan pribadi dan kehidupan sosialmu.
Kebanyakan orang pasti pernah mengalami emotional numbness dan sifatnya sementara. Namun, bagi beberapa orang emotional numbness menjadi tameng untuk melindungi diri dari rasa sakit emosional maupun fisik. Mereka berupaya melakukan penghindaran dan penolakan untuk menghadapi, memecahkan masalah, serta mengelola emosi dan pengalaman yang terkait dengan pemicu emosional dan perasaan negatif.
Hal tersebut mungkin memberikanmu perasaan kelegaan sementara, tetapi seiring waktu tameng tersebut memiliki konsekuensi jangka panjang, yakni mulai menghalangi interaksi sosial dan kemampuan mengelola emosi.
Emotional numbness sering kali membuatmu kesulitan untuk bersosialisasi dengan orang-orang disekitar karena keadaan ini membuat dirimu lebih suka menyendiri daripada bersama dengan orang lain. Perilaku ini kamu lakukan untuk menghindari hal-hal yang mungkin menyakitimu, tetapi pada akhirnya justru membuat kamu merasa jauh terpisah dari orang lain.
Semua hal tersebut adalah gejala yang biasa dirasakan oleh orang yang terkena emotional numbness. Lalu, apa sajakah penyebab emotional numbness dan bagaimana cara mengatasinya?
1. Depresi
Tingkat depresi dan disregulasi mood yang lebih tinggi menyebabkan kecenderungan seseorang lebih besar untuk mengalami emotional numbness. Hal ini disebabkan karena ketika depresi seseorang kurang bisa menyesuaikan diri dengan perasaannya atau mengalami penumpulan emosi.
2. Kecemasan
Orang dengan diagnosis gangguan kecemasan kerap kali mengalami tingkat stres yang sangat tinggi, ketakutan, atau kekhawatiran berlebihan yang membuat mereka melakukan penghindaran terhadap emosi. Sehingga memungkinkan mereka mengalami emotional numbness yang merupakan respon terhadap hal-hal tersebut.
3. Gangguan Stress Pasca-Trauma (PTSD)
PTSD merupakan gangguan kejiwaan yang dialami oleh seseorang yang mengalami ataupun menyaksikan peristiwa traumatis. Untuk mengatasi trauma tersebut mereka akan memilih untuk menghindari pikiran, perasaan, atau percakapan yang berhubungan dengan peristiwa traumatis tersebut sehingga pada akhirnya akan menyebabkan emotional numbness.
4. Obat-obatan
Beberapa obat seperti antidepresan memiliki efek samping emotional numbness. Hal ini dikarenakan obat-obatan tersebut dapat mempengaruhi kerja otak dalam memproses suasana hati dan emosi.
Cara Mengatasi Emotional Numbness
Cara mengatasi emotional numbness
Namun kamu tidak perlu khawatir karena terdapat beberapa gaya hidup yang dapat kamu terapkan untuk membantu meringankan beberapa gejala emotional numbness.
Menghubungi orang-orang terdekat, hal simple yang dapat kamu lakukan ketika mengalami emotional numbness. Meskipun pada awalnya akan terasa sulit, hal tersebut akan membantu memberikan ruang yang aman untuk kamu mengekspresikan emosi.
Aktivitas fisik seperti berolahraga juga mampu mengurangi perasaan stres dan depresi sehingga dapat mengurangi emotional numbness. Istirahat yang cukup juga penting untuk dilakukan bagi kesehatan mental, fisik maupun emosional karena kualitas tidur dapat mempengaruhi susana hati seseorang.
Namun, jika hal-hal ringan tersebut sudah dilakukan dan gejala emotional numbness masih dirasakan sebaiknya menemui ahli seperti psikolog ataupun psikiater untuk melakukan perawatan dari emotional numbness tersebut.
Selanjutnya, seseorang yang mempunyai gangguan kecemasan dan depresi bisa mengkonsultasikan kepada dokter, apakah obat yang dikonsumsi memiliki efek samping emotional numbness, sehingga kedepannya obat tersebut dapat diganti atau dikurangi dosisnya.
Referensi:Kompas | Very Well Mind
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.