Bagaimana Peran BEM Berkontribusi Langsung Terhadap Mahasiswa di Kampus?

Bagaimana Peran BEM Berkontribusi Langsung Terhadap Mahasiswa di Kampus?
info gambar utama

Ada banyak jenis kegiatan di kampus, mulai dari program wirausaha, kesenian, hingga pengembangan diri. Kegiatan-kegiatan tersebut biasanya diwadahi oleh sebuah organisasi, yang di Universitas Gadjah Mada (UGM) sering disebut dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Namun, terdapat wadah yang hampir merangkul seluruh jenis kegiatan tersebut dan dikenal dengan nama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).

Sebelum melangkah lebih jauh, marilah kita mengulik tentang BEM. Organisasi ini merupakan bentuk representasi pemerintah di tingkat kampus dan memiliki tugas pokok serta fungsi yang juga mirip dengan pemerintah (badan eksekutif).

Langkah konkret atau program kerja yang dilakukan BEM secara umum adalah menyuarakan aspirasi mahasiswa kepada kampus (jembatan penghubung), melakukan diseminasi informasi mengenai dunia perkuliahan hingga membuat kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa.

Program dan tujuan yang dimiliki BEM pada setiap universitas beragam dan biasanya memiliki fokus yang berbeda pula setiap pergantian kepengurusan. Pada kesempatan kali ini, Goodside akan berdiskusi dengan Sekretaris Jenderal (Sekjend) BEM KM UGM, yaitu Sandhito Abrar atau yang akrab dipanggil Tito.

Foto: Dokumentasi Pribadi
info gambar

Pengalaman Tito

Tito merupakan seorang yang aktif berorganisasi semenjak ia Sekolah Menengah Atas (SMA), selama masa sekolah Tito seringkali menjadi ketua pelaksana kegiatan besar dan membuatnya terbiasa dengan organisasi. Akan tetapi, seluruh kegiatan tadi membuatnya tertinggal dalam ranah akademik hingga akhirnya tidak lolos dalam beberapa seleksi masuk perguruan tinggi, namun akhirnya berhasil menembus UGM lewat jalur mandiri.

“Karena akademik ku waktu SMA ga terlalu baik, jadi waktu maba aku ambis supaya punya prestasi akademik yang membanggakan,” ujar Tito.

Ambisi yang menggebu-gebu saat baru diterima perlahan tergerus karena semangat berorganisasi masih terbakar dalam dirinya, hingga akhirnya Tito aktif dalam banyak organisasi dan memiliki rekam jejak yang luar biasa. Seluruh pengalaman tersebut membuatnya menjadi Sekjend BEM KM UGM 2022.

“Aku yakin seluruh pengalaman tadi akan membuat jalan untuk kebermanfaatan bagi banyak orang dan aku bersyukur punya banyak cerita yang bisa aku bagikan,” ujar Tito.

Peran Penting BEM Bagi Mahasiswa

BEM bisa dianalogikan sebagai lembaga eksekutif Indonesia pada tingkatan mahasiswa di kampus. Dalam sebuah kelompok masyarakat siapapun entitasnya dibutuhkan sosok pemimpin yang mengaturnya. Seperti menampung minat bakat, menjadi wadah pengembangan diri dan banyak aktivitas lainnya.

Lantas, muncul pertanyaan mengapa hal tersebut tidak dilimpahkan kepada pihak kampus saja. “Karena mahasiswa belum punya hubungan yang dekat dengan pihak universitas dan peranan tersebut dapat dilakukan oleh BEM serta sebaliknya dari universitas kepada mahasiswa," ujar sang Sekretaris Jenderal.

Perjalanan sebagai lembaga eksekutif juga tidak lurus-lurus saja, ada banyak halang rintang yang dilewati organisasi ini. UGM memiliki puluhan ribu mahasiswa, sehingga sangat sulit untuk menyalurkan dan mewadahi seluruh keinginan mahasiswa. Hal tersebut membuat BEM kesulitan untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Di sisi lain ada faktor yang cukup mengganggu arah gerak dari BEM, yaitu stigma masyarakat mengenai lembaga ini hanya sebagai tempat pergerakan. Padahal wadah ini mempunyai banyak bidang mulai dari kemahasiswaan hingga kemasyarakatan.

Namun, dengan seluruh cobaan tadi BEM UGM tetap memiliki tujuan besar dan cita yang terus dibawa pada tiap langkahnya, Tito membagi hal tersebut menjadi 3 bagian yaitu tingkatan mahasiswa, masyarakat dan nasional.

Dalam ranah mahasiswa tujuan utama yang dibawa adalah menampung aspirasi, enabler aktualisasi diri mahasiswa dan memberikan keluarga baru bagi tiap anggota yang ada. Dalam segi kemasyarakatan, wadah ini ingin membawakan keberdayaan bagi masyarakat dan menyuarakan permasalahan yang ada. Kemudian, dalam skala nasional adalah mengawal isu-isu yang ada serta memberikan naskah, policy brief hingga memberikan sikap sebagai sirine demokrasi Indonesia.

“Walaupun ranah kami berada dalam ranah eksekutif, tapi apa yang kami bawakan adalah inklusifitas bagi setiap entitasnya,” kata Sandhito Abrar.

 

Referensi: Wawancara

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini