Sirop Bogem, Minuman dari Mangrove yang Jadi Produk Unggulan Sejumlah Desa

Sirop Bogem, Minuman dari Mangrove yang Jadi Produk Unggulan Sejumlah Desa
info gambar utama

Pada tanggal 26 Juli lalu dunia baru saja memperingati Hari Mangrove Internasional. Momentum tersebut diperingati dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya peran mangrove bagi kehidupan.

Tanaman mangrove selama ini memang dikenal punya peran besar bagi lingkungan. Mulai dari menjaga keseimbangan alam, mencegah abrasi, melindungi masyarakat pesisir dari gelombang ombak bahkan tsunami, dan masih banyak lagi. Tapi di samping itu, ternyata belum banyak yang tahu kalau mangrove juga punya potensi besar dari segi nilai ekonomi.

Dari sekian banyak jenis mangrove yang ada di Indonesia, ada satu spesies mangrove yang keberadaanya disertai buah. Buah itu lah yang kemudian bisa diolah menjadi bahan minuman, untuk selanjutnya dijual sebagai produk yang memiliki nilai ekonomi.

Adapun buah mangrove yang dimaksud adalah Sonneratia caseolaris, dan memiliki banyak nama lain di tiap daerah berbeda seperti pidada merah, bogem, berembang, palapat, dan masih banyak lagi.

Bagaimana proses pengolahan buah mangrove tersebut hingga menjadi minuman dan seberapa besar potensinya?

Jejak Mangrove yang Memengaruhi Peradaban Bangsa Nusantara

Mangrove bogem yang kaya manfaat

Buah mangrove bogem/pedada | Bobby Syahronanda/Shutterstock
info gambar

Tanaman dari mangrove bogem banyak ditemui di daerah perairan payau. Buah dari tanaman ini pada bagian dasarnya terbungkus kelopak bunga, berbentuk bola, dan memiliki ujung buah yang bertangkai. Tidak beracun, tanpa diolah menjadi sirop sebenarnya buah bogem bisa langsung dimakan. Buah ini memiliki cita rasa asam dan aroma khas yang menjadi daya tarik tersendiri.

Karena penyebarannya yang merata di berbagai wilayah Indonesia, sebenarnya kesadaran dan usaha membuat sirop dari buah bogem cukup tersebar di sejumlah wilayah tersebut. Beberapa di antaranya adalah wilayah Lampung hingga kawasan pesisir Jawa Timur.

Di Surabaya misalnya, pembuat sirop mangrove bogem dapat dijumpai di Kelurahan Wonorejo. Sementara itu di Gresik, pembuat dan bentuk usahanya dapat dijumpai di Desa Wisata Banyuurip. Sedangkan di Lampung, masyarakat yang berjualan jenis sirop mangrove bogem berada di Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai, Lampung Timur.

Selain sebagai minuman penyegar, salah satu hal yang membuat sirop mangrove bogem banyak diproduksi meski belum begitu populer, adalah karena khasiat yang dipercaya ada dalam kandungannya.

Sirop bogem diyakini memiliki banyak khasiat seperti mengobati panas dalam, sariawan, batuk, dan flu. Minuman ini disebut memiliki kandungan vitamin C yang tinggi dan berfungsi sebagai antioksidan.

Sama seperti sirop pada umumnya, produk sirop mangrove bogem yang sudah diolah dapat dinikmati hanya dengan diseduh dengan takaran sesuai selera menggunakan air biasa.

Sirop dan Minuman Kemasan Tradisional Bernuansa Jadul

Proses pembuatan sirop mangrove

Meski dapat dijumpai di berbagai wilayah dan masing-masing memiliki caranya sendiri dalam mengolah sirop mangrove. Namun secara garis besar pengolahan buah bogem menjadi bahan minuman tersebut hampir sama.

Misalnya pada proses pembuatan yang dilakukan di Desa Margasari, Lampung, produk sirop ini dibuat oleh kelompok wanita tani desa setempat. Awalnya bogem yang sudah matang diambil dagingnya, lalu diremas-remas dengan tangan untuk mendapatkan sari buahnya.

Setelah itu, sari buah tersebut disaring dan direbus sampai mendidih dengan menambahkan air, gula, secang, rosela, dan kayu manis untuk mendapatkan cita rasa yang segar dengan warna yang menarik. Selanjutnya, sirop bogem sudah jadi dan siap dikemas dalam botol kemasan 250 mililiter yang sudah disteril dengan cara perebusan dan siap dipasarkan.

Disebutkan bahwa di desa tersebut, sirop mangrove bogem dengan kemasan 250 mililiter biasa dijual dengan harga Rp8.000 per botol. Penjualannya pun dilakukan dengan dua cara, yaitu dijual secara langsung ke pembeli yang ditemui atau melalui pengecer.

Penting Bagi Kehidupan, Inilah Fungsi dan Fakta Hutan Mangrove

Pemberdayaan dan oleh-oleh khas Wonorejo

Pembuat sirop bogem di Wonorejo | Fena Olyvira/SuperRadio.id
info gambar

Bergeser dari Lampung, hal berbeda dapat ditemui dengen usaha pengolahan sirop mangrove yang ada di Wonorejo. Rupanya di kelurahan ini, ada yang sudah membuat usaha sirop mangrove sejak tahun 2004, bahkan sudah terdaftar dan memiliki hak paten merek serta mendapat sertifikasi halal dari MUI.

Adapun pelaku usaha sirop mangrove di wilayah tersebut adalah seorang pria bernama Soni Mohson. Lebih detail, dengan bahan berupa 1 kilogram buah bogem, ia bisa menghasilkan sekira 2,6 liter atau tujuh botol kaca sirop mangrove bogem berukuran 360 mililiter.

Meski begitu, ia menjelaskan bahwa jumlah produksi sirop yang dilakukan tidak menentu, karena bergantung pada panen buah bogem di wilayahnya. Lebih lanjut, Soni menjelaskan jika ia biasa mengandalkan buah dari hasil panen pengepul bogem yang jatuh ke tanah atau jaring di wilayah hutan mangrove.

“Jadi ada warga sekitar yang setor buah bogem ke saya, lalu nanti di bantu ibu-ibu untuk pengupasan buahnya sebelum kemudian saya olah menjadi sirop,” ujarnya.

Dibanderol dengan harga Rp25 ribu per botol, sirup mangrove bogem ini banyak dipesan pelanggan dari berbagai daerah. Bukan hanya dari kawasan Surabaya atau Jawa Timur, melainkan juga dari Jakarta, Bengkulu, Maluku, Semarang, dan Lampung. Sirop ini kerap dijadikan sebagai oleh-oleh khas Wonorejo.

Satu hal yang menarik, 2,5 persen dari hasil penjualan sirop mangrove bogem rupanya digunakan untuk rehabilitasi mangrove di kawasan tersebut.

Abdul Mughni, Pahlawan Lingkungan Mangrove dari Gresik

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

Terima kasih telah membaca sampai di sini