Pentingnya Literasi Digital sebagai Pilar Pendukung Transformasi Digital

Pentingnya Literasi Digital sebagai Pilar Pendukung Transformasi Digital
info gambar utama

Bagian terpenting dari perubahan penggunaan teknologi digital adalah pemahaman akan literasi digital. Menurut artinya, literasi digital merupakan pilar pendukung terciptanya transformasi digital. Langkah dalam menciptakan percepatan transformasi digital karena masyarakat Indonesia tidak saja mengetahui dan mengenal teknologinya, lebih dari itu, masyarakat harus cermat dan bijak dalam menggunakan teknologi.

Dampak negatif dari kurangnya pemahaman masyarakat terhadap literasi digital ketika menggunakan dunia maya adalah timbulnya penipuan, kejahatan, pemerasan, dan hoax. Dalam hal ini, peran pemerintah sangat penting dalam mengontrol dan mengawasi ruang digital atau ruang maya.

Pada 2020, Ditjen Aptika Kemkominfo bersama Katadata menggelar survei Literasi Digital Nasional yang mengacu dari UNESCO. Hasil survei memperlihatkan indeks literasi digital Indonesia pada posisi di angka 3,47 dari skala 4.

Kondisi ini memperlihatkan indeks literasi digital Indonesia hanya sedikit di atas tingkat sedang, belum memperlihatkan kondisi baik agar dapat di posisi dengan tingkatan baik, perlu partisipasi aktif dari seluruh stakeholder yang terlibat. Harapannya, masyarakat lebih siap dan mampu menghadapi berbagai dinamika dalam transformasi digital sehingga dapat menaikkan indeks literasi digital masyarakat.

Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informasi sebagai leading sektor dari transformasi digitalpun berupaya memberikan program untuk menunjang peningkatan literasi digital masyarakat, salah satunya Kemkominfo meluncurkan 4 pilar literasi digital yang bertujuan untuk mengenalkan dan memberikan pengetahuan tentang perangkat teknologi informasi dan komunikasi.

Pertama, digital skill berhubungan dengan kemampuan untuk mengerti dalam menggunakan perangkat keras dan lunak didalam aktivitas keseharian.

Kedua, digital ethics berhubungan dengan kemampuan dalam beradaptasi dan menjaga etika perilaku di ruang digital.

Ketiga, digital safety berhubungan dengan kemampuan untuk mengerti dan memahami fungsi keamanan digital dalam penggunaannya.

Terakhir, digital culture yaitu kemampuan dalam memahami, mengaplikasikan dan menggunakan teknologi digital serta dapat menerapkan nilai cinta tanah air dan pancasila.

Dengan menguasai empat pilar tersebut, harapannya masyarakat memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk dapat menggunakan internet dan teknologi secara aman, bijak, dan beretika sehingga proses transformasi digital dapat terlaksana sesuai harapan. Tidak hanya percepatan transformsi di sektor publik ataupun sektor swasta, tetapi secara individu dan masyarakatnya dapat berjalan beriringan dan berkelanjutan.

Implementasi Budaya Digital di Organisasi

Selaras dengan literasi digital yang mulai pemerintah gaungkan pada era teknologi digital sekarang. Tidak dapat dipungkiri, setiap organisasi atau perusahaan membutuhkan transformasi budaya agar mampu bersaing dalam pasar dan industri yang berubah sangat cepat, salah satu langkah percepatan transformasi digital pada organisasi yaitu menerapkan budaya digital di dalam seluruh aktivitas pekerjaan baik secara penggunaan teknologi maupun SDMnya.

Implementasi transformasi digital sudah banyak organisasi atau perusahaan terapkan di Indonesia, baik oleh institusi pemerintah ataupun swasta, ini pun diperkuat dengan arahan Presiden Joko Widodo pada 2020 untuk melakukan percepatan transformasi digital sebagai akibat dari pandemi yang merubah segala aspek kehidupan dimasyarakat. Transformasi digital yang sedang berlangsung saat ini dibagi menjadi 2 sektor yaitu transformasi digital sektor publik dan sektor swasta.

Transformasi Digital Sektor Publik

Sektor publik merupakan sektor yang bergerak dalam kegiatan penyediaan produk, barang dan jasa dari pemerintah kepada masyarakat umum. Fokus dari sektor publik adalah melayani kebutuhan masyarakat yang mana sektor publik ini adalah kepemilikan penuh dari pemerintah, yang dijalankan oleh pemerintah pusat atau provinsi/daerah. Pada sektor publik sendiri, belum seluruhnya melakukan transformasi digital dalam aspek pekerjaan baik teknologi maupun SDM. Instansi pemerintah memiliki regulasi atau kebijakan serta birokrasi yang terkenal lamban dan tidak dinamis sehingga proses transformasi digital sektor publik mengalami banyak kendala

Instansi yang sedang menggalakkan ataupun menerapkan transformasi digital sektor publik salah satunya yaitu pemerintah Provinsi Bali. Pemprov Bali membentuk agen perubahan dalam proses menuju transformasi digital, yang dapat mengkomunikasikan pemahaman yang benar dan dapat diterapkan dengan baik sehingga memperoleh hasil yang optimal, dimana agen perubahan ini juga berfungsi sebagai role model yang diharapkan mampu menjadi pioner di lingkungan kerja dalam menciptakan SDM Pemprov Bali yang menerapkan digital culture dalam aktivitas pekerjaannya (Biro Organisasi Setda Provinsi Bali, 2020).

Transformasi Digital Sektor Swasta/Bisnis

Sektor Swasta/Bisnis adalah segmen perekonomian nasional yang dimiliki, dikuasai dan dikelola oleh individu atau perusahaan swasta, fokusnya selain melayani masyarakat atau pelanggan, sektor swasta/bisnis ini didirikan dengan tujuan untuk mendapatkan profit dan laba sebesar-besarnya, begitupun dengan transformasi digital yang dilakukan disektor swasta/bisnis adalah untuk mengikuti perkembangan kemajuan di era industry 4.0 sehingga perusahaan swasta tetap mampu bertahan dan meningkatkan bisnisnya dalam persaingan yang sehat dan dinamis. Perusahaan yang sudah menerapkan transformasi digitalnya salah satunya yaitu Telkomsel.

Telkomsel sudah melakukan transformasi digital secara berkelanjutan dalam beberapa tahun terakhir, baik secara internal maupun eksternal perusahaan. Pada aspek internal, transformasi digital merambah seluruh sektor didalam perusahaan, dengan menerapkan budaya digital dalam aktivitas bekerja tiap pegawai. Telkomsel sebagai digital telco company terus memaksimalkan budaya digital dalam bekerja untuk tetap menghadirkan layanan terdepan bagi pelanggan. Telkomsel menerapkan tujuh budaya digital yang merupakan bagian dari transformasi digital perusahaan yaitu  pola pikir yang berkembang,  kreativitas, uji coba, lincah atau gesit, akses jaringan, inovasi dan antisipatif(Telkomsel, 2020).

Adanya transformasi digital di sektor publik dan sektor bisnis tidak terlepas dari pengetahuan literasi digital dari setiap individunya. Sehingga diharapkan transformasi yang terjadi saat ini pada beberapa organisasi baik milik pemerintah, swasta ataupun BUMN menjadi penyemangat perusahaan atau organsasi lainnya untuk meningkatkan kapasitas kemampuan individu dan perusahaan dalam memahami wawasan dan pengetahuan literasi digitalnya, yang pada akhir tujuannya adalah untuk menciptakan peningkatan kondisi perekonomian Indonesia yang maju dan berkembang demi kesejahteaan masyarakat secara luas.

 

Referensi:

Biro Organisasi Setda Provinsi Bali. (2020). Menyikapi transformasi Digital di Pemerintah Provinsi Bali. Diakses dari https://biroorg.baliprov.go.id/menyikapi-transformasi-digital-di-pemerintah-provinsi-bali/.

Pemberdayaan Informatika. (2021). Empat pILAR lITERASI untuk Dukung Transformasi Digital. Diakses dari https://aptika.kominfo.go.id/2021/01/empat-pilar-literasi-untuk-dukung-transformasi-digital/.

Sketsa Unmul. (2021). Pentingnya Wawasan Literasi Digital Agar Aman Beraktivitas di Dunia Maya. Diakses dari https://www.sketsaunmul.co/lifestyle/pentingnya-wawasan-literasi-digital-agar-aman-beraktivitas-di-dunia-maya/baca.

Telkomsel. (2020). Transformasi Digital Bawa Telkomsel Raih Predikat Terbaik pada 2020 Cloudera Data Impact Awards. Diakses dari https://www.telkomsel.com/about-us/news/transformasi-digital-bawa-telkomsel-raih-predikat-terbaik-pada-2020-cloudera-data.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini