Pulau Kaget, Habitat Bekantan Tersembunyi di Sungai Barito

Pulau Kaget, Habitat Bekantan Tersembunyi di Sungai Barito
info gambar utama

Salah satu destinasi yang wajib dikunjungi pada saat ke Kalimantan Selatan, adalah Pulau Kaget. Mungkin masih banyak yang belum mengetahui keberadaan pulau ini. Jadi Pulau Kaget merupakan Suaka Margasatwa yang terletak di wilayah Desa Tabunganen Muara, Kecamatan Tabunganen, Kabupaten Barito Kuala, dan kawasannya dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Selatan.

Pulau Kaget merupakan sebuah daerah berbentuk delta yang dibentuk dari endapan lumpur yang timbul di dasar sungai dan letaknya berada di dekat muara Sungai Barito yang mengalir melalui kota Banjarmasin. Setelah berubah fungsi dari Cagar Alam menjadi Suaka Margasatwa, luasan Pulau Kaget menjadi 292,437 hektare.

Tanah yang subur di pulau tersebut menyediakan mineral bagi berbagai vegetasi yang membentuk hutan lebat dan menjadi habitat beragam satwa liar. Salah satunya adalah bekantan.

Menengok Taman Sriwedari, Tiruan Taman Surga yang Tinggal Kenangan

Daya tarik Pulau Kaget bagi wisatawan

Ilustrasi Bekantan di Pulau Kaget | @ziegraphic Shutterstock
info gambar

Jika diterjemahkan secara harfiah, Pulau Kaget berarti pulau yang mengagetkan. Sejauh ini, belum ada informasi resmi mengenai asal-usul nama pulau ini. Namun kemudian namanya diperkirakan dari sensasi mengejutkan ketika seseorang memasuki pulau dan akan disambut dengan suara riuh monyet yang hidup di dalam hutan.

Berada di tengah-tengah Sungai Barito, Pulau Kaget dipenuhi pepohonan khas pantai seperti bakau yang hijau dan subut. Nuansa alami akan sangat terasa ketika kita mengunjungi pulau ini. Untuk sampai di sana, wisatawan bisa menyewa perahu dari tepi Sungai Barito dan menempuh perjalanan sekitar 15 menit atau bisa juga naik kapal klotok.

Selama perjalanan menuju Pulau Kaget, mata Anda akan dimanjakan dengan pemandangan sepanjang Sungai Barito yang memiliki lebar rata-rata 650 hingga 800 meter dengan kedalaman rata-rata 8 meter. Sesampainya di Pulau Kaget, wisatawan dapat melihat bekantan yang sedang beraktivitas di atas pepohonan.

Setidaknya ada 2.000 bekantan yang mendiami Pulau Kaget. Satwa khas Kalimantan ini identik dengan hidung panjang berwarna merah dengan perut besar dan termasuk hewan unik sekaligus langka. Biasanya kawanan bekantan hidup bebas di hutan dan keberadaannya sangat dilindungi. Jika datang di pagi hari akan lebih besar kemungkinan Anda bertemu bekantan yang sedang bergelantungan di pohon. Pada siang hari, mereka biasanya memilih bersembunyi di sarangnya.

Memiliki nama latin Nasalis larvatus, hewan ini juga dikenal dengan sebutan kera Belanda. Bekantan merupakan spesies endemik pemalu yang hanya dapat ditemukan di Kalimantan. Meski begitu, status bekantan dalam IUCN Red List adalah terancam punah dan terdaftar sebagai Apendiks I oleh CITES. Diketahui total populasinya telah menurun lebih dari 50 persen dalam 36–40 tahun karena hilangnya habitat dan perburuan liar di beberapa daerah.

Sejak tahun 1990, bekantan telah menjadi maskot Provinsi Kalimantan Selatan dan telah menjadi ikon taman rekreasi terbesar di Indonesia yaitu Taman Impian Jaya Ancol. Selain di Pulau Kaget, bekantan juga dapat ditemukan di taman nasional dan cagar alam lain di Kalimantan, yaitu Taman Nasional Danau Sentarum, Taman Nasional Gunung Palung, Taman Nasional Kutai, Cagar Alam Mandor, dan Taman Nasional Tanjung Puting, serta Hutan Lindung Sungai Wain dekat Balikpapan di Kalimantan Timur.

Menurut keterangan Kepala BKSDA Kaliman Selatan, Dr. Ir. Mahrus Aryadi, M.Sc., Pulau Kaget merupakan habitat alami bekantan. Pihak BKSDA menyatakan bahwa mereka membutuhkan dukungan dari masyarakat Pulau Kaget dalam mengelola kawasan habitat bekantan tersebut.

Untuk mengelola satwa bekantan dan habitatnya, Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat, Dr. Kissinger, S.Hut, M.Si menyampaikan bahwa diperlukan kajian karakteristik satwa, mulai dari habitat, pola makan, jenis tumbuhan yang menjadi pakan, luas pergerakan, predator, serta kompetitornya. Ia juga mengatakan bahwa Pulau Kaget cukup berpotensi untuk dijadikan habitat konservasi bekantan.

Selain bekantan, wisatawan yang mengunjungi Pulau Kaget juga dapat melihat berbagai flora seperti rambai, panggang, jambu, tancang, rengas, nipah, pandan, bakung, jeruju, dungun, dan masih banyak lagi. Tentunya, pengunjung juga bisa bertemu dengan berbagai satwa liar yang menghuni pulau, mulai dari elang laut perut putih, elang bondol, elang hitam, elang tikus, raja udang biru, burung madu kelapa, dan burung madu sriganti.

Selagi menjelajahi alam di Pulau Kaget, pengunjung juga dapat menuju ke jembatan kecil dari bambu yang ada di tengah hutan bakau untuk berfoto-foto dan menjadi spot menikmati pemandangan hutan.

Meski Pulau Kaget dapat dikunjungi untuk tujuan wisata, lokasi ini tetap sesuai fungsinya sebagai Suaka Margasatwa. Di sana tidak ada fasilitas penunjang kegiatan wisata. Demi kenyamanan, pengunjung bisa mempersiapkan bekal seperti air minum dan tentunya bertanggung jawab untuk tidak merusak apapun yang ada di alam.

Bertualang Ke Kanawa dan Kenawa, Mutiara Eksotis di Timur Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dian Afrillia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dian Afrillia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini