Potensi Hutan Mangrove sebagai Penyerap Karbon Industri

Potensi Hutan Mangrove sebagai Penyerap Karbon Industri
info gambar utama

#FutureSkillsGNFI

Mangrove merupakan tumbuhan intertidal yang hidup di daerah pesisir dan terpengaruh oleh gerakan pasang surut perpaduan antara air sungai dan air laut. Mangrove tumbuh di 124 negara tropik dan subtropik dengan luasan di dunia sekitar 15,2 juta hektar.

Nah, Indonesia mewakili 48% luasan hutan mangrove di dunia bersama Brasil, Nigeria dan Meksiko (mongabay.co.id). Beda dengan tumbuhan lain, Mangrove memiliki zonasi dan karakteristik yang dapat tumbuh dengan baik pada zona pasang surut di sepanjang garis pantai daerah tropis seperti laguna, rawa, delta, dan muara sungai.

Bersifat kompleks dan dinamis, tetapi labil. Kompleks, karena di dalam ekosistem mangrove dan perairan maupun tanah di bawahnya merupakan habitat berbagai jenis satwa daratan dan biota perairan. Dinamis, karena ekosistem mangrove dapat terus tumbuh dan berkembang serta mengalami suksesi serta perubahan zonasi sesuai dengan tempat tumbuh. Labil, karena mudah sekali rusak dan sulit untuk pulih kembali.

Hutan Mangrove | Foto : kmarius/Pixabay
info gambar

Menurut Arief (2003), pembagian zonasi dapat dilakukan berdasarkan jenis vegetasi yang mendominasi, sebagai berikut:

  1. Zona Avicennia, letaknya pada lapisan paling luar dari hutan mangrove. Pada zona ini, tanah berlumpur lembek dan berkadar garam tinggi. Jenis ini kerapditemui berasosiasi dengan sonneratia spp, memiliki perakaran sangat kuat yang dapat bertahan dari hempasan ombak laut. Zona ini merupakan zona perintis atau pioner, karena penimbunan sedimen tanah akibat cengkeraman perakaran tumbuhan jenis-jenis ini.
  2. Zona Rhizophora, terletak dibelakang zona avicennia dan sonneratia. Pada zona ini, tanah berlumpur lembek dengan kadar garam lebih rendah. Perakaran tanaman tetap terendam selama air laut pasang.
  3. Zona Bruguiera, terletak dibelakang zona rhizophora. Pada zona ini tanah berlumpur agak keras. Perakaran tanaman lebih peka serta hanya terendam pasang naik dua kali sebulan.
  4. Zona Nypah, yaitu zona pembatas antara daratan dan lautan, namun zona ini sebenarnya tidak harus ada, kecuali jika terdapat air tawar yang mengalir (sungai) ke laut.

Mangrove memiliki fungsi utama, yaitu fungsi fisik seperti menahan angin kencang dan gelombang. Kemudian, fungsi ekonomi, seperti hasil kayu mangrove untuk pembuatan furniture dan fungsi ekologis, seperti pemasok sistem rantai makanan organik untuk organisme.

Selain itu, mangrove memiliki banyak manfaat seperti pelindung pantai terhadap bahaya abrasi, tempat pemijahan (nursery ground), tempat perlindungan fauna, perangkap sedimen, penyerap karbon, dan lainnya.

Menurut Center for International Forestry Research (CIFOR), hutan mangrove Indonesia menyimpan lima kali karbon lebih banyak per hektar jika dibandingkan hutan tropis dataran tinggi. Mangrove Indonesia menyimpan 3,14 miliar metrik karbon (PgC). Bagian bawah ekosistem menyimpan karbon 78% di dalam tanah; 20% karbon di pohon hidup, akar, atau biomassa; dan 2% di pohon mati atau tumbang.

Mangrove Menyerap Karbon | Foto : Konservasi Indonesia/youtube
info gambar

Dari industri yang menghasilkan atau mengeluarkan uap, berupa gas karbon dioksida, ke udara kemudian menyebar ke atmosfer, mangrove menyerap karbon dioksida ini.

Mangrove melalui proses hidupnya menghasilkan oksigen yang berguna bagi makhluk hidup. Dari hal itu, penting bahwa mangrove sangatlah berperan dalam mengurangi perubahan iklim di zaman sekarang serta mengurangi dampak limbah karbon dioksida hasil berbagai industri.

Hal dan solusi yang bisa kita lakukan dalam melindungi mangrove adalah penanaman kembali mangrove (reboisasi) dan pengelolaan tata ruang hutan mangrove dengan baik. Lalu, selalu memberikan edukasi atau sosialisasi kepada masyarakat bahwa mangrove perlu dilindungi. Oleh karena itu, seluruh masyarakat perlu peduli dengan adanya mangrove, jangan sampai rusak dan hilang.

 

Referensi: Dinas Kehutanan dan Perkebunan | Eprint UMM |

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini