Light Trap Insect, Solusi Pengendali Hama Selain Pestisida

Light Trap Insect, Solusi Pengendali Hama Selain Pestisida
info gambar utama

Tanggal 6 Juni diperingati sebagai Hari Hama atau Hari Kesadaran Hama Sedunia. Peringatan ini bertujuan untuk menciptakan kesadaran mengenai pengendalian hama untuk menjaga kualitas hidup umat manusia, khususnya dari segi ketersediaan dan pasokan pangan.

Seperti yang diketahui, hama selalu identik dengan hewan perusak lahan pertanian dan kerap menimbulkan kerugian bagi para petani. Dalam cakupan lebih luas, hal tersebut juga dapat memengaruhi pasokan pangan yang bergantung pada hasil panen komoditas pokok seperti beras, jagung, dan gandum.

Diketahui jika setidaknya ada 900 juta jenis hewan umumnya serangga, yang dapat dikategorikan sebagai hama dan mengancam hidup manusia. Di Indonesia yang notabenenya merupakan negara agraris, hama nyatanya juga masih jadi permasalahan dan musuh utama bagi para petani.

Pestisida hingga saat ini masih jadi salah satu solusi yang banyak diandalkan dalam memecahkan permasalahan hama. Namun di lain sisi, tak dimungkiri jika pestisida juga memiliki sejumlah dampak negatif baik bagi lingkungan, produk pertanian itu sendiri, bahkan bagi manusia apabila dikonsumsi.

Pada akhirnya sejumlah inovasi terus dilakukan untuk menghadirkan solusi baru dalam menangani permasalahan hama yang lebih ramah lingkungan. Dari beberapa inovasi yang ada, satu yang banyak terbukti keberhasilannya dan dinilai lebih unggul dari pestisida adalah light trap insect.

Kembali Ke Alam, Petani Bali Gunakan Burung Ini Atasi Hama Tikus

Penarik perhatian serangga

Light trap insect
info gambar

Mengutip penjelasan Litbang Pertanian, light trap insect atau yang biasa disebut juga lampu perangkap adalah suatu unit alat untuk menangkap atau menarik serangga, yang tertarik cahaya pada waktu malam hari.

Komponen utama dari lampu perangkap terdiri dari corong dan kantong plastik serta rangka beratap. Selain itu ada juga lampu dengan daya minimal 100 watt, yang berfungsi untuk menarik serangga pada waktu malam hari.

Corong yang ada berfungsi sebagai tempat masuknya serangga, dan kantong plastik berfungsi untuk menampung serangga yang tertangkap. Rangka beratap sendiri berfungsi untuk melindungi lampu dan hasil tangkapan terutama dari hujan.

Cara kerja perangkap ini adalah dengan meletakkan lampu di dalam lahan sawah pada bagian pinggir pematang. Letaknya sendiri bisa disesuaikan dengan kondisi tempat karena alat ini menggunakan lampu sehingga memerlukan sumber aliran listrik. Satu unit lampu perangkap sebagai monitoring dapat digunakan untuk lahan pertanian seluas 300-500 hektare.

Lampu dinyalakan setiap hari mulai dari pukul 6 sore sampai 6 pagi, kemudian hasil tangkapan baru dipantau dan diambil setiap pagi.

Menurut Dr. Priatna Sasmita, selaku Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan), selain mengamati light trap juga dapat mendeteksi beberapa jenis hama ganas yang kerap diwaspadai petani, misalnya wereng cokelat imigran dan ngengat penggerek batang padi.

Light trap ini sedini mungkin (membantu) petani mendeteksi keberadaan jenis hama apa saja yang ada di pesemaian atau pertanaman seperti walang sangit, wereng coklat, wereng hijau, dan lain sebagainya yang bila tidak dikendalikan akan merugikan petani. Jadi fungsinya sebagai alat monitoring dan sebagai alat perangkap yang secara langsung mengurangi populasi hama serangga di lahan sawah,” ujar Priatna.

Mahasiswa UM Ciptakan Alat Perangkap Hama Untuk Bawang Merah

Penyempurnaan oleh mahasiswa UNIFLOR

hama
info gambar

Lampu jebakan serangga ini sejatinya memang sudah ada dan dikembangankan sejak lama. Namun baru-baru ini penyempurnaan dilakukan oleh kelompok mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Flores (UNIFLOR).

Lebih detail penyempurnaan yang dilakukan adalah dengan menyorot pemilihan warna lampu, untuk mengetahui lampu dengan warna apa yang memiliki kemampuan menarik perhatian dan memerangkap hama dengan jumlah paling banyak.

Mengutip Mongabay Indonesia, mereka mulai melakukan percobaan berbagai macam jenis warna lampu pada tahun 2021. Adapun ragam warna yang digunakan terdiri dari lampu merah, biru, oranye, dan hijau.

Hasilnya, terungkap jika masing-masing warna memiliki persentase keberhasilan menangkap hama yang berbeda. Berdasarkan pendataan yang dilakukan, didapati jika lampu warna hijau dapat menangkap 1 persen hama, merah 4 persen, oranye 5 persen, biru 41 persen, dan ungu 49 persen.

“…untuk serangga sendiri punya daya tarik terhadap cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda-beda, jadi dari hasil penelitian kemarin, serangga yang banyak terperangkap itu warna ungu dan biru,” terang salah satu mahasiwa yang terlibat bernama Kevin, menukil ekorantt.com.

Persentase tersebut merupakan hasil dari percobaan yang dilakukan selama satu bulan, di Desa Detusoko Barat, Kabupaten Ende. Jenis hama yang paling banyak ditangkap adalah wereng cokelat yang mencapai 269 ekor, sementara hama terendah adalah walang sangit dengan 17 ekor. Adapun total hama yang ditangkap mencapai sebanyak 881 ekor serangga.

Namun di sisi lain, alat ini juga memiliki sedikit kekurangan yang berpengaruh terhadap lingkungan. Disebutkan bahwa light trap insect kerap menangkap sejumlah serangga lain yang tidak merusak hama, di mana ada 5 jenis predator yang bukan merupakan serangga sasaran namun terjebak perangkap tersebut.

Karena itu tim mahasiswa menyarankan agar pemasangan TLT tidak dilakukan sepanjang waktu, melainkan pada fase-fase kritis tanaman padi saja.

Bebegig, Cara Usir Hama Ramah Lingkungan

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

Terima kasih telah membaca sampai di sini