Meriahkan 17 Agustus, Lokomotif Listrik Zaman Kolonial Belanda Hidup Kembali

Meriahkan 17 Agustus, Lokomotif Listrik Zaman Kolonial Belanda Hidup Kembali
info gambar utama

PT Kereta Api Indonesia mengoperasikan dua sarana kereta api bersejarah yaitu Lokomotif Bon-Bon dan Kereta Djoko Kendil dari Stasiun Jakarta Kota menuju Stasiun Tanjung Priok, pada Rabu (17/8/2022).

Kegiatan yang bertajuk Kereta Bersejarah Menyapa itu terselenggara dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ini untuk kembali mengenang sejarah kereta api zaman Belanda.

Direktur Utama Kereta Api Indonesia (KAI) Didiek Hartantyo menyampaikan jajaran KAI dan komunitas Indonesia Railway Preservation Society (IRPS) juga mengenakan seragam petugas pada kereta bersejarah untuk mengenang perjuangan para pahlawan.

Di Mana Letak Ujung Rel Kereta Api di Pulau Jawa?

“Pada hari ini, KAI turut serta memperingati HUT ke-77 Kemerdekaan RI bersama seluruh pelanggan melalui perjalanan kereta bersejarah dan berbagai kegiatan lainnya,” tutur Didiek dalam keterangan tertulis yang dimuat Liputan6.

Pada pelaksanaannya, para petugas menyapa pelanggan, membagikan bendera, melakukan perjalanan dengan kereta bersejarah, hingga mengadakan lomba mewarnai bagi anak-anak dengan tema kemerdekaan.

Stasiun Jakarta Kota dan Stasiun Tanjung Priok merupakan dua stasiun yang terkenal penuh sejarah. KAI pun konsisten melestarikan bentuk asli bangunannya dan akan terus meningkatkan layanannya.

“Kegiatan Kereta Bersejarah Menyapa ini merupakan wujud komitmen KAI dalam merawat serta melestarikan sarana dan prasarana perkeretaapian yang menjadi bagian sejarah Indonesia,” jelas dia.

Sejarah lokomotif

Lokomotif Bon-Bon atau Lokomotif Listrik ESS3201 merupakan lokomotif listrik pertama yang beroperasi di Indonesia. Lokomotif ini dijalankan pada 6 April 1925 dalam peresmian elektrifikasi jalur kereta api pada rute Tanjung Priok-Meester Cornelis (Jatinegara).

Jalur kereta listrik di Batavia (Jakarta) ini menandai dibukanya sistem angkutan umum massal yang ramah lingkungan yang juga merupakan salah satu sistem transportasi paling maju di Asia pada zamannya.

Stasiun Ambarawa, Denyut Nadi Kota Militer yang Lama Terlelap

“Lokomotif ini dijuluki Bon-Bon karena dahulu suara klaksonnya berbunyi “boon-boon”,” paparnya.

Sementara itu, Kereta Djoko Kendil pertama kali dioperasikan pada 1938 untuk melayani kereta mewah Nacht Express relasi Surabaya-Yogyakarta-Purwokerto-Jakarta. Kereta Djoko Kendil terdiri dari 2 kereta yang juga diberi nomor baru yaitu IW 3821 dan IW 38221.

“Nama Djoko Kendil diambil dari hikayat seorang putri Kerajaan Brawijaya yang jatuh cinta pada Djoko Kendil, yaitu seorang pemuda dari kalangan masyarakat biasa,” tambah Didiek.

Merawat sejarah kereta api

Menurut Didiek kereta yang diproduksi dari pabrik Beynes di Belanda dan direstorasi oleh KAI di Balai Yasa Manggarai untuk mengembalikan sejarah kejayaannya. Terutama bertepatan dengan hari kemerdekaan RI.

“Setelah direstorasi, kapasitas total Kereta Djoko Kendil yaitu 41 tempat duduk dengan fasilitas balkon, ruang utama, mini bar, ruang santai, dan ruang makan atau ruang rapat,” ucapnya.

Sedangkan Stasiun Jakarta Kota dan Stasiun Tanjung Priok yang dipilih sebagai lokasi melintas kereta bersejarah tersebut, juga merupakan dua stasiun yang penuh sejarah. KAI konsisten melestarikan bentuk asli bangunannya dan akan terus meningkatkan layanannya.

Menghidupkan Kembali Bon-Bon, Lokomotif Listrik Pertama di Indonesia

“Kereta api di masa-masa perjuangan merupakan satu-satunya transportasi yang dapat diandalkan, tidak hanya untuk kepentingan angkutan laskar rakyat perjuangan, tetapi juga untuk angkutan logistik militer serta perpindahan pejabat pemerintah di masa perjuangan,” kata Didiek.

Didiek turut menyampaikan apresiasi kepada para pecinta kereta api yang telah banyak memberikan sumbang saran untuk kemajuan dan pelestarian benda bersejarah kereta api di Indonesia.

Dirinya berharap, perjalanan Lokomotif Bon-Bon dan Kereta Djoko Kendil dapat membangkitkan lagi semangat cinta Tanah Air serta mengenang kiprah kereta api yang telah menemami bangsa Indonesia dari masa penjajahan hingga saat ini.

“Kami sebagai generasi penerus insan kereta api akan terus menjaga dan membangun perkeretaapian sehingga lebih baik lagi dalam memberikan pelayanan kepada seluruh masyarakat. KAI berkomitmen untuk menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik untuk Indonesia,” pungkas Didiek.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini