Bukti Nyata Manfaat Biogas di Sejumlah Desa Jawa Timur

Bukti Nyata Manfaat Biogas di Sejumlah Desa Jawa Timur
info gambar utama

Target mewujudkan transisi energi bersih secara merata di Indonesia memang masih membutuhkan upaya ekstra. Tidak hanya dalam skala besar seperti pembangunan PLT berbasis EBT, transisi dalam skala kecil juga perlu dilakukan, lebih tepatnya dari masyarakat di tingkat desa.

Transisi energi bersih yang dimaksud bahkan bisa dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, dan identik dengan ciri khas desa itu sendiri, yakni peternakan. Dengan memanfaatkan kotoran dari hewan ternak, masyarakat desa memiliki potensi energi alternatif berupa biogas.

Beruntungnya, potensi tersebut sudah terealisasi secara nyata pada beberapa wilayah. Di mana biogas telah diandalkan dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat menggantikan peran gas atau batu bara yang selama ini diambil dari bumi.

Jawa Timur menjadi salah satu Provinsi dengan sejumlah desa yang sudah menjalankan praktik biogas sejak lama. Hal tersebut terbukti dapat memberikan dampak hidup berkelanjutan yang lebih layak bagi masyarakat.

Bagaimana praktik pemanfaatan biogas pada berbagai desa di Jawa Timur?

Universitas Brawijaya Kembangkan Kampung di Kota Malang Ini Menjadi Kampung Biogas

Solusi atas ragam permasalahan lingkungan

Praktik biogas di Desa Argosari | desapedia.id
info gambar

Contoh desa yang pertama memanfaatkan biogas sejak lama adalah Desa Argosari, yang ada di Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Berkat adanya biogas, diketahui jika pola pikir masyarakat desa tersebut menjadi lebih terbuka akan pelestarian lingkungan.

Mereka mulai menghentingkan aktivitas penebangan pohon yang biasanya dilakukan untuk dijadikan kayu bakar. Sebaliknya, karena sudah tidak lagi mencari kayu mereka justru menanami kebun dengan aneka tanaman keras. Khususnya tanaman yang dapat menyimpan cadangan air dalam tanah.

Dampak positif sampingan yang tak kalah penting dari peralihan tersebut, kini debit air sungai di desa Argosari mulai terjaga. Terlebih Argosari dikenal sebagai salah satu desa yang menerapkan prinsip mandiri energi dan air.

Kemudian masih di provinsi yang sama, praktik biogas selanjutnya dapat dijumpai di Desa Medowo, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri. Mengutip penjelasan BBPT, Desa Medowo merupakan salah satu daerah sentra peternakan sapi perah.

Hampir 80 persen penduduk desa tersebut adalah peternak sapi. Di saat bersamaan, besarnya jumlah peternakan sapi menimbulkan limbah kotoran sapi yang jika tidak dimanfaatkan menimbulkan banyak permasalahan. Salah satunya pencemaran air sungai dan saluran irigasi.

Karena itu, sejak tahun 2016 akhirnya program pembuatan instalasi biogas dimulai di desa ini. Hasilnya setelah masyarakat desa menggunakan biogas, pencemaran air sungai di desa tersebut dapat ditekan hingga 90 persen.

Tak berhenti sampai di situ, di Pasuruan ada sebanyak empat desa yang masyarakatnya sudah hampir 100 persen memanfaatkan biogas untuk kegiatan masak-memasak. Biogas tersebut berperan dalam menggantikan elpiji dan kayu bakar.

Adapun keempat desa yang dimaksud terdiri dari Desa Gunung Sari, Ngempring, Cemoro, dan Kumbo, yang berada di Kecamatan Tutur. Lebih detail, di Kecamatan tersebut tercatat ada sebanyak 1.350 unit reaktor biogas yang bisa menyalurkan energi ke sebanyak 1.450 kepala keluarga.

Berdasarkan keterangan di laman resmi Pemkab Pasuruan, menurut keterangan warga penghematan dari penggunaan biogas setiap bulannya bisa mencapai Rp350 ribu hingga Rp450 ribu.

Bionersia, Startup Alumni ITS yang Manfaatkan Biogas untuk Atasi Emisi Karbon

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

Terima kasih telah membaca sampai di sini