Dari Asian Games, Sejarah TVRI Mewarnai Pertelevisian Indonesia

Dari Asian Games, Sejarah TVRI Mewarnai Pertelevisian Indonesia
info gambar utama

Sejarah TVRI telah dimulai sejak berdekade-dekade lampau saat Indonesia pertama kali menancapkan tonggaknya di dunia pertelevisian. Stasiun televisi milik pemerintah itu mengawali eksistensinya dari ajang Asian Games hingga akhirnya TVRI merayakan ulang tahunnya setiap tanggal 24 Agustus.

TVRI telah eksis sejak awal kehadiran televisi di Indonesia. Televisi yang banyak diandalkan masyarakat negeri ini sebagai sarana informasi, pendidikan, dan hiburan tidak muncul secara tiba-tiba, namun ada perjalanan panjang di baliknya.

Perjalanan panjang dunia pertelevisian Indonesia itulah yang selalu diringi oleh TVRI. Sejarah TVRI mencatatkan mereka sebagai statisun televisi pertama yang ada di Indonesia. Seiring berjalannya waktu keberadaanya TVRI senantiasa mewarnai linimasa perjalanan bangsa Indonesia dari waktu ke waktu dan kehadirannya terus bisa dinikmati hingga sekarang.

Melihat Manfaat Migrasi Televisi Digital untuk Masyarakat

Sejarah TVRI Bermula dari Asian Games

Indonesia tidak langsung memiliki stasiun televisi sejak resmi menjadi negara berdaulat pada 1945. Gagasan untuk mendirikan stasiun televisi nasional baru muncul sekitar delapan tahun kemudian. Berdasarkan catatan Historia.id, pada 1953 Departemen Penerangan menyampaikan usulan agar Indonesia memiliki stasiun televisi nasional.

Saat itu, pesawat televisi sudah dikenal meski belum digunakan secara masif. Perusahaan-perusahaan asing sudah berlomba-lomba memasarkan perangkat keras televisi di mana salah satunya sempat dipamerkan di ajang Jakarta Trade Fair 1955.

Bukan hanya Departemen Penerangan, usulan agar Indonesia membangun televisi juga disampaikan oleh pesepak bola nasional sekaligus penyiar Radio Republik Indonesia, R Maladi. Dalam usulannya, Maladi berargumen kepada Presiden Sukarno bahwa televisi akan membantu penyelenggaraan Pemilu 1955. Namun, usulan itu ditolak karena alasan ekonomi.

Membangun stasiun televisi di masa itu bukanlah perkara mudah. Butuh sumber daya yang tidak sedikit, khususnya dalam hal pendanaan. Pemerintah melihat biaya membangun stasiun televisi terlalu mahal sehingga tidak bisa dilaksanakan.

Setelah penolakan tersebut, wacana pendirian stasiun televisi nasional sempat tenggelam. Bersamaan dengan itu, Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah Asian Games 1962. Di sini, pintu bagi pendirian stasiun televisi nasional baru terbuka kembali.

Sebagai tuan rumah, Indonesia bergerak untuk memastikan gelaran Asian Games berjalan dengan baik. Untuk itu, sebagaimana dilansir Kumparan.com, pada 1961 pemerintah berencana menjadikan media massa, khususnya televisi, sebagai bagian dari penyelenggaraan Asian Games.

Pemerintah benar-benar memulai langkah pertama pendirian stasiun televisi nasional dengan menerbitkan Surat Keputusan (SK) Menteri Penerangan Nomor 20/SK/M/1961 tentang pembentukan Panitia Persiapan Televisi (P2T). Stasiun televisi nasional diharapkan mampu membantu agar Asian Games bisa disaksikan masyarakat luas sekaligus menampilkan citra Indonesia kepada dunia.

Asian Games dimulai lewat upacara pembukaan pada 24 Agustus 1962, dan pada tanggal itu pula TVRI secara resmi mengudara. Momen ini menjadi dasar dari ditetapkannya 24 Agustus sebagai Hari Ulang Tahun TVRI.

Sebelum pembukaan Asian Games, TVRI sudah lebih dahulu melakukan siaran uji coba pada 17 Agustus 1962 dengan menayangkan siaran langsung pidato Presiden Sukarno dalam peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka. Selama Asian Games berlangsung, TVRI menayangkan berbagai pertandingan.

Siaran pertandingan Asian Games dilakukan mulai pagi hingga sore hari. Pada malam harinya, TVRI menyiarkan siaran tundanya mulai pukul 20.45 sampai 23.00 WIB.

Mengudaranya TVRI adalah pencapaian gemilang yang dimiliki Bangsa Indonesia. Bagaimana tidak, adanya TVRI menjadikan Indonesia menjadi negara keempat di Asia yang memiliki stasiun televisi. Sebelum Indonesia, kala itu baru Jepang, Filipina, dan Thailand yang mempunyai stasiun televisi di Asia. Jepang menjadi yang pertama lewat NHK di tahun 1953, yang diikuti Filipina dengan DZAQ-TV di Filipina beberapa bulan setelahnya. Thailand lalu menyusul dengan mendirikan Modernine TV pada 1955.

Lantas, bagaimana nasib TVRI selepas berakhirnya Asian Games?

Hal yang dilakukan TVRI adalah menayangkan film produksi Pusat Film Negara (PFN) dari Senin hingga Jumat. Terhitung 2 November 1962, TVRI juga menyiarkan program rutin setiap hari, utamanya program yang berisi kebijakan, berita, dan informasi pemerintah. Sebagai televisi milik negara, TVRI menjadi alat pemerintah untuk menyosialisasikan program dan menyebarkan aneka informasi yang dirilis oleh pemerintah.

Kilas Balik Sejarah Televisi Indonesia

Perubahan Wajah TVRI

TVRI menguasai dunia pertelevisian dengan menjadi satu-satunya stasiun televisi di Indonesia sebelum televisi swasta mulai bermunculan sejak akhir 1980-an. Seiring dengan menjamurnya stasiun televisi swasta yang lebih komersil, TVRI mulai tersaingi dan pamornya terkikis.

Masa kelam TVRI berlangsung hingga era 2000-an. Di tengah kepungan stasiun televisi swasta, TVRI kurang digemari masyarakat karena dianggap kuno dan tidak mampu membawakan materi siarannya secara segar dan menarik layaknya stasiun televisi swasta. Situasi ini baru berangsur berubah mulai 2017 bersamaan dengan masuknya orang-orang baru di jajaran direksi.

TVRI bergerak menghadirkan konten-konten siaran menarik minat masyarakat. Misalnya, dari catatan Cnnindonesia.com, pada 2018 TVRI mendapatkan mendapat hak siar turnamen International Champions Cup yang mempertandingkan klub-klub sepakbola top dunia. Pada tahun yang sama, TVRI juga menayangkan English Football League Championship (kompetisi kasta kedua Liga Inggris) dan Piala Liga Inggris,

Langkah TVRI untuk menggaet penggemar olahraga berlanjut pada 2019. TVRI menayangkan English Premier League lewat kerjasama dengan Mola TV. Langkah cemerlang TVRI lain adalah mengamankan hak siar 10 kejuaraan bulutangkis terkemuka internasional. Strategi ini terbilang baik mengingat Indonesia adalah negara dengan penduduk yang sangat menggemari sepakbola dan bulutangkis.

Gebrakan TVRI lain di bidang konten adalah ditayangkannya film-film dokumenter milik Netflix mulai pertengahan 2020. Di awal penayangannya, film-film Netflix tayang tiga kali sepekan, yakni tiap hari Rabu, Sabtu, Minggu. Dengan demikian, TVRI tercatat sebagai stasiun televisi pertama di dunia yang menayangkan konten Netflix. Hal ini terwujud berkat kesepakatan antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Netflix yang merupakan bagian dari program Belajar dari Rumah.

Dihadirkannya konten-konten baru nan segar tidak hanya ditujukan kepada pemirsa dalam negeri. TVRI tidak ketinggalan melebarkan sayap untuk menjangkau pemirsa internasional. Oleh karena itu, TVRI merintis saluran TVRI World yang sekaligus juga menjadi upaya TVRI untuk membuat Indonesia lebih dikenal dunia internasional lewat televisi publik.

TVRI World dapat diakses melalui layanan live streaming mulai Januari 2021 lalu. Beberapa program yang dapat disaksikan di antaranya Coffee Break with Ambassador yang konsepnya mirip seperti program The Diplomat yang ditayangkan Arirang World Korea Selatan dan English News Service. Ada pula konten lokal yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris seperti Pesona Indonesia, Inspirasi Indonesia, Anak Indonesia, dan Kuliner Indonesia.

Di samping meremajakan konten, TVRI tidak lupa melakukan rebranding. Perubahan yang tampak paling signifikan tampak dari diadopsinya logo baru pada 29 Maret 2019. Logo TVRI yang baru tampak lebih modern, simpel dan bernuansa kekinian Alhasil, wajah TVRI pun berubah drastis sekaligus menghapus citra kuno dan ketinggalan zaman.

Pengaruh Penayangan Televisi terhadap Perkembangan Pola Pikir Anak Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

Terima kasih telah membaca sampai di sini