Mengenal Singgih Kartono, Pemberdaya Desa yang Angkat Nilai Ekonomi Kayu dan Bambu

Mengenal Singgih Kartono, Pemberdaya Desa yang Angkat Nilai Ekonomi Kayu dan Bambu
info gambar utama

Selama ini ada banyak sosok yang telah melakukan aksi nyata berupa pemberdayaan untuk masyarakat. Dari sekian banyak sosok yang dimaksud, salah satu yang terbilang berhasil dan cukup terkenal di kalangan pegiat pada bidang terkait adalah Singgih Kartono.

Memiliki nama lengkap Singgih Susilo Kartono, pria kelahiran tahun 1968 ini umum dikenal sebagai seorang seniman. Namun lebih dari itu, pria yang merupakan lulusan dari FSRD ITB tersebut telah membawa perubahan besar dan pemberdayaan masyarakat, sekaligus peningkatan nilai ekonomi dari sumber daya yang tadinya memiliki nilai rendah.

Jadi sosok kunci dari tersohornya karya seni bermaterial alam desa hingga ke taraf internasional, Singgih berhasil mengangkat derajat desa di kampung halamannya yakni Temanggung. Bagaimana upaya pergerakan yang telah dilakukan oleh Singgih?

Siswa SMK Asal Temanggung Dipercaya Garap Animasi untuk Stasiun TV Malaysia

Singgih dengan hasil karya dari kayu dan bambu

Singgih pertama kali dikenal lewat terobosan membuat radio kayu dengan label Magno Wooden Radio pada tahun 2004. Kala itu, produk yang memiliki tampilan retro tersebut berkembang menjadi karya yang mendunia.

Karya radio kayu yang dibuat Singgih bahkan ditetapkan sebagai salah satu produk termewah versi majalah Time pada tahun 2008. Coba saja lakukan pencarian di mesin pencari layaknya Google dengan kata kunci ‘Wooden Radio’. Maka produk yang akan muncul paling atas adalah produk dengan label Magno garapan Singgih.

Pada tahun 2019, Singgih diketahui memiliki sekitar 30 karyawan yang berasal dari penduduk desa dalam industri rumahannya. Puluhan karyawan tersebut dipekerjakan untuk memenuhi permintaan radio yang terus datang dari berbagai negara.

Di samping berbisnis, apa yang Singgih lakukan sebenarnya adalah upaya untuk memberdayakan desa yang ada di Temanggung. Namun tak berhenti sampai di situ, ia rupanya masih merasa kurang puas akan kerisauannya mengenai pemberdayaan terhadap potensi desa.

Fakta Sepeda Bambu Spedagi yang Dipakai PM Australia dan Presiden RI

Orang di balik Spedagi dan Pasar Papringan

Pada akhirnya lahirlah terobosan baru berupa karya yang juga memanfaatkan material dari desa. Yakni sepeda dengan rangka yang dibuat dari bambu. Sepeda tersebut yang kemudian saat ini dikenal dengan nama Spedagi.

Tak dimungkiri, jika awalnya Singgih terinspirasi akan sepeda bambu karya Craig Calfee dari Amerika Serikat. Bukan hanya terbuat dari bambu, sepeda dengan desain tersebut dibuat dengan metode kerajinan tangan.

Sadar jika di kampung halamannya terdapat sumber daya baik dari alam dan kreatifitas kerajinan yang berpotensi menghasilkan produk serupa, ia akhirnya memulai proses pembuataan sepeda bambu.

Pengembangan desainnya sendiri dimulai awal tahun 2013, sampai akhir tahun 2014 kegiatan produksi dimulai. Hal tersebut berjalan seiring penyempurnaan berkelanjutan dalam hal desain dan proses produksi.

Terkenal ke berbagai negara seperti AS, Eropa, Jepang, Korea Selatan, dan masih banyak lagi. Sepeda ini juga yang nyatanya digunakan pada saat Presiden RI Joko Widodo bersepeda bersama dengan Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, di kawasan Kebun Raya Bogor.

Lebih lanjut, sepeda bambu Spedagi sendiri bukan hanya wujud produk berbasis sumber daya desa, namun juga menjadi pemicu awal dari lahirnya gerakan Revitalisasi Desa Spedagi, yang melahirkan destinasi wisata Pasar Papringan.

Pasar Papringan dan Upaya Revitalisasi Desa yang Gairahkan Perputaran Ekonomi

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

Terima kasih telah membaca sampai di sini