Pendidikan Karakter Siswa Didasari Kepribadian Guru

Pendidikan Karakter Siswa Didasari Kepribadian Guru
info gambar utama

#FutureSkillsGNFI

Pendidikan merupakan bagian dari proses melahirkan generasi bangsa. Pendidikan akan mempersiapkan anak bangsa yang mampu berpikir, berinovasi, berkarakter, dan cerdas dalam segala hal.

Pendidikan karakter merupakan hal yang utama dalam sebuah pendidikan. Sebelum terbentuknya segala aspek pada diri kita, baik kecerdasan, kreatif, dan lainnya, tentu kita harus mempersiapkan karakter yang baik terlebih dahulu. Karakter ini akan tumbuh seiring berjalannya waktu. Maka, kita perlu bimbingan dari orang di sekeliling, termasuk dari guru, keluarga, teman, dan masyarakat.

Lalu, dengan pendidikan karakter, maka akan muncul suatu kepribadian dalam diri. Seorang guru tentu akan mengetahui kepribadian setiap siswanya di sekolah dan orang tua akan mengetahuinya di rumah, termasuk di lingkungan masyarakat.

Jadi, kepribadian ini akan terus berkembang jika kita menerima pendidikan karakter dari guru maupun orang tua. Hal ini mampu memicu dampak terhadap siswa, misalnya jika kita menanamkan karakter buruk, tentu sangat akan berpengaruh terhadap kepribadian siswa. Sebaliknya, jika kita mengajarkan karakter yang baik, tentu ini akan berdampak positif pula pada siswa tersebut.

Karakter dan kepribadian yang baik tentu memerlukan dorongan antara guru dan orang tua, keduanya harus saling bekerja sama demi perkembangan siswa tersebut.

Dalam mengajarkan pendidikan, perlu disesuaikan dengan kebutuhan siswanya. Guru atau orang tua tidak dapat memaksakan kehendak siswa tersebut, harus seperti ini dan seperti itu. Biarkan siswa melakukan dengan caranya sendiri dalam proses pembelajaran, guru maupun orangtua cukup memfasilitasi, mendampingi, dan mengarahkan.

Siswa memiliki cara berpikir tersendiri, tidak bisa kita samakan antara siswa A dan siswa B. Guru dan orang tua harus berperan dalam membantu siswa menentukan proses pembelajaran yang sesuai dengan keinginannya.

Dalam pendidikan karakter ini, tentu berhubungan langsung dengan kepribadian seorang guru, sosok panutan bagi siswanya, termasuk dalam hal tingkah laku, kesopanan, dan lainnya.

Diskusi siswa dan guru | Foto: Pixabay

Maka, guru harus terus meningkatkan kepribadian sehingga mampu menginspirasi siswanya. Oleh karena itu, guru harus memberikan input positif. Dengan hal ini, siswa akan memetik pesan moral dari seorang guru, baik itu melalui perkataan, perilaku, sifat, maupun kepribadian.

Guru tidak hanya mengajarkan materi hafalan. Mereka tidak bertugas mendidik siswa seperti burung beo, yang berarti setiap pelajaran hanya mengulang perkataan guru. Anak didik jarang memiliki kesempatan untuk mengembangkan potensi dan kemampuannya melalui berbagai aktivitas dalam pembelajaran di kelas. Sebaiknya, siswa dibimbing dan didampingi agar dapat mengembangkan diri sendiri selama proses pembelajaran berjalan.

Oleh sebab itu, peranan seorang guru sangat menentukan output anak didik. Guru perlu memiliki keterampilan tertentu untuk menanamkan moral dan karakter yang baik. Pendidikan harus memberikan perhatian kepada kemampuan setiap siswa. Perhatian penilaian tidak terbatas pada aspek pengetahuan atau kognitif mereka saja, melainkan harus mencakup aspek afektif.

Jika guru masih cenderung kurang menumbuhkan dan membangkitkan motivasi siswa dalam pembelajaran, maka perlu ada perhatian khusus terhadap kompetensi dan keterampilan guru tersebut, utamanya kompetensi kepribadian.

Aspek kepribadian guru yang harus dimiliki dalam kompetensi kepribadian, meliputi bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia; menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat; menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa; menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga, dan rasa percaya diri; serta menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

Referensi: NTT Kemenag

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini