Mengenal TBM Kolong Ciputat, Bukti Nyata Kolaborasi Hidupkan Literasi

Mengenal TBM Kolong Ciputat, Bukti Nyata Kolaborasi Hidupkan Literasi
info gambar utama

#FutureSkillsGNFI

GoodMates, apa yang ada dibenakmu ketika kamu mendengar kata literasi? Hm, pasti banyak dari kita yang akan mengasosiasikannya dengan buku, tulisan, ataupun istilah asing yang ada dalam bidang kebahasaan.

Ya, sebenarnya semua alasan tersebut tidak sepenuhnya salah lho, GoodMates! Karena literasi dapat dimaknai dengan banyak pemahaman, yang salah satunya melalui jawaban yang telah disebutkan sebelumnya.

Jika bisa dirangkum, singkatnya, literasi merupakan kemampuan individu dalam memahami secara runtut dan utuh mengenai suatu informasi yang dapat dilihat, dibaca, dan didengar melalui berbagai macam media. Wah, jika kita telaah sampai di sini, rumit juga ya pemahaman mengenai literasi ini, GoodMates?

Berbicara seputar literasi, apakah pernah terpikirkan olehmu pertanyaan seperti ini, "Ada atau tidak ya, komunitas yang bergerak atau mengabdi dalam bidang literasi?" Jika pernah, maka jawabannya adalah, "Tentu saja ada, GoodMates!"

Yuk, kenalan dengan Taman Bacaan Masyarakat Kolong atau biasa disingkat TBM Kolong, sebuah wadah berkumpulnya jutaan keceriaan, impian, dan ilmu pengetahuan bersama anak-anak dan pegiat literasi di bawah flyover Ciputat.

1. Bermula dari Keresahan, Berbuntut Pengabdian

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Kolong | Foto: Ananda Eka Putri
info gambar

Melansir dari Megapolitan Kompas.com, Taman Bacaan Masyarakat Kolong (TBM Kolong) merupakan ruang literasi terbuka yang digagas oleh Komunitas FISIP Mengajar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada awalnya, Komunitas FISIP Mengajar membentuk satu tim yang terdiri dari lima orang untuk mencari lokasi cikal bakal dibangunnya TBM Kolong, beberapa di antaranya Doni dan Devina.

Dalam prosesnya, Komunitas FISIP Mengajar bertemu dengan Komunitas OI Tangsel, yaitu komunitas yang bergerak dalam bidang kepemudaan dan penggemar dari musisi Iwan Fals. Setelah banyak melakukan diskusi dan proses yang cukup panjang, akhirnya pada 4 Juni 2016, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Kolong Ciputat secara resmi didirikan.

Pada awal operasi, TBM Kolong mengalami berbagai tantangan yang salah satunya adalah keresahan dan masih adanya gangguan dari berbagai macam kelompok masyarakat yang  gamang dan belum sepenuhnya setuju dengan adanya ruang literasi terbuka ini, contohnya Satpol PP dan Komunitas Punk. Akan tetapi, selama proses perjalanannya, kelompok masyarakat tersebut mulai memahami dan mendukung adanya program tersebut.

Eksistensi TBM Kolong saat ini semakin membaik. Terbukti, dengan tingginya minat mahasiswa menjadi sukarelawan dalam mengajar serta berkontribusi memajukan dan memperluas informasi terkait TBM Kolong ini ke masyarakat luas, seperti melalui media sosial, stakeholder, ataupun komunitas lainnya yang bergerak dalam bidang literasi.

Selain itu, TBM Kolong ini sebagai bukti nyata bahwa pendidikan akan benar-benar terasa jika kita peduli dengan kebutuhan masyarakat, terutama mengubah stigma keresahan menjadi sebuah bentuk pengabdian dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

2. TBM Kolong sebagai Sarana Wisata Kolaborasi, Sekaligus Menghidupkan Literasi

Kegiatan Mendongeng Bersama Anak-anak | Foto: Ananda Eka Putri
info gambar

Semakin eksisnya peran TBM Kolong dalam sendi kehidupan masyarakat Ciputat, terdengar jelas ke telinga kaum intelektual, misalnya mahasiswa. Letaknya yang strategis dan berada di tengah sibuknya wajah pinggiran Kota Jakarta, menggugah hati dan rasa penasaran mahasiswa untuk bergabung bersama TBM Kolong ini.

Ananda Eka Putri dan Awaliah Tahta Utami, dua mahasiswi tingkat akhir UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan salah satu dari banyaknya mahasiswa yang turut mengambil peran dalam berkolaborasi untuk menghidupkan literasi bagi anak-anak dan umumnya untuk masyarakat sekitar di TBM Kolong Ciputat.

Ia berdua mengaku bahwa alasan mengikuti kegiatan kesukarelawanan seperti ini karena dirinya memang menyukai kegiatan sosial kemanusiaan. Selain itu, alasan mulia lainnya adalah mereka ingin turut andil dalam menghidupkan literasi di tengah masyarakat agar ilmunya dapat berguna, bermanfaat, dan terasa dalam setiap hela nafas proses perjalanan dari TBM Kolong.

"Alasan awalku ikut menjadi sukarelawan di TBM Kolong karena memang suka kegiatan sosial seperti ini. Sewaktu aku masih menjadi mahasiswa baru (maba), aku sempat mencari-cari komunitas eksternal yang satu visi denganku, kebetulan ada TBM Kolong jadinya aku coba untuk mengenal dan ikut dalam kegiatannya," ucap Eka.

"Kalau aku pribadi, mungkin satu jalan dengan pendapat Eka, ya. Pastinya untuk mengisi waktu luang di sela-sela kesibukan kuliah, mencari pengalaman baru, serta ingin belajar bagaimana rasanya berkecimpung secara langsung di masyarakat," ucap Awal.

Melalui cerita pengalaman Eka dan Awal, ia berdua mengaku bahwa dalam proses perjalanan bersama TBM Kolong selalu menyisipkan berbagai cerita unik, seperti derai-haru, canda-tawa, dan keseriusan anak-anak dalam mempelajari sesuatu hal.

Bahkan, Eka juga menjelaskan bagaimana rasa untuk kembali itu selalu ada dalam benaknya karena menurut mereka TBM Kolong bukan hanya tempat untuk mengabdi, lebih dari itu, ia menganggap bahwa TBM Kolong adalah tempat wisata untuk berkolaborasi dalam menghidupkan literasi di tengah kencangnya arus teknologi yang mendera generasi muda, terutama anak-anak.

3. Selain Bersosialisasi, sebagai Media Kontemplasi

Ekspresi Keceriaan Adik Kecil di TBM Kolong | Foto: Ananda Eka Putri
info gambar

Di sisi lain, Eka dan Awal menjelaskan bahwa perannya kini di TBM Kolong bukan hanya menjadi sukarelawan mengajar saja, melainkan telah menjadi pengurus aktif yang akan mengemban amanah dengan rasa penuh tanggung jawab.

Dari sesi cerita uniknya, Eka juga menjelaskan tentang satu kegiatan yang cukup menjadi pengingat bagi dirinya akan pentingnya keluarga, terutama Ibu, yaitu melalui program hari Ibu yang pernah diadakan di TBM Kolong. Ia mengaku cukup terharu dengan kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak dan para Ibu yang saat itu hadir. Ia juga mengungkapkan rasa syukurnya dapat dipertemukan oleh banyak sukarelawan baik dalam komunitas ini.

"Kalau kegiatan berkesan tentu ada, ya. Terutama saat hari Ibu, dalam memoriku yang lekat adalah ketika para Ibu memeluk dan mengasihi anaknya dengan penuh rasa cinta, di situ aku merasa sangat tersentuh dan merasa haru. Aku juga merasa sangat bersyukur masuk ke dalam komunitas ini karena aku dipertemukan dengan banyak orang baik," ucap Eka.

Kemudian, Awal menjelaskan bahwa informasi mengenai komunitas TBM Kolong dan segala aktivitasnya dapat ditemukan GoodMates melalui Instagram @tbmkolong, ya!

 

Referensi: Wawancara | Megapolitan Kompas

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini