Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kerajinan Tangan Limbah Plastik

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kerajinan Tangan Limbah Plastik
info gambar utama

Sampah merupakan permasalahan yang tidak akan ada habisnya. Selama masih hidup, manusia akan selalu memproduksi sampah. Produksinya selalu berbanding lurus dengan bertambahnya jumlah penduduk. Semakin banyak jumlah penduduk, maka semakin tinggi pula.

Sampah seringkali dianggap sebagai sesuatu yang menggangu kesehatan, bahkan mencemari lingkungan dan menyebabkan bencana alam, seperti banjir. Langkah awal penanganannya harus mengenali berbagai jenis sampah di lingkungan, lalu  mengelompokkan dan memilah sampah yang dapat didaur ulang.

Sampah terbagi atas 3 kategori, yaitu sampah organik, anorganik, dan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).

Sampah organik merupakan sampah yang dapat terdegradasi (degradable) atau terurai oleh alam, mencakup sampah alami yang berasal dari hewan dan tumbuhan, seperti dedaunan, buah busuk, sisa makanan, kotoran, dan kulit hewan. Sampah organik dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pupuk kompos, berguna untuk menyuburkan tanaman.

Sampah anorganik merupakan sampah dari bahan non-hayati, berupa produk sintesis maupun hasil proses teknologi pengelolaan bahan tambang. Sampah anorganik tidak dapat terurai oleh alam, seperti sampah plastik, sterofoam, dan kaleng kemasan.

Ada pula sampah B3 yang dapat menimbulkan bahaya bagi lingkungan dan berdampak pada kesehatan manusia serta mahkluk hidup lainnya jika dibuang langsung ke lingkungan. Karakteristiknya berbeda, yaitu tidak stabil, reaktif, eksplosif, mudah terbakar, dan beracun. Misalnya, bola lampu, baterai, dan barang bekas yang mengandung zat kimia.

Rumah sakit termasuk instansi yang menyumbang sampah B3. Jika tidak dikelola dengan baik, dapat menimbulkan berbagai dampak, seperti cedera, penyakit nonsokomial, hingga pencemaran lingkungan.

Berdasarkan kategori tersebut, permasalahan saat ini adalah sampah anorganik, salah satunya plastik. Tingginya penggunaan plastik terletak pada sektor industri makanan dan minuman sehingga impor plastik terus menanjak.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) selama Januari hingga Juli 2013, nilai impor barang dari plastik mencapai US$ 4,5 miliar, naik 9,7% dari periode yang sama tahun lalu. Kenaikan impor plastik tertinggi sepanjang tahun terjadi pada Juli 2013. Saat itu, impor plastik mencapai US$ 774 juta, naik 28,1% dari posisi Juni 2013.

Konsekuensinya, peningkatan plastik tidak dapat terelakkan. Jumlahnya terus bertambah karena sifat plastik yang sulit terurai, tidak dapat membusuk, dan tidak menyerap air. Proses penguraian alami limbah plastik butuh sekitar 80 tahun agar terdegradasi sempurna. Penggunaan bahan plastik dinilai tidak bersahabat bagi lingkungan apabila terus menerus digunakan tanpa adanya batasan tertentu.

Kerusakan lingkungan akibat limbah plastik tidak lepas dari tanggung jawab manusia yang seharusnya menjaga dan melestarikan. Kini, sampah kantong plastik bisa mencapai 400 ton setiap harinya atau setara dengan 16 pesawat Boeing 747.

Program Lingkungan PBB Juni 2006 mencatat, setidaknya ada 46.000 sampah plastik di lautan setiap mil persegi. Bahkan, diketahui arus pengumpulannya membentuk pulau plastik yang terapung hampir 2 kali luas pulau Kalimantan Indonesia. Di Jakarta, sampah plastik ini mencapai 6.000 ton per harinya atau tumpukan plastik sekitar 30.000 m3, setara dengan setengah Candi Borobudur di Jawa tengah Indonesia.

Sampah plastik yang terbawa arus laut dapat mencemari biota laut dan menimbulkan kematian pada hewan laut. Selain itu sampah yang menumpuk di sungai dapat menimbulkan pendangkalan dan penyumbatan aliran sungai.

Sedangkan di darat, tanah yang mengandung racun partikel plastik dapat membunuh hewan pengurai, seperti cacing, yang berakibat menurunkan tingkat kesuburan tanah. Bagi manusia, asap pembakaran sampah plastik dapat memicu kanker, hepatitis, gangguan pernapasan, serta gangguan sistem saraf. Oleh karena itu, sebenarnya limbah plastik sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan.

Sebagai upaya penanggulangan limbah plastik di Indonesia, khususnya di Jambi, yaitu menerapkan konsep 3R, yakni menggunakan kembali (reuse) kantong plastik yang telah disimpan di rumah, secara tidak langsung mengurangi limbah plastik (reduce) yang terbuang percuma, bahkan lebih bagus apabila mendaur ulang (recycle) menjadi sesuatu yang lebih berguna.

Kerajinan Tangan Limbah Plastik

Jika dilihat dari sisi positifnya, limbah plastik bukanlah suatu permasalahan yang tidak memiliki solusi. Dengan melihat tingginya penggunaan, maka limbah plastik dapat didaur ulang kembali menjadi barang yang lebih bermanfaat dan bernilai jual.

Kreativitas pemanfaatan limbah plastik melalui kerajinan tangan merupakan solusi masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih sekaligus melestarikan alam dengan mengolah limbah menjadi produk bernilai estetika yang ramah lingkungan. Tak menutup kemungkinan pula menciptakan peluang bisnis baru.

Oleh karena itu, melalui pemberdayaan masyarakat, harapannya dapat meningkatkan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) masyarakat Kota Jambi. Keberadaan UMKM sangat bermanfaat dalam hal pendistribusian pendapatan masyarakat. Selain itu, menciptakan kreativitas yang sejalan dengan usaha mempertahankan dan mengembangkan unsur kebudayaan masyarakat setempat.

UMKM mampu menyerap tenaga kerja dalam skala besar sehingga mengurangi pengangguran di Indonesia, khusunya daerah Perumahan Kembar Lestari II Kota Jambi. Pengembangan UMKM sangat strategis dalam menggerakkan perekonomian nasional karena kegiatan usahanya mencakup hampir semua lapangan usaha sehingga kontribusinya sangat besar bagi peningkatan pendapatan kelompok masyarakat berpendapatan rendah.

Adapun, kerajinan tangan yang dapat diolah, di antaranya tas belanja, hiasan kamar, dompet, lampu hias, tempat pensil, keranjang, pot bunga, dan lainnya. Metodenya bisa berupa pelatihan dan praktik langsung dengan beberapa kegiatan.

  • Sosialisasi bahaya penumpukan limbah plastik. Program bertujuan memberikan pengertian kepada masyarakat di perumahan kembar lestari II Kota Jambi, mengenai banyaknya limbah plastik di lingkungan tempat tinggal apabila dibiarkan begitu saja maka dapat menimbulkan berbagai dampak bagi kesehatan dan mencemari lingkungan.
  • Sosialisasi penerapan hidup bersih dan sehat. Program bertujuan untuk menjelaskan mengenai apa itu perilaku hidup bersih dan sehat, serta manfaatnya yang diperoleh jika hal tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
  • Pelatihan pembuatan kerajinan limbah plastik. Pelatihan pembuatan kerajinan berbahan dasar limbah plastik ini bertujuan untuk mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat, selain itu dapat menanggulangi pencemaran akibat limbah plastik sehingga dapat dijadikan suatu produk yang memiliki nilai estetika dan menjadi peluang bisnis.

Berdasarkan upaya kegiatan pemberdayaan masyarakat ini, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah perumahan kembar lestari II kota jambi.

Adapun kekurangan produk berbahan dasar limbah plastik ini yaitu mudah rusak, dibandingkan dengan produk lain yang tidak menggunakan bahan dasar limbah plastik. Selain itu kegiatan ini menimbulkan dampak positif, karena jika masyarakat sudah memahami keuntungan yang diperoleh dari pengolahan limbah plastik ini, maka masyarakat akan sadar untuk tidak membuang limbah plastik sembarangan.

Kegiatan ini perlu dikembangkan di berbagai daerah agar dapat meningkatkan kepedulian masyarakat demi terwujudnya perilaku hidup bersih dan sehat melalui pemanfaatan limbah plastik dengan diolah menjadi produk yang semula tidak bernilai bahkan merusak lingkungan kini menjadi barang yang berguna dan bernilai ekonomis.

 

Referensi:Media Neliti | Course Hero

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini