In–Depth Reporting: Tulisan yang Memuaskan Pembaca, Namun Menantang Bagi Jurnalis

In–Depth Reporting: Tulisan yang Memuaskan Pembaca, Namun Menantang Bagi Jurnalis
info gambar utama

In–Depth Reporting adalah berita yang menyajikan permasalahan secara lengkap, mendalam, dan analitis. Sehingga membuat pembaca tahu mengenai seluruh aspekyang terjadi pada subjek dari kepastian informasi yang diberikan. Pada artikel ini, akan membahas proses pembuatan in–depth reporting secara terperinci oleh salah satu Jurnalis media Tirto.ID, yaitu Aditya Widya Putri.

In–Depth reporting adalah sejenis tulisan yang mendalam dan lebih kepada riset. Data yang digunakan berasal dari jurnal dan data dari segala macam institusi,” ujar Widya.

Laporan mendalam ini dibuat dengan tujuan untuk membuktikan hipotesis. Modelnya mengutamakan kedalaman penggalian bahan untuk menjawab pertanyaan angle. Istilah angle lazim digunakan di kalangan wartawan. Sedangkan kalangan peneliti menyebut angle dengan research questions.

Ketajaman menentukan angle atau research questions mempengaruhi proses dan teknik pengumpulan bahan atau data di lapangan. Pada jenis ini, pertanyaan mengapa (why) dan bagaimana (how) menjadi lebih dominan, kerena tulisan ini lebih kepada penjelasan atas sebuah permasalahan yang terjadi.

Dalam proses pembuatan in–depth reporting pasti memerlukan ide dan bahan sebagai pendukung pembuatannya, “Untuk mencari ide, aku biasanya research dari berita yang sudah ada, atau dari jurnal atau dan melihat isu yang relevan di masyarakat. Kemudian, mendiskusikan bersama untuk melihat apakah isu tersebut bisa dibuat laporan mendalam,” jelas Widya.

Dalam membuat sebuah tulisan pasti memerlukan berbabgai ide yang kreatif agar tidak membosankan untuk dibaca. Maka dari itu isi, topik, dan permasalahan dalam sebuah tulisan harus dibuat sebaik mungkin.

Tujuan dari pelaporan in-depth reporting ini menurut Ferguson & Patten ialah untuk mendapatkan kelengkapan pengisahan-pengisahan dengan subtansi. Maka itulah, in-depth reporting kerap dianggap sebagai "investigative reporting by nature" atau peliputan laporan yang terjadi secara natural.

Dalam pembuatan laporan mendalam ini memanng bukan hal mudah. Pada realitanya, dalam hal menulis semua jenis tulisan memang bukan hal yang mudah. Namun, dalam penulisan laporan mendalam ini lumayan menantang.

Menurut Widya selaku Jurnalis Tirto.ID yang bertugas dalam jenis tulisan ini mengatakan, karena in-depth reporting ini jenis tulisan yang mendalam dan mengharuskan untuk mewawancara banyak narasumber, melakukan banyak research guna mengetahui permasalahan secara terinci dengan tenggat waktu yang tidak banyak, dan manajemen waktu yang baik menjadi tantangan terbesar dalam proses pembuatan laporan mendalam.

Sebuah tulisan pasti ada mengandung hal menarik didalamnya, begitupun dengan in-depth reporting ini. “Karena jenis tulisan ini lebih panjang karena sifatnya mendalam, dan komperhensif. Jadi lebih menuntaskan pertanyaan dari sebuah masalah yang kita kupas,” jelas Widya.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa in-depth reporting ini hampir menjadi laporan investigasi secara natural. Karena didalamnya terdapat sebuah penyidikan tentang suatu yang sudah ada dengan orisinil, logis, dan memasukkan berbagai kepentingan yang membuat pembaca paham bukan kepada siapa dan apa, melainkan kepada bagaimana dan yang terpenting mengapa.

Pada setiap pembuatan sebuah tulisan pasti banyak hal yang didapat, mulai dari tingkat kesulitan yang berbeda setiap menulis, kejadian–kejadian yang tidak diduga selama pembuatan, berhubungan dengan banyak narasumber dan berhasil memecahkan sebuah permasalahan dari banyaknya pertanyaan dimasyarakat.

Bagi Widya sebagai seorang penulis, hal yang paling berkesan dari pembuatan sebuah tulisan ada di akhir yaitu hasil tulisan tersebut, dimana ketika tulisan tersebut bisa diapresiasi oleh para pembaca dan berdampak pada pembacanya.

 

Referensi: Wawancara | Universitas Jurnalistik

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini