Mengenal Nasida Ria, Grup Kasidah Legendaris Asal Indonesia yang Tampil di Jerman

Mengenal Nasida Ria, Grup Kasidah Legendaris Asal Indonesia yang Tampil di Jerman
info gambar utama

Nama grup musik kasidah Nasida Ria tengah ramai diperbincangkan di media sosial setelah mereka tampil sebagai band pembuka pada acara Documenta Fifteen di Jerman. Menurut penuturan road manager Nasida Ria, Zuhad Mahdi, mereka berhasil unjuk gigi di acara itu berkat Ruang Rupa sebagai art director dalam ajang tersebut.

Documenta Fifteen sendiri merupakan acara eksibisi seni kontemporer yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali di kota Kassel, Jerman. Resmi dibuka pada 18 Juni 2022, acara ini akan berlangsung selama 100 hari sampai 25 September 2022. Untuk pembukaannya diselenggarakan di Museum Fridericianum dan Documenta Halle.

Meski membawakan lagu-lagu berbahasa Indonesia, penampilan Nasida Ria tetap bisa dinikmati warga Jerman. Seperti apa kisah mereka dan bagi yang masih asing dengan grup musk ini, sebenarnya siapakah Nasida Ria?

Cafe Dangdut Menggoyang New York dengan Kopi Lokal dan Musik Indonesia

Penampilan Nasida Ria di Jerman

Sebenarnya undangan untuk Nasida Ria tampil di Jerman ini sudah datang sejak dua tahun lalu. Pihak mereka pun sempat khawatir jika acara dibatalkan mengingat saat itu kondisinya masih pandemi Covid-19. Namun, grup musik itu tetap melakukan persiapan agar dapat tampil semaksimal mungkin.

Sebelum berangkat ke Jerman, mereka telah memulai latihan sejak bulan Maret dan persiapan secara keseluruhan sekitar tiga bulan, termasuk mengurus dokumen, latihan, dan urusan kesehatan.

Perlu diketahui bahwa Documenta Fifteen, acara di mana Nasida Ria tampil, pertama kalinya diadakan pada tahun 1955 dan merupakan bagian dari Federal Horticultural Show yang berupaya untuk mendorong pergerakan dunia seni yang sempat lesu setelah Perang Dunia II.

Ajang eksibisi seni itu juga menjadi salah satu sorotan dari rangkaian kegiatan peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jerman. Acara tersebut juga mencerminkan eratnya kerja sama kedua negara dengan melibatkan Ruang Rupa dari Indonesia sebagai kelompok seniman dari Asia pertana yang dipercaya menjadi artistic director.

Selain dari Indonesia, ada 1.500 seniman lain yang terlibat dalam acara tersebut dan berasal dari Afrika Selatan, Australia, Bangladesh, Kenya, Mali, Spanyol, dan negara lain. Berbagai karya seni yang dipamerkan antara lain musik, tari, lukisan, instalasi, dongeng, dan video.

Dalam acara tersebut, Nasida Ria mendendangkan sembilan lagu populer berbahasa Indonesia, yaitu "Kota Santri", "Dunia dalam Berita", "Bom Nuklir", hingga "Perdamaian". Nasida Ria juga membawakan beberapa lagu dalam bahasa Arab. Meski genre musik yang dibawakan Nasida Ria kurang familier di telinga warga Jerman, nyatanya penonton tetap bisa menikmati penampilan mereka dan memberikan apresiasi.

Rencananya setelah tampil di Documenta Fifteen, Nasida Ria akan lanjut menghadiri berbagai undangan, termasuk dari pejabat Indonesia di Jerman.

Deretan Konser Musik yang Diselenggarakan Offline Sepanjang Tahun 2022

Mengenal grup Nasida Ria

Nasida Ria | Facebook Nasida Ria
info gambar

Grup Nasida Ria pertama kali dibentuk pada tahun 1975 oleh HM Zain yang merupakan guru Qiroah, suatu keterampilan membaca Al-Qur'an dengan alunan suara merdu. Saat itu, ia mengumpulkan 9 orang muridnya di Semarang, Jawa Tengah, untuk dibentuk menjadi sebuah grup kasidah.

Awalnya, personel Nasida Ria terdiri dari Mudrikah Zain, Mutoharoh, Rien Jamain, Umi Kholifah, Musyarofah, Nunung, Alfiyah, Kudriyah, dan Nur Ain. Ketika itu, Nasida Ria hanya bermusik dengan hanya mengandalkan rebana. Namun, Wali Kota saat itu, Imam Soeparto Tjakrajoeda, menyumbangkan alat-alat musik.

Debut Nasida Ria dalam album pertamanya berjudul "Alabaladil Makabul" terinspirasi dari musik-musik Arab klasik yang dipadukan dengan musik modern. Pada awalnya, lirik lagu mereka juga menggunakan bahasa Arab. Setelah diberikan saran oleh iai Ahmad Buchori Masruri, mereka pun mulai bermusik dengan lagu-lagu bahasa Indonesia.

Selain lirik lagu yang erat kaitannya dengan dakwah Islam, lagu-lagu Nasida Ria juga menyinggung isu lain termasuk keadilan, judi, peperangan, bencana, hingga pers. Beberapa lagu mereka yang populer antara lain "Pengantin Baru", "Tahun 2000", "Jilbab Putih", "Anakku", dan "Kota Santri".

Setelah tahun 2000-an, grup ini mengalami perubahan personel karena ada beberapa yang keluar dan salah satu di antaranya, yaitu Siti Romna meninggal dunia. Kini, Nasida Ria terdiri dari 12 personel yaitu Rien Djamain, Afuwah,Hamidah, Nadhiroh, Nurhayati, Nurjanah, Thowiyah, Sofiyatun, Uswatun Khasanah, Titik Mukaromah, Nazla Zain, dan Alfiatul Khoiriyah.

Grup ini pun dimanajeri oleh anak dari HM Zain yaitu Choliq Zain. Uniknya, mereka juga punya grup untuk juniornya yang bernama Qasidah ezzurA.

Penampilan mereka di Jerman baru-baru ini sebenarnya bukan yang pertama. Sejak awal kariernya, grup kasidah ini pernah dua kali tampil di Jerman, tepatnya dalam acara Die Garten des Islam, festival budaya islam pada tahun 1994 kemudian tahun 1996 di acara Festival Heimatklange. Nasida Ria pertama kali tampil di luar negeri yaitu pada tahun 1988 untuk merayakan Tahun Baru Islam di Malaysia.

Sosok Pelestari Musik Sunda Asal Inggris Itu Bernama Simon Cook

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dian Afrillia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dian Afrillia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini