Kolaborasi Perusahaan Teknologi di Indonesia Dorong Generasi Muda Paham Praktik EBT

Kolaborasi Perusahaan Teknologi di Indonesia Dorong Generasi Muda Paham Praktik EBT
info gambar utama

Saat ini komposisi bauran energi nasional di Indonesia masih didominasi oleh sumber daya yang kelangsungannya dipertaruhkan. Karena bukan hanya dari segi ketersediaan, tapi pertentangan mengenai dampaknya terhadap lingkungan di masa depan juga memunculkan perdebatan.

Lebih jelas per akhir tahun 2021, bauran energi nasional yang tersedia dan digunakan di Indonesia masih dikuasai batu bara dengan porsi 38 persen, minyak bumi 31,2 persen, gas bumi 19,3 persen, dan energi baru terbarukan (EBT) 11,5 persen.

EBT masih memiliki porsi paling kecil, dan baru berhasil mencapai separuh dari target porsi bauran energi yang ingin diraih pada tahun 2025 mendatang, yakni sebesar 23 persen.

Menjadi target yang dikejar pencapaiannya, mengingat hal tersebut telah menjadi salah satu wujud komitmen Indonesia, dalam mengimplementasikan inovasi untuk mengatasi resistensi lingkungan, dari berbagai permasalahan yang terus bermunculan saat ini.

Adapun wujud dari bauran energi berbasis EBT yang dimaksud terdiri dari berbagai infrastruktur dan teknologi energi alternatif. Mulai dari PLTS, PLTB, PLTA, BBN, dan lain-lain. Yang perlu dipahami, gerakannya bukan hanya perlu digencarkan oleh pemerintah, tapi upaya yang sama juga perlu dilakukan oleh berbagai pihak terkait baik masyarakat maupun pihak swasta, untuk mendukung pencapaian target yang dimiliki.

Memaksimalkan Pemanfaatan Energi Surya Melalui PLTS Atap

Kontribusi ATW Solar, Huawei Tech Investment, dan Hua Sheng Energy

ATW Solar, perusahaan teknologi multinasional yang memiliki visi serupa dalam mewujudkan kemandirian energi bersih, menjadi salah satu pihak yang mendukung pencapaian target bauran energi berbasis EBT di Indonesia.

Berkolaborasi dengan Huawei Tech Investment dan Hua Sheng Energy, mereka berupaya untuk mempercepat capaian target tersebut bukan hanya dalam bentuk penjualan produk teknologi di bidang yang bersangkutan, melainkan juga dari segi edukasi untuk generasi muda untuk mengenal teknologi EBT yang diproyeksikan akan banyak dipakai di masa depan.

Adapun teknologi yang dimaksud adalah inverter yang lazim digunakan dalam perangkat instalasi panel energi surya, yang kemudian dapat menghasilkan energi listrik. Atau dalam istilah industri pembangkit berbasis EBT, teknologi perangkat ini lebih umum dikenal sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Namun, panel surya yang dimaksud tentu bukan hanya dalam skala besar yang membutuhkan dana atau lahan yang luas, melainkan dalam lingkup yang lebih merata dan lebih memungkinkan untuk diaplikasikan dalam skala yang lebih kecil. Misalnya panel surya yang bisa dipasang di atap berbagai bangunan mulai dari pemukiman, atap fasilitas publik, kantor administrasi dan pemerintahan, hingga properti skala korporasi.

Teknologi pemanfaatan energi surya itu lah yang didukung oleh ATW Solar, Huawei Tech Investment, dan Hua Sheng Energy, melalui produk inverter. Huawei dan Hua Sheng Energy juga menyediakan Exhibition Hall and Training Centre, yang memberikan kesempatan bagi publik khususnya kalangan anak muda untuk dapat lebih mengenal teknologi tersebut, termasuk cara kerja dan perannya dalam konsep energi terbarukan.

Mengenal PLTS Terapung, Ada 3 Proyek yang Sedang Dibangun di Indonesia

Dukung program GERILYA dari Kementerian ESDM

Exhibition Hall and Training Centre | Dok. Mustafa Iman/GNFI
info gambar

Keinginan ATW Solar dan rekanan dalam memperkenalkan teknologi inverter dan panel surya, agar lebih dikenal oleh kalangan anak muda terbukti dari dukungan yang dilakukan terhadap program GERILYA dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Sekadar informasi, GERILYA (Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya) sendiri merupakan program studi independen yang bisa diikuti oleh kalangan mahasiswa di tingkat tertentu. Program ini bertujuan agar anak muda khususnya mahasiswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kompetensi spesifik dan praktis, di bidang energi terbarukan khususnya PLTS Atap.

Melalui agenda Sustainable Future Generation Program, peserta program GERILYA berkesempatan melakukan kunjungan Exhibition Hall and Training Centre yang dimaksud, pada Selasa (26/7/2022).

Dalam kunjungan tersebut, para mahasiswa berkesempatan mengetahui, memahami, dan mengenal inovasi serta teknologi canggih di bidang energi terbarukan khususnya pada Smart PV (Photovoltaik).

Yang mana photovoltaik sendiri memegang peran penting dan memiliki fungsi vital dalam sistem kelistrikan yang dihasilkan dari panel surya. Terlebih, mereka juga bisa mengetahui wujud dan cara kerja teknologi inverter Huawei yang memiliki beberapa keunggulan dari segi fitur.

Beberapa keunggulan fitur yang dimaksud adalah adanya Smart PV Optimizer yang berfungsi meningkatkan efektivitas, dan efisiensi produksi panel surya. Lain itu Inverter on-grid Huawei juga memiliki fitur yang memungkinkan penambahan baterai, untuk memaksimalkan komsumsi listrik dari tenaga surya.

Tak berhenti di situ, fitur yang sama juga dapat digunakan untuk mem-back up beban kritikal di rumah atau bangunan lainnya ketika terjadi pemadaman listrik.

Mimpi Noor Titan untuk Kembangkan Panel Surya bagi Kemandirian Energi Indonesia

Experience yang didapat mengenai energi terbarukan

Bukan hanya teknologi inverter untuk skala residensial, kalangan mahasiswa yang berkunjung ke Exhibition Hall yang ada juga dapat melihat Huawei Smart PV dengan teknologi inverter dan baterai yang bisa digunakan untuk skala industri serta utilitas.

Mereka bisa tahu mengenai pengembangan dari keunggulan teknologi di bidang power electronic dan digital technology seperti cloud, artificial intelligence, dan connectivity. Lebih dari itu, mereka juga bisa memahami bahwa semua kemajuan teknologi yang ada dan dilihat, dapat berperan besar dan menjadi bagian dari visi untuk mendorong percepatan tercapainya target netral karbon.

Bukan hanya bagi kalangan mahasiswa, nantinya gerilyawan di bidang terkait yang datang langsung ke Exhibition Hall untuk memahami lebih luas tentang sistem kerja panel surya akan melihat langsung Smart PV yang digunakan untuk pemasangan panel surya, serta menikmati fasilitas high-technology yang ada.

“Harapannya, kolaborasi kami (ATW Solar) dengan Huawei sebagai salah satu solusi terbaik untuk menciptakan generasi masa depan yang luar biasa, dan memberikan semangat untuk dapat berkontribusi menyelamatkan lingkungan melalui penggunaan energi terbarukan”, ujar Chairiman, selaku Direktur ATW Solar.

2050, Indonesia Bisa 'Panen Raya' Listrik dari 10 Miliar Panel Surya

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

Terima kasih telah membaca sampai di sini