Mother Map, Karya Seniman Vietnam Terbaru di Galeri ASEAN

Mother Map, Karya Seniman Vietnam Terbaru di Galeri ASEAN
info gambar utama

Masyarakat Indonesia tentu sudah tahu bahwa ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) merupakan organisasi ekonomi dan geopolitik yang didirikan pada tahun 1967 khusus untuk negara-negara di wilayah Asia Tenggara.

ASEAN terdiri dari 10 anggota yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Selain tujuan utamanya untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, perkembangan budaya, mempromosikan perdamaian dan stabilitas regional, juga supremasi hukum dalam hubungan antara negara-negara yang tergabung, kerjasama fungsional ASEAN juga mencakup bidang-bidang kebudayaan yang kegiatannya mencakup lokakarya di bidang seni dan budaya, hingga pertukaran kunjungan antar seniman.

Seperti yang kita ketahui pula bahwa Indonesia terpilih sebagai lokasi Kantor Sekretariat Tetap ASEAN. Gedung tersebut berada di Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Di kantor sekretariat tersebut, ada ruangan khusus bernama Galeri Asean yang dimanfaatkan untuk menampilkan lukisan, patung, hingga artefak yang seluruh koleksinya diberikan oleh para pemimpin, pejabat, perusahaan swasta, hingga individu dari negara anggota.

Galeri ASEAN juga memiliki sebuah program residensi yang disebut ASEAN Artists Residency Programme (AARP). Diadakan untuk ketiga kalinya, tahun ini Galeri ASEAN baru menerima karya seni baru dari seniman yang terpilih dalam program tersebut. Seperti apa karya seni yang akan ditampilkan di galeri dan siapakah seniman yang mendapat kesempatan tersebut?

Mooi Indie: Keindahan Alam Hindia Belanda yang Menjadi Aliran Seni Lukis

Mengenal program AARP

Pada Senin (27/7/2022), Galeri ASEAN menerima karya seni baru dari seniman Vietnam yaitu Hå Ninh Pham. Ia adalah seniman residen ketiga untuk AARP atau Program Residensi Seniman ASEAN.

Penyerahan karya seni dilakukan secara resmi kepada Tran Duc Binh sebagai Deputy Secretary General ASEAN for Corporate and Community Affairs dan disaksikan oleh Paul Choong selaku Advisor President dan CEO Thai Beverage Public Company Limited (ThaiBev), mewakili SABECO yang menjadi sponsor program.

''Dimulainya kembali Program Residensi Seniman ASEAN merupakan sebuah inisiatif unggulan yang digerakkan oleh Sekretariat ASEAN untuk mempromosikan pertukaran yang lebih erat antara komunitas seni regional dan memanfaatkan Galeri ASEAN," kata Tran Duc Binh.

''Kemitraan kami menunjukkan apa yang dapat dicapai oleh pemangku kepentingan publik dan swasta ketika mereka bekerja sama untuk kepentingan proses pembangunan komunitas kami,'' tambahnya.

Program AARP sendiri telah dimulai pada tahun 2018 dan bertujuan untuk membina seniman muda dan seniman yang akan datang. Tujuan akhirnya adalah bagi para seniman ini untuk mengeksplorasi identitas ASEAN dan melalui program tersebut, AASEAN Secretariat (ASEC) berharap dapat berperan dalam mengembangkan karir seniman muda dari daerah.

"Ini adalah karya seni yang indah dan dibuat oleh seniman muda berbakat. Kita akan merayarakan karya seni dari Hå Ninh Pham, seorang seniman muda yang percaya pada perubahan. Sabeco sendiri terus memberikan dukungan untuk bakat-bakat sekaligus mempromosikan budaya dan warisan ASEAN," ujar Paul Choong.

Museum Macan Tampilkan The Lost Jungle untuk Ruang Seni Anak Kenali Alam

Hå Ninh Pham dan karya seninya

Setelah melaksanakan program residensi sebulan di Galeri ASEAN, Jakarta, akhirnya Hå Ninh Pham menyerahkan karya seninya ke galeri. Sang seniman menceritakan proses persiapan karyanya yang berjudul Mother Map ini selama dua tahun, dari perencanaan sampai menyelesaikan ide. Setelah diserahkan ke galeri, Mother Map akan jadi bagian ke-113 dari koleksi Galeri ASEAN.

Hå Ninh Pham menjelaskan bahwa Mother Map merupakan gambar peta yang mengarah ke lebih banyak peta. Lukisan ini merupakan peta dari seluruh tanah dan orang dapat menghubungkan setiap titik sebagai navigasi dalam menjelajah peta tersebut.

Seniman kelahiran Hanoi tahun 1991 ini merupakan lulusan dengan gelar Bachelor of Fine Art (BFA) dari Vietnam University of Fine Arts dan memiliki gelar Master of Fine Art (MFA) di Pennsylvania Academy of the Fine Arts Amerika Serikat .

Selain melukis, Hå Ninh Pham juga menjadi Associate Lecturer di RMIT University Vietnam. Sepanjang kariernya di dunia seni, karya-karyanya telah ditampilkan di banyak tempat, termasuk Hyperallergic, New American Paintings, dan ArtandMarket di New York, Singapura, dan kota Ho Chi Minh.

"Ini adalah perjalanan yang luar biasa. Selama residensi, saya mengunjungi museum dan banyak bicara dengan orang-orang, juga banyak belaja soal Indonesia. Saya merasa lebih terkoneksi dengan keberadaan saya di sini. Saya juga merasa bersyukur karena mendapat dukungan dari komunitas seniman. Saya ingin mengucapkan terima kasih untuk Museum Macan, Galeri Nasional, Museum Basuki Abdullah, Institut Kesenian Jakarta, dan komunitas seniman," kata Hå Ninh Pham.

Hå Ninh Pham juga pernah mendapatkan pengargaan bergengsi atas karya-karyanya. Beberapa di antaranya adalah Vietnam 2020 Finest Artist 2019, The Murray Dessner Travel Award 2018 dari Pennsylvania Academy of the Fine Arts, First Place in Painting in the Thesis show dari Vietnam University of Fine Arts, dan 2021 Dogma Prize, Dogma Collection, Ho Chi Minh.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dian Afrillia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dian Afrillia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini