Sudahkah Kita Sehat Secara Mental?

Sudahkah Kita Sehat Secara Mental?
info gambar utama

#FutureSkillsGNFI

Seperti halnya kesehatan fisik, tentunya kesehatan mental tak boleh luput dari perhatian kita. “Menurut World Health Organization (WHO), seseorang dapat dikatakan sehat ketika ia merasakan kesejahteraan secara menyeluruh, baik fisik, mental, spiritual dan sosial,” ujar Muhamad Jutana S.Sos,

Program Director Aku Temanmu itu pun menjelaskan, bahwa WHO sendiri pun menetapkan empat indikator yang bisa menandakan sehat atau tidaknya mental seseorang, diantaranya: ketika individu bisa mengenali potensi dirinya, bisa mengelola stres setiap harinya, produktif dalam bekerja atau belajar, dan bisa berkontribusi di lingkungannya.

Perihal stres, pada umumnya kita bisa sering mengalaminya, lho. Tidak hanya satu atau dua hari, bahkan bisa hampir setiap hari. Misalnya, karena tekanan dari atasan, dosen, temen, orang tua, dan sebagainya. Setiap orang pun memiliki cara yang beragam dalam mengelolanya.

Dalam dunia psikolog, ada yang dikenal dengan istilah coping stress, yaitu upaya individu dalam mengelola stress. Coping stress dibagi menjadi dua, problem-focused coping dan emotional-focused coping. Seperti namanya, problem-focused coping adalah penyelesaian yang berfokus pada sumber masalah.

Misalkan, kalian terjebak toxic relationship dalam pacaran, dan itu pun memicu stress. Katakanlah sumber masalahnya ada pada pacar. Maka, cara mengatasinya yaitu dengan mengakhiri hubungan tersebut.

Sementara yang dimaksud dengan emotional-focused coping adalah penyelesaian yang berfokus pada emosi. Misalkan, ada orang terdekat kita yang meninggal dunia. Kita pun jadi sedih, hampa atau bahkan bisa mengalami stres.

Walau demikian kita tidak mungkin menghidupkannya kembali dan say hello again. Maka, cara mengatasinya adalah dengan mengelola emosi yang ada. Mencoba lebih bersabar, ikhlas dan sedih sewajarnya.

Lalu, mengapa kesehatan mental penting bagi kita? Pada dasarnya pentingnya kesehatan mental setara dengan kesehatan fisik.Alasannya karena mental merupakan bagian dari diri kita sendiri. Jika aspek itu hilang atau bermasalah, maka aspek yang lain pun akan demikian.

Misalkan, tak sedikit orang yang terjebak stres, pada akhirnya menyakiti diri sendiri. Seperti menjedotkan kepala ke tembok secara berulang, sampai ada pula yang memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Berawal dari mental yang bermasalah, dan berlanjut ke tahap pelampiasan pada fisik sendiri.

Lantas bagaimana caranya menjaga mental kita agar selalu sehat? Kita bisa menjaga kesehatan fisik kita dengan rajin berolahraga, makan teratur, tidur teratur dan lain sebagainya. Faktanya, gaya hidup tersebut akan sekaligus membawa manfaat untuk kesehatan mental, karena keduanya saling berkaitan.

Lingkungan yang kita tinggali pun memiliki pengaruhnya sendiri. Bahkan menurut ilmuwan, pengaruhnya mencapai 80%. Tidak hanya itu, media sosial juga bisa membawa dampak pada kesehatan mental. Saat kita melihat orang lain membuat postingan tentang pencapaiannya, kita bisa saja termotivasi.

Namun di sisi lain, kita juga bisa jadi pribadi yang iri, membanding-bandingkan, jadi insecure, dan lain sebagainya. Semuanya kembali pada pribadi masing-masing, bagaimana cara kita mengelola mental dan kenalilah diri kita sendiri.

Penting juga untuk bercerita kepada teman atau orang yang kita percaya. Bisa dikatakan, itu merupakan bagian dari cara merawat kesehatan mental. Bagi yang membutuhkan teman bercerita, Aku Temanmu mungkin bisa jadi salah satu pilihan.

Rumah Konseling Aku Temanmu dengan akun Instagram @Rumah Konseling "AKU TEMANMU" merupakan sebuah organisasi penyedia layanan konsultasi pertama di Serang, Banten. Kita bisa berkonsultasi secara offline maupun online. Rumah Konseling ini melibatkan 25 volunteer terlatih untuk menyediakan layanan konsultasi.

Rumah Konseling Aku Temanmu ini didirikan dan diresmikan oleh Lembaga Zakat Dompet Dhuafa Banten, atas dasar kepedulian dan keprihatinan akan masalah-masalah sosial remaja yang marak terjadi. Ada 3 layanan utama yang disediakan, yaitu layanan informasi, konsultasi dan edukasi.

Ketiga layanan tersebut memang didesain dengan tujuan memberikan manfaat seluas-luasnya bagi masyarakat yang membutuhkan pertolongan. Baik dalam bentuk sebuah informasi, konsultasi maupun edukasi. Rumah Konseling Aku Temanmu pun juga memiliki progam pendampingan relawan, komunitas dan konselor sebaya.

Saat ini Rumah Konseling Aku Temanmu sudah memiliki relawan di delapan wilayah di antaranya; Sumatra, Jakarta, Banten, Jogjakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Indonesia Timur.

 

Referensi: Wawancara dengan Muhamad Jutana, S.Sos. (Program Director Aku Temanmu) |Aku Temanmu

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini