Pesawat Superjumbo Terbang Dengan Minyak Goreng Bekas

Pesawat Superjumbo Terbang Dengan Minyak Goreng Bekas
info gambar utama

#FutureSkillsGNFI

Jika negara kita memiliki masalah terkait harga dan kelangkaan minyak goreng pada beberapa saat yang lalu, beda cerita dengan negara lain di benua seberang. Mereka bahkan menggunakan limbah minyak goreng sebagai bahan bakar pesawat superjumbonya.

Pada akhir Maret lalu, pabrik pesawat asal Eropa, Airbus, berhasil menerbangkan pesawat superjumbo Airbus A380 dengan menggunakan bahan bakar 100% sustainable. Ini adalah tipe pesawat Airbus ketiga dalam program pengujian pengoperasian pesawat berbahan bakar tersebut dalam kurun waktu satu tahun terakhir.

Hari Jum’at pagi tanggal 25 Maret 2022, pesawat beregistrasi F-WWOW lepas landas dari Bandara Blagnac, Toulose, Perancis pada pukul 08:43 waktu setempat. Pesawat bermesin Rolls-Royce Trent 900 terbang selama 3 jam. Hanya satu mesin saja dari keempat mesin yang dimiliki pesawat itu yang menggunakan 27 ton bahan bakar 100% berkelanjutan tersebut.

Bahan bakar berkelanjutan yang digunakan dalam uji penerbangan tersebut dinamakan HEFA atau Hydroprocessed Esters and Fatty Acids. Bahan bakar ini terdiri dari minyak goreng bekas serta berbagai limbah lemak lainnya. Bahan bakar ini diproduksi oleh perusahan Total Energies dari Perancis. Yang membedakan jenis bahan bakar ini dengan yang lain ialah tidak adanya campuran dengan bahan bakar fosil.

“Ini adalah contoh bagus dari industri dirgantara yang bekerja bersama-sama untuk meraih sertifikasi 100% SAF pada tahun 2030. Bersama, kita telah mendemonstrasikan bahwa pesawat sebesar A380 dapat beroperasi dengan bahan bakar berkelanjutan tersebut.” Kata Francois Pfindel, kepala dari program A380 MAP di Airbus.

Airbus A380 adalah tipe pesawat Airbus ketiga yang melakukan uji penerbangan berbahan bakar berkelanjutan. Sebelumnya pada bulan Maret 2021, dilakukan uji penerbangan pertama dengan bahan bakar 100% berkelanjutan dengan pesawat Airbus A350, dilanjutkan dengan uji penerbangan pada pesawat Airbus A319neo pada bulan Oktober 2021. Selain ketiga uji tersebut, Airbus Helicopters sebagai divisi manufaktur helicopter dari grup industri dirgantara Airbus juga melakukan uji penerbangan dengan bahan bakar berkelanjutan pada helikopter Airbus H225 pada salah satu mesin Safran Makila 2 pada bulan November.

Saat ini, semua pesawat penumpang dari Airbus telah memperoleh sertifikat operasional dengan bahan bakar campuran 50% biofuel, ini merupakan angka tertinggi dari standar sertifikasi.

Pengujian penerbangan berbahan bakar berkelanjutan ini dirasa sangat diperluan karena peningkatan penggunaan jenis bahan bakar ini adalah kunci untuk mencapai net-zero carbon emission pada tahun 2050. Data dari Waypoint 2050 mengindikasikan bahwa bahan bakar berkelanjutan ini berkontribusi sekitar 53% - 71% pada pengurangan karbon.

 

Referensi: Airbus, Simple Flying

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini