Mengenali 7 Jenis dan Simbol Plastik yang Ada di Sekitar Kita

Mengenali 7 Jenis dan Simbol Plastik yang Ada di Sekitar Kita
info gambar utama

Plastik merupakan benda yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Dari botol minuman, wadah makanan, kantong belanja, sedotan, hingga kemasan berbagai produk kebersihan dan perawatan diri.

Menggunakan plastik memang praktis, tetapi kita tentu tahu bahwa kebanyakan plastik digunakan sekali lalu dibuang begitu saja. Padahal plastik butuh ratusan tahun sampai benar-benar hancur.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyebut total sampah nasional pada 2021 mencapai 68,5 juta ton. Dari jumlah itu, sebanyak 17 persen, atau sekitar 11,6 juta ton, disumbang oleh sampah plastik. Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya KLHK, Rosa Vivien Ratnawati mengatakan total sampah plastik itu mengalami peningkatan dari tahun 2010 dari 11 persen menjadi 17 persen pada 2021.

Adapun berdasarkan pemantauan LIPI di Teluk Jakarta, 45 persen sampah dari Jakarta yang berakhir di Teluk Jakarta adalah berupa kemasan sekali pakai berbahan plastik seprti botol plastik, gelas plastik, penutup plastik, bungkus plastik tipis dan tebal, sedotan, dan perkakas plastik.

Salah satu upaya untuk mengendalikan sampah plastik di Indonesia adalah dengan pelarangan penggunaan plastik sekali pakai. Sebanyak 72 kota dan kabupaten di Tanah Air telah menerapkan aturan ini. Hal ini merupaka fokus pada menghindari (avoid), memikir ulang (rethink), dan menolak (refuse) pada hirarki utama, sebelum kemudian memakai ulang (reuse), mendaur ulang (recycle), dan pilihan terakhir adalah pembuangan plastik di tempat pembuangan (disposal).

Sebelum mengolah sampah, memahami jenis-jenis plastik juga menjadi hal penting untuk mengetahui sifat plastik yang berbeda-beda dan pengelolaannya pun dapat disesuaikan.

Ecobrick, Inovasi Mengubah Sampah Plastik Jadi Bahan Bangunan

Mengenali jenis dan kode plastik

Kode dan jenis plastik | @eltoro69 Shutterstock
info gambar

Berikut jenis-jenis plastik yang paling sering kita temui dan kode-kode yang perlu dipahami:

Polyethylene Terephthalate (PET or PETE)

Jenis plastik ini merupakan yang paling umum digunakan. Karakteristiknya ringan, kuat, transparan, dan banyak dipakai untuk kemasan makanan dan kain polyester. Contoh benda-benda berbahan plastik PET antara lain botol minuman, toples makanan seperti saus dan selai, pakaian, dan tali polyester.

Plastik ini juga hanya untuk sekali pakai dan tidak tahan air panas. Jika dimasukkan air mendidih, plastik ini dapat meleleh dan kontak suhu panas akan meracuni makanan yang tentunya berbahaya bagi kesehatan. Untuk menghindari jenis plastik ini, khususnya sebagai wadah makanan dan minuman dapat dicegah dengan membawa botol dan wadah sendiri setiap keluar rumah.

High-Density Polyethylene (HDPE)

Polyethylene merupakan jenis plastik paling umum di dunia dan diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu High-Density, Low-Density, dan Linear Low-Density. HDPE cenderung kuat dan tahan terhadap kelembapan dan bahan kimia, yang membuatnya ideal untuk karton susu, kotak sereal, ember, bangku taman, pipa, dan bahan bangunan lainnya.

Ciri khas dari HDPE adalah berwarna putih susu dan dianjurkan untuk penggunaan sekali pakai. Penggunaan plastik ini dapat menimbulkan zat kimia estrogen yang membahayakan janin dan remaja. Pemakaian jenis plastik ini perlu disertai dengan inisiatif daur ulang atau ditabung di bank sampah.

Polyvinyl Chloride (PVC or Vinyl)

Jenis plastik ini keras dan kaku, serta tahan terhadap bahan kimia dan pelapukan. PVC banyak digunakan pada bangunan dan konstruksi, serta tidak pernah digunakan sebagai botol plastik. Bahan plastik ini juga banyak digunakan dalam medis karena tahan terhadap kuman, mudah didesinfeksi, dan menyediakan aplikasi sekali pakai yang mengurangi infeksi dalam perawatan kesehatan.

PCV juga merupakan plastik paling berbahaya bagi kesehatan manusia dan diketahui melepaskan racun berbahaya. Plastik ini juga dipakai dalam pipa ledeng, kartu kredit, mainan, talang air hujan, tabung medis serta masker oksigen.

Low-Density Polyethylene (LDPE)

LDPE bisa dibilang sebagai versi HDPE yang lebih lembut, lebih jernih, dan lebih fleksibel. Plastik ini sering digunakan dalam karton minuman, bubble wrap, kantong sampah, kantong belanja, gelas, bungkus roti isi, sedotan, popok sekali pakai, dan cling wrap. Plastik ini tidak mengandung zat BPA, namun tetap dapat memicu zat estrogenik berbahaya.

Polypropylene (PP)

Polypropylene merupakan salah satu jenis plastik paling tahan lama, tahan panas, dan ideal untuk kemasan makanan dan minuman. Mirip seperti plastik PETE, plastik PP pun memiliki warna yang transparan. Biasa ditemukan pada botol plastik minuman, botol susu bayi, dan wadah makanan. Jenis ini juga paling direkomendasikan untuk makanan dan minuman.

Polystyrene (PS or Styrofoam)

Polystyrene atau yang lebih dikenal sebagai styrofoam adalah salah satu jenis plastik kaku yang sering digunakan dalam pengemasan di industri makanan dan konstruksi. Sama seperti PVC, polystyrene dianggap sebagai plastik yang berbahaya karena mudah melepaskan racun seperti stirena. Plastik ini sering ditemukan pada gelas, wadah makanan, pengemasan produk, karton telur, dan peralatan makan.

Racun dapat diserap oleh makanan dan dengan demikian tertelan oleh manusia. Jika bahan plastik ini dibakar pun tidak dapat terurai dan malah menimbulkan gas beracun .

Other

Other merupakan kategori yang mencakup semua jenis plastik lain yang tidak termasuk dalam salah satu dari enam kategori lainnya atau bisa juga merupakan kombinasi dari beberapa jenis. Dengan kode daur ulang #7, plastik jenis ini juga biasanya tidak dapat didaur ulang. Benda-benda berbahan plastik ini antara lain kacamata, botol bayi, elektronik, CD/DVD, lampu, dan peralatan makan berplastik bening.

Upaya Mengurangi Sampah Plastik, KLHK Kenalkan Gagasan Plastic Credit

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dian Afrillia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dian Afrillia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini