Calon Sarjana Wajib Tau! Ternyata Ini Makna Pemindahan Tali Toga Saat Wisuda!

Calon Sarjana Wajib Tau! Ternyata Ini Makna Pemindahan Tali Toga Saat Wisuda!
info gambar utama

#FutureSkillsGNFI

Saat duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), apakah Goodmates pernah mengalami masa mengejar kampus impian? Mulai dari mengikuti bimbingan belajar, baik dari sekolah maupun tambahan dari lembaga lain, memperbanyak ibadah, dan mengerjakan soal sampai tengah malam.

Hal tersebut Goodmates lakukan demi lolos ke kampus impian. Ketika sudah berhasil menerima tanda hijau atau lulus masuk ke universitas yang dituju, Goodmates dan keluarga pasti bangga. Setelah sekian lama belajar dan berjuang, akhirnya semua terbayar sudah.

Ilustrasi I Foto: Unsplash
info gambar

Eits, pencapaian yang dianggap Goodmates akhir itu, sebenarnya awal dari perjalanan kita. Dengan menempuh perguruan tinggi, kita dibimbing agar mampu mencapai Tri Dharma Perguruan Tinggi. Terdapat tiga poin utama, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat.

Hal tersebut telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam aturan tersebut, tercantum bahwa perguruan tinggi wajib menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, dan pengabdian.

Setelah kurang lebih 4 tahun, mahasiswa baru bisa lulus dan bersiap terjun untuk mengabdi pada masyarakat atau mengejar karier impian. Prosesi kelulusanlah yang paling ditunggu, yaitu wisuda.

Ilustrasi I Foto: Unsplash
info gambar

Goodmates tentu pernah melihat perlengkapan yang wajib para mahasiswa kenakan saat wisuda, salah satunya toga. Ternyata, toga merupakan simbol kelulusan mahasiswa yang menunjukkan mereka siap terjun ke masyarakat.

Warna hitam pada toga melambangkan kegelapan yang harapannya ketika lulus nanti, mahasiswa bisa menjadi sinar bagi masyarakat dalam menuntaskan berbagai permasalahan yang ada.

Kemudian, bentuk topi persegi melambangkan sudut pandang yang harapannya ketika lulus nanti, mahasiswa bisa memiliki pandangan yang luas dan menghargai berbagai perbedaan sudut pandang yang ada.

Ilustrasi I Foto: Unsplash
info gambar

Dengan pencapaian menjalani wisuda dan memakai toga, nama Goodmates akan dipanggil beserta imbuhan gelar sesuai jurusan semasa kuliah. Pastinya, orangtua Goodmates pun akan turut bangga. Mereka berhasil menyekolahkan anaknya sampai ke jenjang perguruan tinggi. Apalagi, ketika Goodmates menjadi wisudawan terbaik atau menyandang gelar kehormatan, yakni Cum-Laude.

Tetapi, apakah Goodmates pernah memerhatikan, mengapa harus terdapat prosesi memindahkan tali toga oleh dekan kampus? Mengapa perpindahannya dari kiri ke kanan? Mengapa tidak sebaliknya, dari kanan ke kiri?

Ilustrasi I Foto: Unsplash
info gambar

Ternyata, hal tersebut ada maknanya, lho! Saat di bangku kuliah, kita cenderung menggunakan otak kiri untuk menghafal, menghitung, dan berbahasa. Harapannya, ketika tali toga dipindahkan dari kiri dan kanan, saat lulus nanti Goodmates akan lebih menggunakan otak kanan.

Otak kanan memiliki kecendurungan dalam hal imajinasi, kreativitas, dan inovasi. Kampus berharap, para lulusan sarjana bisa mandiri dalam karier dengan menciptakan usaha sendiri sehingga bisa berdampak langsung untuk masyarakat.

Akan tetapi, bukan berarti ketika Goodmates ingin bekerja di suatu perusahaan atau instansi dianggap tidak sesuai dengan makna tersebut, ya! Goodmates tetap bisa kok menjadi pribadi yang mengedepankan kreativitas dan inovasi di pekerjaan apapun.

Nah, itu dia makna mengenai pemindahan tali toga dari kiri ke kanan. Semoga, dengan mengetahui makna tersebut, bisa menambah semangat Goodmates, ya. Khususnya bagi Goodmates yang tengah menjalani penyusunan skripsi demi syarat kelulusan.

Tetap semangat untuk mengejar gelar sarjana! Jangan menyerah karena masyarakat Indonesia menunggu aksi nyatamu!

 

Referensi:Amanat Id I Mediapakuan Pikiran Rakyat I Kumparan I Indonesia College

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini